Nara harus sedia menjadi pemuas hasrat Kakak tirinya, mewujudkan semua keinginan jahat serta menyiksa dari Noah. Kehidupan Nara yang sempit serta tidak berdaya sangat Noah andalkan untuk membuat Nara menjadi miliknya.
"Hentikan, Kak.. hentikan semua ini!" teriak Nara disaat tubuh Noah terus berpacu menikmati setiap adegan panas yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Hujan deras mengguyur kota Jakarta siang ini, Noah masih dalam perjalanan membawa Nara pulang menuju Mansion. Noah melihat ke arah Nara yang tengah tertidur pulas, terlihat sangat jelas sepertinya lelah seharian terus belajar di sekolah. Karna hujan semakin deras Noah tidak terus melanjutkan perjalanannya, ia menepi dipinggir jalan.
Mata Noah melihat sebuah penginapan disebelah, ia rasa mungkin lebih baik membawa Nara untuk menginap disana dulu sambil menunggu hujan reda. Disaat Noah ingin melepas seatbelt malah mendengar suara ponsel Nara terus berbunyi. Noah mengira jika mungkin saja Jack atau Clara yang menghubungi, tapi karna terus saja berbunyi membuat Noah perasaan.
Pelan-pelan Noah mengambil ponsel Nara dari tangan wanita itu, tertera nama Zero disana. Noah yang sangat penasaran dan ia juga kesal mengapa ada pria yang bisa menelepon Nara. Apakah selama ini wanita cantik disampingnya sering bertelepon dengan pria lain.
"Halo, Nara. Aku sudah menunggumu di Cafe, apakah kau bisa datang untuk mengerjakannya tugas bersama?"
Sekarang Noah tahu apa penyebab pria asing terus menelpon Nara, ia tersenyum sinis sembari mengelus pipi Nara yang masih tertidur pulas.
"Ini aku, Kakak Nara. Kerjakan saja sendirian tugas itu, urusannya besok kau bicarakan padaku." Ucap Noah, tanpa basabasi langsung mematikan panggilan itu secara sepihak.
Itu berarti jika mungkin tadi Noah tidak sempat menjemput Nara maka wanita kesayangannya ini akan pergi dengan pria yang bernama Zero.
"Sempat kau pergi dengan pria lain selain aku... maka aku akan membunuhmu!" Tanpa sadar Noah sampai menyakiti pipi Nara.
Nara terbangun dari tidurnya karena merasakan sakit yang luar biasa, ia terkejut melihat Noah yang menatapnya sangat tajam.
"Kak, sakit.." Nara berusaha melepaskan tangan Noah yang mencengkram pipinya.
"Jelaskan padaku, siapa pria yang bernama Zero itu? Dia menunggumu di Cafe, apa dia pacar barumu?!" Bentak Noah sampai tubuh Nara tersentak kaget.
Mati-matian Nara menahan rasa sakit yang luar biasa, sudah lama sekali tindakan kasar ini tidak pernah Noah berikan padanya.
"Lepas, Kak.." Lirih Nara, ia memohon dengan wajah yang sangat menyedihkan. Sampai Noah perlahan melepaskan dirinya, ia membuang napas secara kasar karna sebal.
"Jelaskan padaku siapa itu Zero?" Noah mengulangi lagi pertanyaannya, tapi kali ini lebih lembut tidak marah seperti tadi.
"Zero hanya teman sekelasku saja, Kak. Dia mengajakku ke Cafe untuk mengerjakan tugas bersama, sudah itu saja." Nara menjelaskan semuanya secara detail tanpa kebohongan sedikitpun.
Mata tajam Noah terus menatap Nara penuh menyelidiki, mencari celah kebohongan. Tapi, yang ada malah Noah melihat raut kesedihan dan ketakutan dari Nara. Langsung Noah memeluk erat Nara, terus mengecup pucuk kepala Nara penuh kasih.
"Kakak minta maaf.." Ucap Noah disaat melera pelukannya, ia terus mengusap wajah Nara dengan tangannya.
Nara menganggukkan kepala saja, ia kembali memeluk Noah sangat erat memastikan jika sang Kakak sudah tidak emosi lagi padanya.Bahkan Noah sendiri tidak tahu mengapa ia mudah sekali tidak terkendali jika itu semua tentang Nara. Rasa takut dan cemburu melihat Nara bersama pria lain membuat Noah menjadi tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri.
"Kak, kenapa kita berhenti disini?" Tanya Nara kepada sang Kakak, melihat kearah luar jendela menunjukkan sebuah penginapan.
Noah mengambil payung dibangku belakang, sembari membuka seatbelt ia menjelaskannya kepada Nara. "Hujan terlalu deras, sepertinya akan beresiko jika terus melanjutkan perjalanan. Jadi, kita berteduh dulu disana."
Sebenarnya Nara masih bingung terlebih lagi mengapa Kakaknya itu memilih sebuah penginapan untuk berteduh. Kan bisa saja di sebuah Restoran atau bahkan tempat lain, mengapa harus penginapan.
"Turun.." Tiba-tiba saja Noah sudah membuka pintu untuk Nara, pria itu sudah berada diluar mobil.
Mata Nara sampai mengerjap melihat sang Kakak yang bergerak sangat cepat. Nara cepat-cepat membuka seatbelt lalu berlalu keluar mobil dengan dibantu Noah tentunya. Mereka berjalan beriringan menuju penginapan tersebut, Noah selalu memastikan agar tubuh Nara tidak terkena hujan sedikitpun.
Memegang lengan Nara hingga sangat dekat dengannya, sampai Nara gugup setengah mati. Sambil melangkah bersama mata Nara sesekali melirik kearah Noah yang fokus dengan jalannya.
"Romantis sekali seperti di drama yang sering Nara lihat.." Gumam Nara didalam hati, semua perasaannya sangat berbunga hari ini karna semua perbuatan manis Noah.
~
Noah mengajak Nara untuk masuk kedalam ruangan yang telah ia pesan. Nara gugup sekali disaat masuk kedalam kamar bersama dengan Noah, ia seperti sepasang kekasih yang akan melakukan sesuatu hal saja.
"Alasan kedua yang membuatku mengajakmu untuk berteduh disini adalah... karna aku menginginkan mu." Ucap Noah sangat serius.
Kedua mata Nara membola sempurna. "Disini?" Nara bertanya sembari menatap sang Kakak yang tengah sibuk membuka kancing kemejanya.
Noah mengangguk mantap, ia menarik tangan Nara karna wanita itu ingin menghindar darinya. Dengan posisi Nara membelakangi Noah maka pria itu terus mengecup area leher bagian belakangnya.
"Kau mau kemana, hem? hasrat yang aku rasakan hari ini... tidak akan meloloskan dirimu begitu saja." Suara Noah sudah terdengar sangat berat, menandakan pria itu sudah bergairah.
tp saya bingung Nara itu saudara tiri atau adopsi??