NovelToon NovelToon
Aku Bukan Wanita Simpananmu

Aku Bukan Wanita Simpananmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Pembantu / Chicklit
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Leana seorang aktris yang baru saja terjun ke dunia hiburan tiba-tiba didorong ke dalam laut. Bukannya mati, Leana justru masuk ke dalam sebuah novel yang di mana ia menjadi tokoh pendukung yang lemah. Tokoh itu juga memiliki nama yang sama dengannya

Leana menjadi salah satu simpanan tokoh utama yang telah beristri. Namun tokoh utama pria hanya menganggap ia sebagai alat pemuas hasrat saja. Dan terlebih lagi, di akhir cerita ia akan mati dengan mengenaskan.

Merasa hidup sudah di ujung tanduk, Leana berusaha mengubah nasib tokohnya agar tidak menjadi wanita simpanan yang bodoh dan tidak mati mengenaskan. Di sisi lain Leana juga harus mencari cara agar keluar dari dunia novel ini.

Akankah Leana mampu melepaskan diri dari tuannya yang terkenal kejam itu? Dan bagaimana caranya agar Leana mampu kembali ke dunia asalnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Perawan

Tubuh Leana semakin mengejang. Nafasnya tidak bisa dikendalikan. Ada keinginan yang harus dikeluarkan. Matanya mengisyaratkan ingin keluar dari situasi ini.

"Mari aku bantu untuk menghilangkannya."

Secara tidak sopan Dalton menyesap bibir itu. Bibirnya memainkan bibir Leana dengan lembut. Leana tidak berdaya, sentuhan Dalton terasa nikmat untuk tubuhnya kali ini.

Tangan Dalton membuka resleting belakang Leana dan menurunkan pakaian gadis itu. Leana terkejut ketika bajunya turun dan menampilkan dirinya yang hanya terlihat balutan bra berwarna putih. Pakaiannya masih menutupi daerah bawahnya.

“Jika kau tidak melepaskan ini, ini akan menambah rasa sakit,” ucap Dalton.

Kembali pria itu menciumi leher Leana dan membuka seluruh baju Leana. Kini hanya tersisa Leana dengan balutan bra dan cd. Milik Dalton bangun, pria itu membuka kemeja sambil menciumi bibir Leana.

Semua pakaian Dalton telah terbuka dan hanya menyisakan cdnya saja. Leana menelan ludahnya, kini mereka sudah terlalu jauh. Namun pikirannya kacau, sesuatu dalam dirinya mengajaknya untuk melakukan ini.

Dalton membuka bra Leana hingga menampilkan buah dada yang begitu indah. Seperti kesetanan Dalton menyalakan dua buah dada yang bulat itu. Leana mencengkram kuat bahu Dalton ketika pria itu memutarkan lidahnya di pucuk merah milik Leana.

Dalton terkekeh melihat Leana yang tidak berdaya di bawahnya. Jari jemarinya yang nakal masuk ke dalam selipan CD hingga membuat Leana menggelinjang.

"Ahh." Satu lenguhan lolos dari mulut Leana ketika jari jemari Dalton masuk ke dalam miliknya.

Cd Leana berhasil dilepas oleh Dalton. Kini tubuh Leana sudah telanjang dengan sempurna. Dalton kembali menciumi bibir gadis itu dan meremas kedua dada Leana. Lidahnya turun hingga menghadap ke dalam lembah milik Leana.

Sedikit rasa malu yang ada dalam diri Leana hingga membuat kakinya menutup kembali pahanya yang terbuka lebar. Tetapi Dalton tidak menerima. Tangan kekarnya membuka kedua paha Leana.

Dalton menciumi paha itu secara brutal. Kini kenikmatan ada di depan matanya. Lidahnya dengan bebas bergerak di sana. Leana bingung, perasaan ini baru pertama kali ia rasakan. Sentuhan lidah Dalton di bawahnya membuat seluruh tubuhnya merespons kenikmatan. Alhasil banyak cairan yang keluar dari tubuh Leana.

Waktunya sudah sangat pas. Senyuman terlukis dalam wajah Dalton. Pria itu membuka cdnya hingga menampilkan miliknya yang gagah. Leana menelan air liur. Ini pertama kali dia merasakan ini.

"Aku belum pernah melakukannya," ucap Leana.

Mendengar hal itu membuat Dalton tambah senang. Artinya Leana akan menyerahkan milik berharganya kepada pria di atasnya.

"Setelah ini semuanya akan selesai. Tenanglah, jika sakit cakar saja punggungku."

Milik Dalton perlahan masuk ke dalam Leana. Rasanya sangat ngilu seperti benda tumpul masuk dan menusuk. Leana terkejut dan mencengkram bahu Dalton sekuatnya. Dalton yang di atas masih berusaha masuk ke dalam.

Tangan kekar itu mengusap rambut Leana sembari memaju-mundurkan miliknya agar masuk dengan sempurna. Milik Dalton berhasil masuk dengan sempurna. Tidak ada darah sama sekali, artinya pemanasan yang Dalton lakukan sudah hebat.

Leana merasakan sakit dan nikmat secara bersamaan. Perlahan Dalton menggerakkan miliknya dalam tempat nikmat itu.

"Ahhh." Leana mendesah kenikmatan

Cengkraman di punggung Dalton semakin kuat diiringi dengan gerakan Dalton. Tatapan mata yang diberikan Dalton kepada Leana seolah Leana adalah miliknya. Leana tidak peduli, ia hanya ingin semuanya selesai.

Lenguhan yang keluar dari mulut Leana semakin membesar diiringi dengan hentakan yang Dalton lakukan. Keduanya bagaikan sedang berkuda di tempat yang luas. Mereka berdua sama-sama dipuncak hingga akhirnya Dalton mengeluarkan miliknya di luar. Kasur itu basah dengan milik Leana.

Leana masih terengah-engah. Tubuhnya sangat berkeringat. Cairan putih kental milik Dalton mengenai perutnya. Dalton menatap intens Leana. Entah mengapa rasa kantuk menghampiri gadis itu. Dengan posisi yang masih telanjang, Leana terpejam hingga tertidur.

"Kau tertidur?" tanya Dalton.

Tidak ada jawaban dari Leana. Dalton tersenyum. Kembali ia melakukan hal itu kepada Leana.

......................

Kicauan burung terdengar jelas. Paviliun Dalton memang sering dihinggapi burung-burung kecil. Mata indah Leana perlahan terbuka. Ia memperhatikan ruangan yang terlihat asing. Seluruh gorden masih ditutup hingga terlihat masih gelap.

Bagian bawah milik Leana sangat terasa nyeri. Mungkin di bagian bawah ada bagian yang lecet. Tubuh Leana sangat sulit digerakkan dan rasanya semua tulangnya remuk. Satu hal yang Leana sadari, sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Untuk menggerakkan leher saja Leana tidak sanggup, seluruh tubuhnya bagaikan sesuatu tanpa tulang.

"Sakit," gumam Leana.

Dalam balutan selimut itu Leana kini menyadari bahwa ia tidak sedang memakai apapun. Jantungnya berdegup dengan kencang ketika ingat kejadian semalam. Ia telah berhubungan intim untuk pertama kalinya dengan Dalton.

Rasa jijik menghinggapi diri Leana, bagaimana bisa ia melakukan ini kepada dirinya sendiri. Harusnya ia bisa menahan gejolak itu dan menjauh dari semua malapetaka ini.

Leana tidak tahu berapa ronde yang mereka lakukan sebab pada ronde pertama ia kehilangan kesadaran. Namun jika tubuhnya sesakit ini jelas lebih dari dua.

Dalton sebenarnya sudah sadar, pria itu masih ingin memeluk tubuh gadis ini. Aroma Leana masih terasa memabukkan. Jika tidak mengingat kondisi Leana, ia masih ingin melakukannya sekali lagi pagi ini. Semalam sudah lima kali ia melakukan bagai serigala yang kelaparan.

"Aku membencimu," ucap Leana dengan suara serak.

Suara itu terdengar jelas di telinga Dalton. Pria itu menatap kepala gadis di depannya dengan bingung. Padahal gadis malam ini begitu menikmatinya.

"Kenapa kau membenciku?"

"Kau melakukan ini."

Dalton tertawa kecil hingga membuat Leana merasa jijik. Pria itu mengeratkan pelukannya pada Leana.

"Bukankah suatu malam kau menikmati itu?"

"Aku tidak sadar!" bantah Leana.

"Anggap saja ini kenangan sebelum kepergianmu."

Bagi Dalton ini sudah cukup. Dirinya tidak tahu apakah perasaan ini sudah selesai atau belum. Yang pasti, perasaan itu sudah ia lepaskan selepas mungkin. Hasrat itu sudah ia lampiaskan sebisa mungkin.

Kemungkinan gejolak ini tidak akan muncul lagi, itulah yang diharapkan Dalton. Dengan begitu semuanya akan fokus kepada Anastasia. Ia akan mencintai Anastasia dengan selayaknya tanpa gangguan pikiran apapun.

Pria itu kembali ke sifat awal, tidak peduli akan hal ini. Ia beranjak dari kasur dan masuk ke dalam kamar mandi. Suara pancuran terdengar jelas kurang lebih sepuluh menit. Dalton keluar dengan tubuh yang masih dalam balutan handuk.

"Setelah tubuhmu sehat, bereskan tempat ini dan pulanglah. Besok kau sudah bisa berhenti di sini," ucap Dalton meninggalkan kamar itu.

Leana menangis, sesuatu yang berharga hilang dalam dirinya. Sekuat ia menjaganya tetap hilang. Meski tubuh ini milik Leana dalam novel, Leana tidak menerima.

"Aku akan mengirimmu obat agar tidak hamil, nanti minumlah."

Penderitaan Leana dalam novel harus dijauhkan. Mungkin Leana harus segera pergi. Ia sudah tidak tahan dengan semua ini dan ingin segera kembali.

“Aku membencimu Dalton,” ucap Leana kepada Dalton dengan mata yang penuh amarah.

1
Puanrapuh
Dalton nih sbnernya gk sadar bahwa dia jatuh cinta, tpi kapan thor?
Karin Iza
bagus
Rembulan Pagi
Haloo teman temannn, silakan mampirrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!