NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Senja

Cinta Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: LaLibra

Di dalam hening dan gelapnya malam, akhirnya Shima mengetahui sebuah rahasia yang akan mengubah seluruh hidupnya bersama Kim

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaLibra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong aku Mas!!!

Shima tersadar dan mencoba mengumpulkan ingatannya. Shima melirik jam yang tergantung di dinding. Jam menunjukkan pukul 4 dini hari. Shima tersadar jika ini bukan kamarnya. Ia mencoba mengingat ingat apa yang sebelumnya terjadi. Setelah mengingat semuanya, seketika Shima melirik ke arah sampingnya. Nampak Cello tertidur pulas, bagai bayi yang tidak berdosa.

Dengan berjalan tertatih, Shima berjalan meninggalkan kamar Cello. Sampai dikamarnya, Shima menumpahkan tangisnya. Cello bukan hanya menyakiti hatinya tapi juga fisiknya. Mereka memanglah suami istri tapi bukan cara seperti ini yang diinginkan Shima.

Shima membersihkan dirinya lalu keluar untuk membeli sarapan dan menghirup udara pagi dari pada terus memikirkan kejadian semalam.

Di lain tempat, Cello membuka matanya. Cello mencoba mengumpulkan kesadarannya yang tercecer di setiap sudut kamarnya. Saat ia mulai mengingat semuanya, Cello menengok ke sampingnya, dan Shima sudah tidak ada disana. Cello meraup wajahnya kasar seraya merapikan tempat tidurnya yang menjadi saksi betapa kejamnya Cello kepada Shima yang sudah memohon beberapa kali untuk menghentikan kesakitannya.

Saat hendak mengganti seprai, Cello mendapati noda merah disana. Cello menyesali perbuatannya dan khawatir bagaimana jika nanti Shima hamil.

"Ahh.. Tidak tidak.. Bukannya dia pernah melakukannya dengan Kim? Bisa jadi nanti dia hamil anak Kim. Tapi noda ini?? Aku yang pertama untuk Shima?? Tidak tidak...Shima tidak mungkin hamil anakku. "

Setelah membersihkan kamarnya, Cello keluar kamar dan mencari keberadaan Shima. Ia tak mendapati batang hidung Shima meski sudah mencari ke seluruh penjuru rumah.

Hingga fajar menyingsing Shima membuka pintu rumah dari luar, dengan membawa dua bungkus nasi uduk.

"Dari mana saja kamu? " Tanya Cello dingin.

"Aku dari luar mas, cari sarapan. Mas mau makan sekarang? "

Shima sebenarnya masih takut pada Cello, namun pikiran dewasanya menuntunnya untuk tetap baik-baik saja karena ia berfikir Cello memang suaminya walau caranya salah, ya sudah, toh sudah terjadi.

"Dapat uang dari mana kamu.? "

"Kemarin siang kak Devan mampir kesini mas. Mbak Santi nitipin kartu ATM buat aku karena mbak Santi tahu, kamu belum ada uang mas. Aku bingung waktu mau ke ATM, karena aku belum hafal daerah sini. Makanya, aku minta tolong mas Kim karena Mas aku tungguin sampai malem gak pulang juga " Ucap Shima menjelaskan.

Dengan tutur kata yang lembut dan halus, Shima melanjutkan perkataannya dengan menyunggingkan senyum manisnya.

"Mas Cello gak usah khawatir. Aku gak akan menodai pernikahan ini. Aku akan setia sama Mas, sampai suatu saat nanti mas membuangku karena bertemu wanita yang mas inginkan."

Cello terdiam menatap wajah ayu Shima. Sebenarnya Shima adalah wanita yang cantik. Rambut sepinggang lurus legam, mata agak sedikit sayu dan mempunyai kumis tipis. Meski kulitnya tidak putih karena dulu sering ke sawah, namun kulit Shima halus tidak ada bekas koreng. Apalagi Shima sekarang sudah mengaplikasikan skincare miliknya. Tidak lama lagi pasti kulit Shima akan berubah jadi bening.

"Ayo Mas dimakan. " Shima menyajikan nasi uduk dipiring untuk Cello.

"Mbak Santi kasih uang berapa.? "Tanya Cello

"Tadi ada sekitar 23 juta mas, aku ambil 3 juta dulu buat keperluan kita. "

"Mana kartu ATM nya.? "

"Ada kok " Shima membuka dompet dan merogoh kartu ATM yang tadi siang dikirimkan Santi.

"Mana ATMnya cepat!!! Jangan bilang mbak Santi apalagi kak Devan. Kalau kamu bilang sama mereka, aku akan buang kamu jauh dari sini. "

"Iya Mas, tapi Mas mau kemana? " Tanya Shima saat melihat Cello menyambar ATM dengan kasar dan hendak beranjak pergi.

Cello menggebrak meja dan membuat Shima terlonjak kaget.

"Kamu gak usah banyak tanya, jangan bertindak seperti kamu yang berkuasa, toh ini sebenarnya juga uangku. Berapa Pinnya? "

"121314" Cicit Shima.

Cello menggenggam kartu ATM tersebut dan melenggang keluar halaman dengan mengendarai mobilnya tanpa memakan sedikitpun nasi uduk yang sudah di sediakan Shima.

Shima merasa sedih dan mengusap air matanya kasar. Shima melanjutkan makannya sendirian.

Tok tokkk tookkk

"Shima.. Mas Cello.. Mursyid datang"

Terdengar suara orang memanggil dari luar.

Shima mencuci tangannya dan langsung membuka pintu rumahnya.

"Mas Kim? "

Tampak Kim memakai celana pendek dan kaos hitam, membuat penampilannya terlihat lebih cool dan manis. Ditambah dengan parfum sebotol yang di semprotkan semua ke seluruh badannya membuat Shima agak pusing.

"Mas Cello nya ada Shima? "

"Mas Cello lagi keluar. Ada apa mas.? "

"Yaah, telat dong. Padahal rencananya aku mau ajak sarapan kalian berdua" Kim memonyongkan bibirnya.

"Ehm.. Mas Kim mau nasi uduk tidak.? "

"Ya mau lah, emang kamu mau traktir aku.? "

"Tunggu sebentar"

Shima masuk kerumah dan menutup pintunya kembali.  Tak lama pintu kembali dibuka, Shima membawa nampan berisi 2 nasi uduk dan air putih.

"Makan diluar sini saja ya Mas, gak usah masuk takut timbul fitnah" Shima tersenyum manis.

"Oke deh, dapat makan gratis ditemenin sama gadis pujaan hati. Iiihh.. Mimpi apa aku semalam"

Kim kelon-jo-tan seperti cacing terkena air sabun.

Shima duduk di teras rumah berhadapan dengan Kim.

Kim sebenarnya grogi setengah mati, tapi ia bisa mengatasi tremornya dengan bertingkah lucu di depan Shima.

"Shima mau tidak jadi pacarku.? "

"Diterima ya sukur kalau gak diterima pura-pura saja mening-go_y" Batin Kim

Uhuuukkk

Shima terbatuk-batuk. Kim sigap memberikan minum kepada Shima

"Hati-hati dong Shima. Maaf ya kalau aku membuatmu terkejut" Kim merasa bersalah pada Shima.

Kim membantu mengusap punggung Shima agar batuknya mereda.

Setelah Shima kembali tenang, Kim menatap mata Shima jauh kedalam kornea matanya. Shima yang di tatap sedemikian rupa, jadi canggung dan salah tingkah.

"Maaf Mas, tapi aku gak bisa. "

" I_iya Shima, aku tadi cuma bercanda kok, hehehe.. Kamu pasti sudah punya pacar ya? Siapa laki-laki yang beruntung itu.?"

Shima hanya tersenyum. Kim tahu senyuman Shima bukanlah senyum yang sesungguhnya. Senyum yang Kim lihat ialah senyum orang yang tampak baik-baik saja di depan tapi menyimpan banyak kesedihan di dalam hatinya.

Setelah adegan sarapan bersama, Kim memutuskan pulang ke indekos belakang.

Hingga malam menjelang, Cello pun tak kunjung pulang. Entah rumah tangga seperti apa yang Shima jalani sekarang ini, tapi ia memilih sabar dan menjalani saja takdir yang Tuhan gariskan padanya.

Shima yang kesepian di rumah sendirian, pada akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan ke pinggir jalan raya menikmati suasana indah kota.

Dengan dress selutut dibalut dengan cardigan, serta tak lupa tas selempang dan rambut dikuncir ekor kuda, Shima menyusuri jalanan kota.

Hingga Shima melihat di sebrang jalan, ada Kim sedang menerima telepon entah dari siapa.

Tak lama setelah itu mobil hitam mewah berhenti di hadapan Kim dan menyodorkan tas hitam besar.

"Siapa sebenarnya mas Kim? Apa dia jadi bandar nar_ko_b_es? " Batin Shima

Shima tak mau ambil pusing dan terus melanjutkan perjalanannya. Sudah cukup Jauh, Shima melangkahkan kakinya menyusuri jalanan malam di kota.

Shima merogoh ponselnya, terlihat jam menunjukkan hampir jam 10 malam. Hampir 2 jam dari saat terakhir Shima keluar dari rumah. Karena takut nyasar, akhirnya Shima memutuskan untuk pulang.

Sesampainya di rumah, Shima mengernyitkan dahinya ketika melihat pintu rumah terbuka lebar.

"Apa ada maling? " Pikir Shima.

Shima bergegas masuk dan alangkah kagetnya saat melihat Cello mengajak beberapa teman lelakinya untuk pesta m*ras di rumahnya. Ada beberapa botol minuman tergeletak dilantai. Ada sedikitnya 3 teman Cello yang ikut berpesta di rumahnya.

Shima mual mencium bau dari minuman ber_al_koh_ol tersebut. Dan saat menyadari ada wanita cantik masuk ke rumah, salah satu teman Cello bangkit menghampiri Shima dengan tubuh sempoyongan.

"Hei cantik, ikut abang yuk, sini duduk sama Abang"

Cello belum sepenuhnya hilang kesadaran tapi dia tidak memperdulikan Shima. Dua temannya yang lain sudah tumbang tak sadarkan diri, sedangkan yang sedang menggoda Shima, yang diketahui bernama Diral tersebut, terus saja menggoda Shima hingga berniat melecehkan Shima.

Diral menyeret Shima dan mendorong Shima hingga telentang di sofa. Shima bangkit dan hendak berlari tapi Diral dengan cepat menyambar tangan Shima dan menghempaskannya kembali.

Shima menangis dan berteriak.

"Mas Cello tolong aku.! "

1
shabiraalea
🌹untukmu kak
LaLibra: terima kasih kakak sayang 🥰
total 1 replies
LaLibra
Bagus, seperti kisah nyata
LaLibra
Hayuk komen yang banyak dong guys!
Blush✨☃️
Jleb!
LaLibra: /Heart/
total 1 replies
Celty Sturluson
Aku jadi pengen jadi tokoh di cerita ini!
LaLibra: 🥰
terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!