Menjalin asmara bertahun-tahun tak menjanjikan sebuah hubungan akan berakhir di pelaminan.
Begitulah yang di alami oleh gadis bernama Ajeng. Dia menjalin kasih bertahun-tahun lamanya namun akhirnya di tinggal menikah oleh kekasihnya.
Namun takdir pun terus bergulir hingga akhirnya seorang Ajeng menikahi seorang duda atas pilihannya sendiri. Hingga akhirnya banyak rahasia yang tidak ia ketahui tentang suaminya?
Bagaimanakah Ajeng melanjutkan kisahnya??
Mari kita ikuti kisah Ajeng ya teman2 🙏🙏🙏
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🙏. Mohon jangan di bully, soale Mak othor juga masih terus belajar 😩
Kalo ngga suka ,skip aja jangan kasih rate buruk ya please 🙏🙏🙏🙏
Haturnuhun 🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Tuduhan
Bhumi langsung menuju ke kost Ajeng setelah gadis itu menghubunginya. Tak sampai lima menit, lelaki yang masih mengenakan seragamnya itu pun tiba di kost Ajeng.
Langkahnya terburu-buru memasuki area kost Ajeng. Ega yang melihat kedatangan Bhumi pun memberi tahu Ajeng.
"Jeng, bapaknya Khalis datang nihhh!", kata Ega sambil menunjuk Bhumi dengan dagunya.
Bhumi pun tiba di depan kamar Ajeng. Di lihatnya gadis kecil kesayangannya tidur sambil memeluk boneka milik Ajeng yang kebetulan sama persis seperti milik Khalis di rumah.
Bhumi melepaskan sepatunya dan menghampiri Ajeng juga Khalis.
"Alhamdulillah, ternyata Khalis di sini. Aku hampir saja melaporkan ke polisi karena Khalis hilang", kata Bhumi lega. Lelaki itu mengusap kepala Khalis dengan lembut.
"Khalis ke sini sendirian mas tadi agak siang. Maaf mas, tadi aku sama Ega sempat anterin ke rumah. Tapi warung sama rumah sepi. Bahkan tetangga pun ngga ada yang bisa di tanyain, jadi aku bawa Khalis ke sini lagi."
Bhumi mengangguk. Ia paham, ibunya pasti sedang mencari keberadaan Khalis sampai akhirnya warung pun tutup.
"Terimakasih sudah menjaga Khalis! Maaf sudah merepotkan kamu dan Ega", kata Bhumi.
"Ngga repot kok mas. Khalis nurut banget. Tapi maaf...kami harus berangkat kerja, jadi...aku terpaksa telpon mas Bhumi. Soalnya....kasian Khalis kalo di bangunin!", kata Ajeng.
Ega melipat kedua tangannya di dada. Ia perhatikan sahabatnya itu berbicara dengan Bhumi.
Bhumi tipe laki-laki yang bersuara tegas tapi juga tidak terkesan galak! Entahlah, itu yang bisa Ega nilai dari Bhumi.
"Aku bawa Khalis pulang ya biar kalian juga bisa berangkat kerja." Ajeng pun mengiyakannya dengan anggukan.
Bhumi berhasil menggendong Khalis dalam dekapannya.
"Sekali lagi makasih ya Jeng, Ega!", kata Bhumi.
Ajeng dan Ega yang sudah menggendong tasnya pun lagi-lagi menjawab sahutan yang sama.
Ketika mereka akan keluar, Bu Tini dan beberapa tetangganya melihat keberadaan Khalis dan Bhumi. Jangan lupa, ada dua gadis cantik di sana.
Bu Tini mempercepat langkahnya hingga ia tiba di depan Khalis dan Bhumi.
"Ibu....!"
"Bisa-bisanya Khalis di sini, Mi?", tanya Bu Tini.
"Tadi Khalis ngikutin Ajeng sama Ega Bu, makanya bisa sampai di sini!", jawab Bhumi.
Bu Tini menatap dua gadis muda yang menatapnya.
"Kamu mau culik cucu saya ya, iya?"
"Astaghfirullah ibu! Jangan asal tuduh sembarangan!", mendadak Bhumi merasa malu mendengar tuduhan kepada Ajeng dan Ega.
"Ah elah Bu...mana ada model kaya kita mau nyulik! Liat baik-baik ya Bu, kami kerja di sini walaupun mungkin gajinya ngga kaya pengusaha. Tapi mana mungkin ada tampang penculik di wajah kami! Jangan main tunjuk ada dong!", Ega yang mudah marah itu menatap nanar Bu Tini.
"Udah Ga, jangan memperkeruh keadaan!", kata Ajeng.
"Maaf ya Bu, kami tadi sempat mengantar Khalis tapi di rumah sepi, makanya kami bawa....''
"Halah itu kan bisa-bisanya kamu aja!", sahut Bu Tini.
Ajeng tak mau berdebat apalagi dengan perempuan yang jauh lebih dewasa itu. Yang ada nanti malah makin ramai dan runyam.
"Ibu, jangan seperti itu! Ajeng, tolong maafkan ibuku!", kata Bhumi dengan wajah memelas.
Ajeng hanya tersenyum tipis seolah ingin mengatakan bahwa ia setuju-setuju aja ucapan Bhumi.
Bu Tini pun mendahului Bhumi yang sedang menggendong Khalis.
Setelah semua bubar, Ajeng dan Ega pun meluncur ke tempat mereka bekerja.
"Ngomong-ngomong nih ya, Mas Bhumi tuh ganteng lho Jeng!"
"Namanya lak-laki ya ganteng lah!"
"Kasian besok ya kalo mas Bhumi nikah lagi, apa ngga mati berdiri tuh istrinya punya mertua kaya Bu Tini!"
Ajeng hanya menggeleng pelan mendengar ocehan Ega.
💐💐💐💐🌸
terimakasih 🙏
km tuh cm gede mulut doank resti... tpi kenyataan nol besar... krja gaji cm cukup buat beli make up... tpi songongmu g ktulungan...
biar tau rasa tuh ibumu yg pilih kasih...