" Mau gimanapun kamu istriku Jea," ucap Leandra
Seorang gadis berusia 22 tahun itu hanya bisa memberengut. Ucapan yang terdengar asal dan mengandung rasa kesal itu memang sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri.
Jeanica Anisffa Reswoyo, saat ini dirinya sudah berstatus sebagai istri. Dan suaminya adalah dosen dimana tempatnya berkuliah.
Meksipun begitu, tidak ada satu orang pun yang tahu dengan status mereka.
Jadi bagaimana Jea bisa menjadi istri rahasia dari sang dosen?
Lalu bagaimana lika-liku pernikahan rahasia yang dijalani Jea dan dosennya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Rahasia 34
Obrolan pasangan muda itu masih terus berlanjut hingga ke apartemen. Jea meminta maaf, ia tahu dirinya salah dan Lean pun memakluminya.
Lean ingin Jea mencari kerjaan sampingan lain kalau memang merasa penat dan bosan jika hanya berkuliah. Namun seperti yang Lean katakan tadi, bahwa dia hanya ingin istrinya fokus dalam menjalani pendidikannya.
" Jadi, karena kita tadi udah bersitegang sekarang makanan kita pesen aja oke. Tapi kamu ngerti maksud aku kan sayang?" Lean mencoba menegaskan kembali. Ia ingin Jea benar-benar mengerti maksud dirinya. Sungguh Lean tidak melarang karena itu adalah ojek online. Lean hanya khawatir tentang keselamatan istrinya.
" Iya Bang aku paham kok," sahut Jea. itu bukan hanya sekedar kata-kata. Tapi Jea sungguh-sungguh mengerti. Jea mengingat kata-kata ibunya untuk selalu patuh terhadap suami. Dan ini adalah kali pertama Lean memintanya. Maka ia akan mengikuti apa yang Lean inginkan.
" Good, ini baru istriku."
Lean mengusap lembut rambut istrinya itu. Ia sangat suka jika melihat ekspresi cemberut dari Jea. Bagaimanapun Jea masih muda jadi pemikirannya masih labil juga. Dan dalam hatinya pasti merasa kesal ditegur seperti itu.
Tapi Lean mengerti, dia juga memberikan pengertian dengan cara yang mudah tanpa harus memojokkan istrinya. Dan Lean bisa melihat bahwa Jea pun menerima itu semua.
" Kamu masih kesel?"
" Nggak kok Bang, karena aku tahu kok emang aku yang salah. Seharusnya aku izin dulu sama Abang."
Cup!
Lean mengecup singkat bibir Jea. Tapi agaknya Lean tidak hanya menginginkan kecupan singkat itu, sehingga dia pun kembali meraih tubuh Jea dan mendaratkan ciuman.
Jea membuka mulutnya, ia mengikuti ritme dari Lean. Suara hujan menambah syahdu malam itu. Dan ciuman kali ini tidak hanya berhenti di bibir, Lean mulai menelusup kan tangannya ke piyama Jea. Ia mulai memainkan tangannya di sana sehingga mampu membuat mulut Jea mengeluarkan sebuah desahhan.
" Boleh ku buka?"
Jea menganggukkan kepala. Saat ini tidak dipungkiri dia menikmati dan menginginkan sentuhan Lean lebih dari ini. Apakah tandanya ia siap untuk melakukan yang lebih intimm? Entahlah, semua itu akan terjawab dengan apa yang mereka lakukan sekarang.
Lean berhasil membuka semua kancing piyama milik Jea, kini dia bisa melihat dua buah da-da milik sang istri yang masih tertutup kain. Tidak besar tapi juga tidak kecil. Namun saat dipegang rasanya pas ditangannya. Lean menurunkan kain terakhir yang menutupinya. Jika tadi dia memainkannya dengan tangan kini dia menggunakan mulutnya.
" Aaah B-baaang," desahh Jea. Tubuhnya menegang ketika ia merasakan dadanya basah dibuat mulut Lean. Kepalanya seolah kosong, semua pikiran kalutnya dan rasa kesalnya tadi seolah hilang.
Sedangkan Lean, hasratnya mulai membuncah. Bibirnya mulai menjelajah dari dada terus turun ke perut dan tangannya hendak menurunkan celana Jea. Tapi oleh Jea ditahan.
" Jangan di sini. A-ayo pindah ke kamar aja Bang."
Lean mengangguk, tapi dia tidak melepaskan tubuh Jea. Lean menggendong Jea dengan posisi di depan dan bibir keduanya masih saling bertaut.
Cekleek
Braak
" Astagfirullah Lean."
Doeeenggh
Seketika Lean menurunkan Jea tapi dia tetap memeluk istrinya itu. Pasalnya saat ini baju Jea terbuka bagian depannya, sehingga dia tidak memungkin membiarkan Jea menghadap ke arah depan.
Tapi bukan itu poin utamanya. Sekarang ini dirinya pasti akan dihabisi oleh kedua orangtuanya. Ya, baru saja yang masuk ke apartemen dan berteriak adalah Zanita yang datang bersama dengan Andra.
Betapa terkejutnya kedua orang itu melihat putra bungsunya tengah bercumbu dengan begitu panas. Bagaimana bisa Lean melakukan itu, padahal belum lama mereka memberi petuah soal bagaimana berhubungan dengan lawan jenis.
" Lean, bisa jelaskan apa yang baru saja kami lihat ini!" ucap Andra tajam.
" Ini, ini nggak seperti apa yang Papa sama Mama pikirin. Tenang dulu ya Ma, Pa. Calm down oke, chill ... " sahut Lean. Dia sebisa mungkin menenangkan kedua orang tuanya yang terlihat segera ingin memakannya hidup-hidup itu. Tapi agaknya ucapan Lean tidak membuahkan hasil sama sekali.
" Lean, jangan banyak omong, JELASKAN SEKARANG JUGA! APA YANG KAMU LAKUIN SAMA ANAK GADIS ORANG!!"
Duaaaar
TBC