NovelToon NovelToon
Kehidupan Ke Dua

Kehidupan Ke Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Akademi Sihir / Dunia Lain
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: NAYTHAN

— Lanna Xevellyn, gadis berusia 17 tahun itu harus mengalami kecelakaan maut yang membuat nyawanya melayang ketika menolong seorang anak kecil di jalanan.

Tetapi apakah memang Lanna benar-benar sudah tewas atau ternyata gadis itu masih hidup? Atau bagaimana tentang dirinya yang ternyata menjalani kehidupan keduanya untuk menggantikan peran orang lain yang sudah mati?

Ya, itulah yang di rasakan oleh Lanna. Gadis itu terbangun di dalam tubuh milik orang lain di semesta lain. Di mulai dari tubuh barunya itu, Lanna menjalani babak baru kehidupan keduanya dengan alur kehidupan berbeda yang tidak pernah terpikirkan sekalipun olehnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAYTHAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 24 :

"Kau sudah panggil ambulans kemari?" Tanya kepala sekolah pada pak Robert yang baru saja sampai.

"Sudah pak," jawabnya seraya membungkukkan tubuhnya.

Wakil kepala sekolah di sana menghampiri mendekati kepala sekolah yang tengah menatap anggota tubuh Lilly yang sudah hancur tidak karuan tidak berbentuk.

"Kepala sekolah bagaimana selanjutnya?" Tanya wakil kepala sekolah yang berdiri tepat di sebelah kepala sekolah.

Dia juga nampaknya agak ngilu melihat adanya pemandangan di hadapannya.

"Kita akan tetap mengadakan acara pemakamannya. Bagaimana pun anak ini harus tetap di makamkan secara layak walaupun tubuhnya sudah hancur. Hubungi pihak keluarganya segera," titah kepala sekolah.

"Baiklah," wakil kepala sekolah pun pergi meninggalkan tempat tersebut.

Sementara para tim medis pun datang untuk mengevakuasi anak-anak di sana untuk di bawa ke rumah sakit. Bagian tim pengurus sekolah pun melakukan tugasnya, membereskan kantin yang sudah tidak karuan sekaligus menghubungi jasa renovasi untuk merenovasi ruangan kantin tersebut, terdapat kerusakan di beberapa titik tertentu.

"Robert?" Panggil kepala sekolah.

"Ya, kepala sekolah?" Jawab pak Robert.

"Hubungi Han dan beritahu padanya, berikan kamar VIP untuk gadis yang bernama Lanna itu. Anak perempuan itu sepertinya terlalu mengeluarkan banyak energi untuk semua kekacauan yang terjadi,"

"Baik, segera di lakukan," pak Robert membungkukkan tubuhnya lalu pergi meninggalkan tempat itu juga.

Kepala sekolah matanya berkeliling memperhatikan seluruh kondisi ksntin. Selain tubuh Lilly, ada satu lagi yang membuat kepala sekolah merasa tertarik. Di ruangan kantin yang luas itu kepala sekolah melangkahkan kakinya ke sisi yang lain kemudian setengah berjongkok dan dapat dia lihat sebuah bongkahan berukuran kecil mirip seperti seperti bongkahan batu tergelatak di lantai. Di ambilnya bongkahan kecil tersebut memperhatikannya penuh seksama. Bongkahan yang terbuat dari tanah keras sangat keras dan kuat bercampur dengan es yang bahkan es itu tidak meleleh, membentuk kristal. Meskipun cuma di sentuh saja tetapi kepala sekolah bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi sejak awal hingga akhir dari kekacauan tadi melewati penglihatannya.Dan kepala sekolah melihat Serena yang merasuki tubuhnya sendiri.

Merogoh saku atasannya, kepala sekolah mengeluarkan sebuah sapu tangan putih untuk menaruh bongkahan itu serta membungkusnya. Mengenai semua hal yang terjadi nanti dulu karena yang lebih penting untuk sekarang adalah kondisi anak-anak, para penyihir muda di celestial. Kepala sekolah melangkahkan kakinya meninggalkan kantin.

...----------------...

"Bagaimana guru? Apa orang tuanya akan kemari?" Tanya Xavier.

Dia baru saja sampai menggunakan teleportasinya dan bukan hal yang aneh bagi orang-orang biasa di sekitaran, mereka terbiasa dengan sihir juga berdekatan dengan pada para penyihir. Xavier ikut mendudukkan bokongnya di sebelah guru Han, tangannya terulur menyodorkan minum berkarbonasi yang di belinya dari vending machine. Mereka berdua duduk di tempat duduk di depan ruang UGD. Sekedar informasi, rumah sakit yang mereka datangi ialah rumah sakit khusus untuk para penyihir di kota Ravoria.

"Ya, mereka akan kemari. Aku tidak menyarankan orang tua Serena untuk datang ke sekolah sekaligus mereka juga bisa melihat keadaan anaknya langsung," jawab guru Han.

"Lalu apa yang akan guru jelaskan pada mereka?"

"Sesuai dengan apa yang terjadi. Aku akan berkata jujur, tidak kurang dan tidak lebih terutama kau. Aku memintamu untuk jadi saksi bagaimana kejadian itu terjadi. Aku memintamu untuk jangan kemana-mana terlebih dahulu,"

"Baiklah guru,"

Mereka berdua kemudian menenggak minuman kalengnya kembali dan sesaat keheningan tercipta di antara mereka.

"Guru?" Panggil Xavier.

"Hm," sahut guru Han.

"Makhluk-makhluk raksasa yang tadi itu..."

"Oh, itu?" Sela guru Han, pria itu paham yang di maksud Xavier. "Makhluk-makhluk raksasa itu di ciptakan secara alami oleh Lanna itu sendiri. Kau lihat bagaimana brutalnya Lanna sampai membunuh seseorang seperti itu? Sepertinya gadis yang bernama Lilly itu sudah membangunkan kemarahannya. Sebut saja Lanna sudah gelap mata dan dia akhirnya sulit mengendalikan dirinya sendiri,"

"Tapi itu terlihat hebat. Makhluk itu gabungan dari tanah dan es. Bagaimana bisa seseorang bisa memiliki inti sihir lebih dari satu? Bahkan Lanna bukan terlahir dari tempat asal yang sama dengan kita. Dia terlahir dengan jiwa yang berbeda tidak seperti kita yang sejak lahir sudah memiliki inti sihir," kata Xavier, dia lalu melamun berkecamuk dengan pemikirannya sendiri. Ingatannya tentang makhluk-makhluk raksasa tadi itu masih begitu melekat di pikirannya.

Guru Han pun hanya terdiam, pria itu juga masih enggan untuk membuka suaranya banyak-banyak perihal tadi.

"Saat kekacauan tadi kami semua mengadakan rapat dadakan perihal surat dari Ttheo Tinson," guru Han mengubah topik.

"Hah, Surat apa?"

"Isinya hanya tulisan singkat menggunakan darah. Dia bilang, tunggulah kedatanganku. Kita semua harus berjaga-jaga, entah permainan apa yang akan di buatnya. Anak itu bisa jadi berbahaya,"

Sebuah pesan masuk pada ponsel guru Han, itu dari kepala sekolah celestial.

"Han, ada yang harus ku bicarakan denganmu,"

Sepenggal isi pesan dari kepala sekolah celestial.

"Pembicaraan kita sampai di sini dulu, aku harus menemui kepala sekolah terlebih dahulu. Ada yang harus kami bicarakan," ucap guru Han memasukan ponselnya ke dalam saku celana lalu bangkit melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit.

Xavier berdiri lalu membungkuk hormat. "Baiklah, hati-hati di jalan,"

"Jangan lupa, aku memintamu untuk menjadi kejadian saksi terhadap orang tua Serena nanti. Untuk berjaga-jaga. Ya, sampai jumpa," ucap guru Han.

"Baik guru Han," balas Xavier.

Xavier kembali duduk, lelaki itu kini melamun. Sebenarnya ada sesuatu yang lain yang di lihatnya saat kekacauan itu terjadi tetapi dia masih ragu untuk mengatakannya pada guru Han. Takut jika ternyata dirinya hanya salah lihat saja.

"Lebih baik aku ke kantin rumah sakit dulu," kata Xavier, dia bangkit meninggalkan ruangan depan UGD untuk pergi ke kantin rumah sakit kebetulan perutnya sedikit keroncongan.

Baru saja Xavier melakukan setengah perjalanannya untuk sampai ke area kantin rumah sakit tiba-tiba saja seorang pria menubruk punggungnya.

"Pak, kau tidak apa-apa?" Xavier setengah berjongkok hendak membantu pria tersebut.

Tidak hanya pria itu, sebagian orang-orang dari luar gedung pun berlarian seperti menyelamatkan diri.

"Tolong... Di luar... Di luar... " Ucap pria itu terbata-bata.

"Di luar?" Kata Xavier tidak mengerti. "Ada apa di luar, pak? Tenangkan dirimu dulu,"

Tepat setelah Xavier mengatakan hal tersebut terdengar suara erangan yang sangat keras dari luar gedung. Sedetik kemudian matanya melebar merasakan hawa negatif yang seperti sebuah sengatan listrik yang melewatinya dalam sekejap.

Hawa apa ini? Sangat hitam, batin Xavier.

"Pak, kau lebih baik tetap berada di dalam gedung! Semuanya, tolong untuk tetap berada di dalam gedung!" Teriak Xavier kepada yang lainnya juga.

Xavier memutuskan untuk keluar dari gedung, dia menggunakan teleportasinya. Dan dia melihat beberapa snomster tengah menyerang warga.

...----------------...

"Sesuatu yang tidak terduga baru saja terjadi, Han,"

Kepala sekolah membuka bungkusan sapu tangan putih yang berisikan bongkahan kecil yang di temukannya di kantin. Di taruhnya ke atas meja.

Guru Han mengambil bongkahan tersebut, di tatapnya dengan seksama.

"Sesuatu yang hebat pun juga sudah terjadi," timpal guru Han lalu menaruhnya kembali ke atas meja. "Gadis itu sudah menciptakan makhluk di luar kendalinya sendiri bahkan Serena sekalipun juga tidak pernah,"

Kepala sekolah beralih berjalan ke arah jendela melihat pemandangan yang mengarah ke luar.

"Kau melihat apa yang ku lihat kan, Han? Kau lihat bagaimana Serena merasuki tubuhnya sendiri tetapi dia tidak memiliki kendali atas lahirnya inti sihir yang baru. Han, aku yakin kau juga tahu bagaimana isi dari kitab penyegelan itu. Sosok Lanna, secara tidak langsung di sebutkan di sana. Jiwa dari semesta lain, hanya jiwa dari semesta lain yang dapat membuka segel peta kuno itu,"

"Aku mengerti akan hal itu dan ini bertepatan dengan huru-hara yang akan di buat oleh Ttheo, anak itu masih memiliki ambisi terhadap keinginannya. Haruskah kita melakukannya sekarang?"

Kepala sekolah menoleh ke arah guru Han lalu memutar tubuhnya, berjalan mendekati sofa dan duduk di hadapan guru Han. "Apa maksudmu Han? Kau meminta Lanna untuk membuka segelnya? Apa-apaan kau, Han?"

"Jangan emosi dulu , tenangkan dirimu dulu wahai pak tua. Aku bisa bicara begitu karena memang ssuai dengan perkiraanku dan kemungkinan besar, Lannalah yang bisa menghentikan Ttheo. Kau pikir kita semua yang dapat menghentikannya? Tentu saja tidak. Kau tahu apa isi dari penyegelan itu, hanya jiwa dari semesta lain," jelas guru Han.

Kepala sekolah akhirnya beralih menjadi diam berusaha mendengarkan penjelasan guru Han. Wajahnya terlihat sangat serius.

"Ttheo mengincar benda tersebut dan dia tidak bisa membuka segelnya begitu saja, jika memang dia bisa membuka segelnya, jika saja bisa sudah pasti dia menggunakan sihir hitam bahkan bisa lebih dari itu. Dan maksudku adalah jika kita membiarkan Lanna membuka segelnya, gadis itu lalu mencari keberadaan pedang langit sebelum Ttheo merebut paksa segel peta kuno tersebut. Jadi, kau pasti mengerti kenapa aku berbicara hanya Lanna yang dapat menghentikannya," sambung guru Han.

"Jadi maksudmu, kita harus mengambil tindakan lebih cepat sebelum anak bernama Ttheo itu muncul lagi?" Kepala sekolah menyimpulkan apa yang di maksud guru Han.

"Ya, agar tidak terlambat," balas guru Han.

Kepala sekolah menghela napas panjangnya yang terdengar berat itu. "Kenapa mantan anak muridmu itu merepotkan sekali, sih?"

"Ya, ya, ya, hampir semuanya juga berkata demikian. Apa mau di kata, anak itu sepertinya memiliki banyak peningkatan juga," sahut guru Han santai.

Mengingat sewaktu dulu, guru Han pernah di hadang oleh Ttheo untuk kepentingan perjalanannya ke luar negeri. Guru Han menduga Ttheo memang bersekutu dengan roh terkutuk yang di kurung sejak lama. Sebab Ttheo yang di kenalinya dulu tidak dapat mengendalikan snomster tetapi saat dia sewaktu itu bertarung melawan beberapa snomster, dia melihat Ttheo dari kejauhan seolah sedang mengendalikan para snomster yang tengah menyerangnya.

"Anak itu tidak bisa di anggap remeh," ucap guru Han.

...****************...

1
Retno Isma
jgn Hiatus ya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!