NovelToon NovelToon
I Love You, Pembantu Cantikku

I Love You, Pembantu Cantikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Keluarga / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: MomoCancer

Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.

Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.

Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.

"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.

Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.

Apa yang terjadi kelanjutan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Sayang, sepertinya aku harus pulang lebih dulu, ada masalah dirumah. Selama ini aku tidak memberikan kabar cukup lama dan aku mendapatkan kabar jika perusahaan sedang diambang kebangkrutan. Aku janji setelah semuanya selesai, aku akan kembali jemput kamu." Ucap Damar.

Sebetulnya pria itu tengah dilanda dilema, pesan yang kirim kan Angga cukup membuatnya kelimpungan. Atas permintaan gila dari Bella, apa dia sanggup mengkhianati Anna yang jelas-jelas begitu ia cintai.

"Pulang lah mas, kamu gak perlu cemas. Disini kan ada Bi Asih yang nemenin aku."tersenyum.

"Maaf, aku belum bisa bawa kamu ke papa, tolong jangan marah?" Lirih Damar. Ia sangat menyesal karena tidak bisa membawa istrinya itu ke tengah-tengah keluarga Darmawan untuk sementara.

"Aku tidak marah, mas. Aku paham ko, kamu gak perlu merasa bersalah, Aku baik-baik saja. Kapan kamu berangkat, mas?" Anna memeluk tubuh suaminya itu, jelas dia merasa sedih saat mendengar kabar, perusahaan tengah membutuhkannya namun, Damar juga belum siap jika papanya tidak bisa menerima pernikahan nya dengan Anna.

Damar mencoba menahan tangisnya, dipelukan pria itu. Meski begitu Damar tahu hatinya tengah bersedih saat ini. Damar mencoba untuk membuat nya tidak bersedih, dengan mencium kening Anna. "Maaf sayang, aku janji setelah semuanya selesai, aku akan jemput kamu dan kita akan menikah secara negara." Ucapnya Damar mencoba menghibur perasaan istrinya yang sedang tidak baik.

Anna mengangguk pelan, ia masih menenggelamkan wajahnya dalam pelukan Damar. Perasaan nya masih belum rela jika suaminya harus pergi, meskipun untuk sementara.

Malam itu menjadi malam yang terakhir bagi mereka bersama, Anna berharap setelah ini Damar akan menepati janjinya untuk kembali.

"Selama kami disini, jaga diri baik-baik, jangan lupa makan, jika ada sesuatu yang terjadi jangan lupa kasih tahu aku." Kata Damar masih memeluk erat tubuh Anna.

"Kamu juga, mas. Makan tepat waktu, ya. Tetap minum vitamin, jaga kesehatan kamu, jangan macam-macam disana, aku akan marah sama kamu,mas."memunyung kan bibirnya seraya cemberut.

"Istri ku ini tengah cemburu rupanya?"goda Damar menciumi bibir istrinya yang merah merona.

"Aku tidak cemburu, mas. Hanya saja kamu kan ..."terhenti. Anna menggantungkan ucapannya.

"Kok, gak diterusin?" Mengernyit.

"Gak mau ah, nanti kamu pasti ke GR-an." Ucapnya Anna memalingkan wajahnya dari tatapan Damar.

"Ih .. ko, gitu?"menarik kembali tubuh kecilnya.

"Ya gak mau diterusin aja,"ketus.

Melihat wajahnya yang marah membuat Damar semakin dibuat gemas. "Awas ya, kamu..." Menggelitik perut Anna, sampai Anna tertawa kegelian.

Mereka saling bergumul mesra, saling bercanda diatas ranjang, Anna merasa malam yang terasa penuh kebahagiaan ini, Tidak ingin rasanya malam itu segera berakhir.

...

Pagi hari, Damar sudah bersiap untuk berangkat ke Jakarta. Pilu Anna harus ditinggalkan Damar, namun ia juga tidak bisa bersikap egois, keluarganya tengah membutuhkannya saat ini. Tidak mungkin Anna menghalanginya hanya karena hal kecil.

"Mas, aku sudah siapkan pakaian kamu, sebelum kamu berangkat kita sarapan dulu, ya?"

"Makasih sayang."tersenyum.

Damar terlihat begitu gagah dengan kemeja putih dan balutan jas berwarna hitam, wajahnya yang tampan terlihat begitu menawan. Selama mereka tinggal disana, Damar sering menggunakan pakaian santai jarang sekali ia menggunakan kemeja. Sehingga terlihat silap bagi Anna, saat ia sudah menggunakan kembali pakaiannya yang formal.

"Kenapa, ganteng banget ya?"goda Damar, membuyarkan lamunan Anna.

"Apa sih, mas? Ke PD-an banget deh,"sangkalnya Anna. Memang benar suaminya itu terlihat begitu tampan.

"Gak mau ngaku," mencubit kecil hidung Anna yang merah.

Mereka sarapan bersama, sebelum Damar benar-benar pergi jauh. Anna tidak berselera, makanan nya tidak sedikitpun tersentuh olehnya, ia hanya memainkan sendok dan garpu diatas meja.

Damar terus merasa tidak enak, istrinya sangat terlihat sedih saat ini.

"Mas, berapa lama disana?" Tanya Anna menghentikan suapan Damar.

"Aku tidak tahu, tapi kamu yang sabar ya? Semoga ini tidak lama, ok."hibur Damar.

Setelah selesai sarapan Anna mengantar kan kepergian suaminya kedepan pintu, kesedihan nya tidak bisa ia sembunyikan. Sesekali Damar mengusap kedua pipinya dan mencium keningnya begitu hangat.

"Tunggu aku pulang, ya?" Ucap Damar.

Anna mengangguk. "Aku akan sangat merindukan kamu, mas." Lirih Anna.

"Aku juga, akan sangat merindukan kamu. Aku akan luangkan waktu, untuk menghubungimu. Ini ada kredit card kamu bisa pakai untuk keperluan kamu, selama aku tidak ada."memberikan kartu Hitam untuk Anna.

Anna tidak menggubrisnya. Damar menjawel dagu kecil itu untuk tengadah sejajar dengan wajahnya. Damar mendaratkan ciuman dibibirnya yang merekah, beberapa saat mereka saling lumat, bertukar saliva sesaat. Setelah beberapa saat saling bertautan mereka melepaskan ciumannya, Damar pun pamit, ia menjalankan mobilnya hingga tidak terlihat lagi.

Mata itu menitikkan airnya, ketika mobil Damar benar-benar hilang di pandangannya.

"Mas, aku akan merindukan kamu." Ucapnya mengantarkan kepergian suaminya.

*******

Perjalanan cukup panjang, Damar merasakan kecemasan yang luar biasa terhadap papanya, Suryo. Perasaan nya terasa begitu tidak enak, secepat mungkin ia mengendarakan mobilnya. Ia lakukan benda itu secepat mungkin.

Setelah menghabiskan beberapa jam diperjalanan, akhirnya Damar sudah sampai dijakarta. Ia sudah menangkap penampakan rumahnya, tanpa berlama-lama lagi kini mobil itu sudah terparkir rapih di halaman.

Damar berlari masuk kedalam rumah, ia mencari keberadaan papanya Suryo.

"Nden, sudah pulang?" Sapa mbok Yun.

"Papa mana, mbok?" Tanya Damar cemas.

"Bapak dikamarnya, nden." Sahutnya mbok Yun.

Damar segera berlari menuju kamar pak Suryo, terlihat pria paruh baya itu tengah duduk di kursi rodanya dengan wajahnya yang pucat. Tubuhnya lemas tak bertenaga, sebagian tubuhnya tidak bisa bergerak.

Damar tertegun sejenak. Mendapati kondisi papanya sangat memperihatinkan. "Papa," panggil Damar.

"Damar, putraku."

Damar merengkuh dan memeluk pria bertubuh gempal itu. "Maafin Damar, pah."

"Damar, perusahaan sedang diambang kebangkrutan. Kamu harus segera menikah dengan Bella." Ucap pak Suryo lemah.

"Apa? Menikah?!"terkejut seketika. Damar tercenung, ia tahu apa yang harus dikatakan, jika dirinya sudah menikahi Anna. Tidak mungkin ia menikahi Bella.

"Damar?"

"Iya, pah."

"Mbak Sitha dan Prastikno menuntut pernikahan untuk putrinya Bella, kita tidak punya pilihan lain."lirih pak Suryo.

"Pah, apa tidak ada solusi yang lainnya,selain menikahi Bella?"tanya Damar.

Pak Suryo menggeleng.

Damar mulai putus asa, dengan keputusan yang harus ia ambil saat ini. Ia terduduk dikamarnya seorang diri, bagaimana nasib Anna jika dia menikah dengan orang lain.

"Inget pulang Lo?"tegur Angga sudah berdiri didepannya.

"Kenapa gak Lo aja yang nikah sih sama Bella, kenapa harus gue," datar, sesekali pria itu meneguk secangkir minuman.

"Gila lu, gue gak doyan cewek gila kayak dia. Mending gue rebut Anna dari suaminya." Kata Angga bertolak pinggang.

Damar mendelik tajam kearahnya. "Lu tahu dari mana, Anna sudah menikah?" Tanya Damar.

"Waktu gue mau nyusul lu, ke kampung Anna. Gue tahu dia udah nikah, kata orang sana Anna dibawa pindah sama suaminya. Gue penasaran seperti apa sih suaminya, pasti dia itu tua, jelek, iyuh.... Kasian Anna." Mengoceh.

"Lu .. belum tahu siapa suaminya Anna?"tatap Damar.

"Gue gak nanya banyak, sih. Soalnya gue cemas sama papa, jadi gue langsung balik. Terus Lo dari mana aja, gila lu ya. Ngilang kayak ditelan bumi Luh."

"Bukan urusan lu,"cetus Damar.

"Songong lu, ya. Lu tahu gak, papa jadi gituh karena ulah lu, sadar gak sih Luh."ucap Angga kesal.

Damar termenung.

"Sekarang Anna kan sudah bersuami, lu tuh gak punya kesempatan buat deketin Anna lagi. Sekarang lu fokus deh, ke pernikahan lu sama Bella, seenggaknya lu lakuin ini buat papa,"ucap Angga penuh makna.

Damar masih enggan menggubris. Sesekali ia mengusap kasar wajahnya. Ia tidak mampu berkata-kata. Ia tidak menginginkan pernikahan itu dengan Bella, namun ia juga tidak bisa membantah, permintaan papanya yang kini tengah terguncang.

"Kenapa harus gue sih, ga. Hidup gue seolah lagi dipermainkan dengan jasa orang lain."lirih Damar menatap langit-langit pelafon.

"Gue gak bisa bantu banyak. Semua keputusan ada sama Lo sendiri. Nasib papa dan perusahaan bergantung sama Lo, mar. " Angga berlalu dari sana. Ia pergi meninggalkan Damar dengan kemelut nya.

Pria itu masih termangu disana. Hanya ditemani sebotol minuman hangat, sembari memikirkan seseorang yang sudah ia tinggalkan jauh disana.

******

1
Ai Karwati
😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!