Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Pertempuran di Samudera Kehampaan Abadi 2.
Di dalam jaring emas.
Qing Ruo, Heian Bai, dan Dalu Rong terus bergerak, membantu pasukan langit dan pasukan pelindung benua Teratai hitam, menyerang peti hitam yang terus bergerak di hadapan mereka.
" Saudara, serang peti dari dua sisi yang berbeda, aku akan menyerang dari atas..." ucap Qing Ruo sambil bergerak mendekati peti hitam yang menjadi sasaran mereka.
" Baik," jawab Dalu Rong dan Heian Bai Bersamaan.
" Swhus..." Qing Ruo melompat dan berdiri atas peti tersebut.
" Mungkin kini saatnya..." membatin sambil mengedarkan kekuatan petir abadi di dalam tubuhnya.
" Trark...." gelombang petir emas kehitaman muncul dengan suara yang berderak-derak, seperti sulur raksasa melingkari dan melilit peti hitam tersebut, membuat Luo Xing dan orang-orang dari Klan Shen Shandian Luo, baik itu trah pertama dan trah kedua memicingkan mata.
" Siapa dia, dan apa yang dia lakukan..." Luo Xing membatin, sambil terus mengawasi tindakan Qing Ruo yang begitu mengejutkannya.
Cukup lama Qing Ruo melakukan hal itu, hingga terdengar teriakan dari dalam peti tersebut.
" Baj****n!" suara Mogui Wangzi bergema, membuat semua orang yang berada di tempat itu memahami tindakan Qing Ruo.
" Aku mengerti!" ucap Luo Xing, lalu memerintahkan ribuan prajurit dari klan Luo melakukan hal yang sama.
" Merebus makanan biasanya menggunakan api, tapi kali ini menggunakan kekuatan petir..." ucap Dalu Rong dengan gembira, sambil mengedarkan kekuatan api biru dan membakar peti tersebut.
" Saudara benar, peti itu mungkin mampu menahan tebasan dan pukulan keras, tetapi tidak akan mampu menahan panas dalam waktu yang lama," ucap Heian Bai, sambil melihat seluruh pasukan yang kini mengubah cara mereka menaklukkan peti tersebut.
Tampak seluruh pasukan yang tidak berada di dalam formasi kubah langit, bekerjasama serta membagi tugas. Sebagian dari mereka ada yang yang menahan dan mengikat peti hitam dengan rantai raksasa, dan sebagian lagi membakar peti tersebut.
" Sangat jenius..." Luo Xing membatin bangga, menatap sosok Qing Ruo yang terus melepaskan kekuatan petir abadi, terlebih lagi dengan aura darah trah pertama yang keluar dari tubuhnya.
" Tetapi siapa dia?" Luo Xing membatin, menatap sosok Qing Ruo yang tidak dikenalinya.
Satu jam berlalu, namun orang-orang yang berada di dalam peti hitam tersebut masih belum juga keluar, membuat prajurit yang mengikuti tindakan Qing Ruo mulai ragu.
" Ini sudah satu jam, tapi mereka masih belum keluar..." ucap mereka mulai tidak sabaran.
" Merebus air saja memerlukan waktu, apalagi peti hitam ini...." ucap Luo Xing dengan tatapan tajam, membuat prajurit itu terdiam.
" Baik jenderal..." ucap prajurit itu terbata-bata.
Baru saja prajurit itu menuntaskan kata-katanya, tiba-tiba satu persatu peti hitam itu meledak, melempar sosok yang ada di dalamnya.
" Baj***n kepar**t! Kamu harus mati!" teriak Mogui Wangzi bersama para jenderalnya melesat menyerang Qing Ruo.
" Saudara mundur!" teriak Dalu Rong dan Heian Bai bekerjasama menghadang serangan tersebut.
" Dhuar...." ledakan dahsyat bergema, kembali mengguncang arena pertempuran, melemparnya sosok Qing Ruo yang tidak siap hingga puluhan meter.
" Saudara, pulihkan dirimu. Serahkan mereka pada kami berdua," ucap Heian Bai, sambil bergerak bersama Dalu Rong menghadang Mogui Wangzi yang begitu ingin membunuh Qing Ruo.
" Baik saudara, terima kasih," ucap Qing Ruo, yang memang begitu kelelahan, menggunakan kesempatan itu untuk menghindar dari wilayah pertempuran.
" Swhus..." Qing Ruo bergerak mendekati piringan emas yang digunakan oleh pasukan langit untuk memilihkan pasukannya yang terluka. Dengan tenang, Qing Ruo lalu mengambil sikap duduk dan mulai memulihkan kekuatannya.
" Saudara..." ucap prajurit jubah emas yang bekerja di bidang pengobatan menghampiri Qing Ruo, lalu memberi pil pemulih energi dengan ragu.
" Tidak perlu," ucap Qing Ruo yang langsung mengeluarkan beberapa butir pil peledak energi yang dia miliki.
" Siapa dia sebenarnya. Apakah dia salah satu dari jenderal, tapi aku tidak pernah melihatnya..." ucap beberapa prajurit yang berjaga, berbicara melalui telepati pada rombongannya.
" Aku juga baru melihatnya. Jenderal? Itu tidak mungkin. Mana ada Semi Abadi tingkat dua menjadi jenderal...."
" Saudara benar, tetapi dia adalah sosok penting dalam pertempuran ini. Dia adalah orang yang pertama mengetahui kejanggalan peti hitam raksasa sebelumnya, dan orang pertama yang mengajarkan cara menaklukan peti hitam itu, yang bahkan tidak terpikirkan oleh ketiga jenderal utama..."
" Saudara benar, tetapi ada hubungan apa dia dengan jenderal Heian Bai dan Dalu Rong, bahkan lebih anehnya lagi, kedua jenderal itu terlihat sangat menghormatinya..." ucap prajurit tersebut, terus berbincang-bincang dengan sikap siaga, menjaga tempat yang disiapkan secara khusus untuk prajurit memulihkan dan mengobati diri tersebut.
****
Di sisi lain.
Pertempuran besar sekali lagi terjadi. Kali ini Mogui Wangzi, Mogui Zuixiao dan para jenderalnya yang tidak memiliki pertahanan, bertempur bebas secara total.
" Tidak ada jalan kembali, bawa mereka mati bersama kita...!" teriak Mogui Wangzi menyemangati pasukannya bertempir dengan brutal.
Dari lima ratus ribu prajurit, kini hanya tersisa tiga ratus ribu saja, itupun kini menjadi bulan-bulanan pasukan jubah emas, dan pasukan pelindung Benua Teratai Hitam.
Dari jauh, di atas kereta perangnya, Luo Xing, dan kedua jenderal utama lainnya, terus mengitari pandangannya, mencari sosok pemimpin pasukan iblis tersebut.
" Saudara, itu....!" ucap Luo Xing sambil menunjuk Mogui Wangzi dan Mogui Zuixiao yang berada di antara para jenderalnya, yang sedang bertarung melawan Heian Bai dan Dalu Rong.
" Benar," jawab kedua sosok itu lalu melompat dari atas kereta perangnya bergerak menyerang.
Ledakan keras, bersahut-sahutan di setiap penjuru bola jaring emas raksasa, yang disertai dengan cipratan darah dan potongan tubuh yang terlempar ke berbagai arah. membuat pemandangan hitam putih itu benar-benar memberikan, bahkan membuat samudera kehampaan yang merupakan tempat gelap tanpa batas itu, terlihat terang benderang.
Bertempur secara total dan bersungguh-sungguh membuat, Mogui Wangzi dan pasukannya dapat mengimbangi serangan pasukan Jubah emas dan pasukan Pelindung Benua Teratai Hitam, bahkan mereka mulai mematahkan formasi cincin langit, sehingga membuat Qing Ruo sedang memulihkan diri, berdiri dari tempatnya, lalu melompat dan menyerang.
" Swhus...." tujuh bilah pedang warna biru keemasan, muncul mengitari tubuhnya, bergerak dan membabat prajurit iblis yang ada di hadapannya.
" Prajurit Jubah Emas dan pasukan pelindung Benua Teratai Hitam. Jika kalian kalah, bukan hanya malu yang kalian terima tetapi masa depan generasi kalian juga dipertaruhkan!" teriak Qing Ruo keras, mengejutkan seluruh pasukan yang sedang bertempur.
" Argh...! Bajing***n itu lagi..." teriak Mogui Zuixiao murka, saat melihat semangat pertarungan pasukan jubah emas dan pasukan pelindung benua teratai hitam kini mulai menggila.
Ketujuh pedang Xue Luo yang kembali muncul itu, mengingatkan Mogui Zuixiao pada kekacauan yang terjadi di dalam peti sebelumnya.
" Adik, apakah kamu tahu dia?" tanya Mogui Wangzi penasaran.
" Kakak, dialah sosok yang berhasil memasuki markas dan menghancurkan dinding peti sebelumnya," jawab Mogui Zuixiao menjelaskan.
" Apa! Dia...?" menatap Qing Ruo dengan ragu.
" Benar kakak, aku sangat yakin, dialah orangnya," jawab Mogui Zuixiao sambil melepaskan serangan.
Percakapan Mogui Wangzi dan Mogui Zuixiao sekali lagi mengejutkan Luo Xing dan kedua jenderal utama lainnya.
" Sangat menarik..." ucap Luo Xing sambil melepaskan serangan tapak petir.
Gaya bertarung Qing Ruo yang sangat ganas dengan ketujuh bilah pedang Xue Luo yang terus melepaskan kekuatan petir, bergerak dan menyerang di sekitar tubuhnya menarik perhatian semua orang.
" Pedang itu terlihat seperti pedang penguasa," ucap Luo Xing memincingkan mata menatap pedang Xue Luo yang begitu menarik perhatiannya, sambil terus bergerak melepaskan pukulan.