Ambil Saja Suamiku

Arga masih tidak percaya jika mantan istrinya akan hamil secepat ini.

" Kenapa selama denganku Nina tidak kunjung hamil , apa ada yang salah denganku ". Arga tentu saja takut , karena Kiran juga tidak hamil - hamil.

Arga menuju kamar Kiran....mereka sudah tidur terpisah , berangkat dan pulang kerja pun mereka sendiri - sendiri.

Urusan makan juga masing - masing, entah seperti apa rumah tangga yang di jalani Arga bersama Kiran. Mereka hanya hidup serumah tanpa mencampuri urusan masing - masing.

" Ran ". panggil Arga baik - baik.

" Apa ?" jawab Kiran ngegas. tapi Arga tidak terpancing , ia masih butuh jawaban dari Kiran....jadi ia tahan amarahnya.

" Aku mau tanya , jawab yang jujur ".

" Buruan !! masih ngegas.

" Selama ini apa kamu memakai KB Ran ?".

" Tidak ".

" Benarkah ,kamu tidak membohongiku ?".

" Tidak, buat apa.....tidak ada untungnya buat aku , lagi pula buat apa aku KB , aku tidak akan bisa hamil lagi ....rahimku sudah di angkat , apa itu yang kamu takutkan, kamu takut aku hamil anak kamu ??....cih tidak sudi ".

" Mau makan apa anak kita nanti , hidup kamu aja susah begini, beruntung aku tidak punya rahim , jadi tidak harus hamil anak kamu ".

Arga mengepalkan tangannya....meski jawaban Kiran membuatnya lega karena berarti itu ia tidak mandul , tapi mendengar Kiran tidak sudi hamil anaknya membuatnya marah juga.

" Baguslah ". Arga keluar dari kamar Kiran...bersamaan ia mendapat telpon dari Mama Arum agar pulang ke rumah.

Arga segera menaiki motornya menuju rumah kedua orang tuanya.

" Ma ".

" Kamu itu Ar , enggak pernah mau ngucap salam kalau masuk rumah ".

" Iya , maaf lupa....Assalamu'alaikum ".

" Wa'alaikumussalam ". " Mau kemana kamu , Mama dari tadi menunggu disini ,mau mengajak bicara kamu , tapi kamunya malah mau masuk ke dalam ?".

" Mau makan dulu Ma , Arga lapar ". Arga terus melenggang masuk , Mama Arum pun akhirnya mengikuti putranya masuk ke dalam.

" Kebiasaan kamu Ar , tiap ke sini yang di cari selalu makanan dulu , menanyakan kabar Mama dan Papa saja tidak ".

" Uhukk...uhukk ".

" Makan pelan- pelan Ar , kamu seperti orang yang tidak makan seminggu saja ". Mama Arum menyodorkan air minum pada Arga.

" Mama sih dari tadi ngajak ngomong terus, jadi aku tersedak Ma....Aku memang kurang makan Ma , makanan beli rasanya kurang nampol di banding makanan rumahan ".

" Beli terus , istri barumu itu tidak bisa masak apa tidak mau masak Ar ?".

" Dua - duanya Ma ". sambil makan , Arga menjawab pertanyaan Mama Arum...kalau tidak di jawab pasti akan salah lagi.

" Huufftt , bagaimana sekarang Ar , apa hidup kamu makin bahagia setelah berpisah dengan Nina ". sindir Mama Arum.

Arga menghentikan makannya , " Tidak sama sekali Ma , aku sangat menyesal , tapi mau kembali pada Nina pun tidak bisa , dia sudah menikah dengan orang lain, bahkan sekarang sedang hamil pula ". Suara Arga makin lirih ketika mengatakan kehamilan Nina.

" Subhanallah, jadi Nina hami....Mama akan jadi nenek dong , lihat Arv, Tuhan tidak tidur , wanita yang kamu sakiti sekarang malah mendapat kebahagiaan yang bertubi- tubi....mendapat suami yang sangat mencintainya , dan sekarang malah di beri kepercayaan untuk memiliki momongan ".

" Kenapa waktu sama aku Nina tidak hamil - hamil ya Ma ".

" Itulah yang namanya kuasa Tuhan , Ar....coba bayangkan jika kalian punya anak , tapi kamunya selingkuh...bagaimana perasaan Nina dan juga anak kalian ".

" Aku enggak selingkuh Ma ".

" Enggak selingkuh bagaimana maksudnya?".

" Aku hanya menikah lagi , bukan selingkuh , meski hanya siri Ma , dan aku juga tidak berbuat zina ".

Mama Arum menepuk jidatnya, di taruh di mana otak putranya itu.

" Menikah tanpa ijin istri itu namanya selingkuh Argaaaaaa.....ihhhhhh Mama kesal sama kamu ".

Bugh......bugh.....

" Aduh....aduh Ma...sudah Ma....sakit ini ".

" Ada apa ini Ma ?". Papa Fandi yang baru masuk kaget melihat istrinya sedang memukuli putranya.

" Anak kamu Pa , dia menikah lagi sama wanita lain tanpa sepengetahuan Nina , terus dia bilang itu bukan selingkuh Pa , menyebalkan kan ?".

" Pantas , kurang keras mukulnya Ma ".

Arga mendengus , Papa nya juga tidak mau membelanya.

" Sudah , Mama jangan mikirin itu lagi, nanti malah jadi darah tinggi, Mama harus sehat , sebentar lagi kan mau punya hajat besar , pasti akan menguras pikiran dan tenaga ".

" Mama mau ngadain hajat apa Ma ?".

" Itu yang mau Mama bicarakan sama kamu , minggu depan ada yang mau melamar Rena , kamu bantu Mama ya Ar ".

" Siapa yang mau melamar Rena Ma , siapa keluarganya, Mama dan Papa jangan sembarangan terima laki - laki yang enggak jelas asal usulnya, biar tidak menyesal ".

" Kita tidak akan salah pilih , seperti halnya saat kamu membawa Nina ke hadapan kita , Kita langsung setuju.....karena hati Mama dan Papa yang memilihnya, bukannya kamu yang salah pilih sekarang ".

Arga merutuki mulutnya yang kelepasan ngomong , yang pada akhirnya dia lah yang kembali kena imbasnya .

" Iya Ma , Arga salah ".

" Jelas salah , meninggalkan batu permata demi batu kerikil , mata kamu siwer , cantikan juga Nina , Mama rasa otak kamu ketinggalan di rumah sampai mau menikahi wanita itu ".

" Sudah Ma , jangan di ungkit terus apa , aku juga sebenarnya mau kembali sama Nina , tapi terlambat sudah ".

" Mama malah setuju Nina sama Aldi , biar dia bahagia , wanita sebaik itu kamu jahatin Ar ". tuh kan , Arga akan terus salah di mata Mama Arum.

" Sekarang bagaimana rumah tangga kamu Ar ?" tanya Papa Fandi.

" Kiran sudah minta cerai Pa ". jujur Arga , mungkin ini saatnya ia mencurahkan segala keluh kesahnya pada kedua orang tuanya, agar bebannya berkurang.

" Lalu atas dasar apa kamu masih mempertahankan dia sebagai istri kamu , karena cinta atau karena ingin dia merasakan penderitaan seperti kamu yang menderita karena di tinggal Nina ". Sebagai laki- laki Papa Fandi merasa tidak ada cinta di mata Arga buat Kiran.

Papa kok tau apa yang aku lakukan.....apa aku terus terang saja ya...

" Aku enggak tau Pa ".

" Jangan kamu menyakiti wanita lagi Ar , ingat adik kamu itu juga seorang perempuan, jangan sampai karena perbuatan kamu , Rena akan menanggung akibatnya ".

" Aku harus bagaimana Pa ?".

" Lepaskan dia , karena niat menikah adalah untuk beribadah, tapi jika niatmu lain l, saran Papa lebih baik kalian bercerai saja Ar !".

" Benar kata Papa kamu Ar , Nina sudah mendapatkan suami yang baik, kamu juga harus move on , carilah kebahagiaan kamu dengan menikahi wanita baik - baik , jangan kamu ganggu kehidupan Nina lagi , Mama dan Papa sudah tidak punya muka lagi jika bertemu dengannya , kami malu dan semua karena perbuatan kamu ".

" Aku minta maaf Pa...Ma..". Kepala Arga tertunduk .

Papa Fandi dan Mama Arum sedikit bisa bernafas lega, sepertinya Arga sudah mulai menyadari kesalahannya......semoga saja.

Bersambung......

Like , Vote dan comment nya ya...