NovelToon NovelToon
Perempuan Asing Di Samping Mayat

Perempuan Asing Di Samping Mayat

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Kutukan / Desas-desus Villa / Roh Supernatural
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: bung Kus

Revisi
Ada beberapa hal yang dirasa kurang memuaskan, jadi diputuskan untuk merevisi bagian awal cerita.

Petugas kepolisian Sektor K menemukan mayat di sebuah villa terpencil. Di samping mayat ada sosok perempuan cantik misterius. Kasus penemuan mayat itu nyatanya hanya sebuah awal dari rentetan kejadian aneh dan membingungkan di wilayah kepolisian resort kota T.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bung Kus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Polisi Tua Wariman

Mobil pick up yang dikendarai Wariman berguncang ringan. Rintik gerimis mulai turun ketika mobil melewati gapura desa. Di samping Wariman, duduk perempuan asing yang masih tetap mendekap Andre dengan erat. Sedangkan Tabah berada di bak belakang pick up, bersama dengan mayat yang terbujur kaku.

"Maaf, tolong lepaskan tanganku," pinta Andre lirih. Dia merasa canggung didekap seorang perempuan di sebelah Wariman. Meski polisi tua itu terlihat tak peduli.

"Tolong tetap seperti ini," balas perempuan asing menatap Andre dengan bola matanya yang berair. Tidak ada pilihan lain bagi Andre. Akhirnya dia mengangguk pelan.

Butiran air hujan semakin besar jatuh dari langit. Tabah yang berada di bak belakang terdengar memukul-mukul badan pick up. Wariman segera menepikan pick up. Kemudian melompat turun.

Tabah bersama Wariman membentangkan terpal untuk digunakan sebagai atap bak pick up. Sambil mengikat tali pada besi penyangga, Tabah memperhatikan mayat yang terbujur kaku di bak pick up. Dia baru menyadari pakaian yang dikenakan oleh mayat itu terlihat sangat bersih padahal berada di tempat yang berdebu dan penuh cipratan cairan merah.

"Bisa saja mayat itu awalnya tidak berada di dalam villa," gumam Tabah lirih.

"Hah? Apa?" tanya Wariman penasaran ketika mendengar Tabah yang berbicara sendirian.

"Ah, bukan hal yang penting. Ayo gas lagi Pak Man," ucap Tabah melompat ke bak pick up. Hujan mengguyur semakin deras. Bunyi rintik air menimpa atap terpal terdengar nyaring.

Wariman masuk kembali ke dalam pick up, dan segera menginjak pedal gas. Meski jalanan banyak terdapat tikungan yang cukup tajam, tetapi kemampuan mengemudi Wariman yang mumpuni membuatnya terlihat mudah melewati tikungan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tidak kurang dari empat puluh menit di jalanan, mobil pick up Wariman memasuki halaman kantor kepolisian resort yang terletak di tengah kota.

Tabah yang lebih dulu turun dari pick up segera memanggil petugas jaga untuk membantu melaporkan temuannya sepanjang hari ini. Mayat laki-laki bernama Hendra itu dipindahkan ke mobil kepolisian untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit sebelum nanti dilakukan pemeriksaan dan autopsi. Sedangkan Andre terus menggandeng perempuan asing menuju ke ruangan khusus yang dijaga oleh para polisi perempuan.

"Apakah kamu akan meninggalkanku?" tanya perempuan asing setengah berbisik pada Andre. Laki-laki itu sedikit terkejut mendengar perempuan asing berbicara jelas kali ini. Andre sempat menduga perempuan asing itu gagu. Nyatanya tidak. Bahkan suaranya terdengar merdu di telinga Andre.

"Tidak. Nanti aku akan kembali," jawab Andre meyakinkan.

"Kamu berjanji?" Perempuan asing menuntut kepastian. Andre mengangguk mengiyakan.

Akhirnya perempuan asing bersedia melepas pelukannya dari lengan Andre. Setelah itu, Andre bergegas ke ruang depan untuk menemui Tabah. Lengannya tercium aroma harum bekas dekapan perempuan asing. Wangi yang menempel seperti parfum yang membuat Andre serasa melayang.

"Brengsek. Yang tampan dapat enak dipeluk perempuan cantik sepanjang perjalanan. Yang tua begini kedinginan bersama mayat," seloroh Tabah saat bertemu Andre. Laki-laki tambun itu menjatuhkan tubuhnya di kursi besi ruang tunggu. Bajunya terlihat basah semakin menunjukkan perut buncit dengan bagian pinggang yang menggelambir.

"Perempuan aneh," keluh Andre, mengambil duduk di sebelah Tabah. Kantor kepolisian terasa lebih sunyi setelah turun hujan. Apalagi jam kerja sudah usai, hanya ada beberapa petugas jaga di sekitar mereka.

"Tapi cantik kan? Jarang-jarang aku melihatmu tidak menolak digandeng perempuan se erat itu. Biasanya kamu akan mengatakan jaga sopan santun, dan sebagainya," goda Tabah. Andre tersenyum masam, merasa Tabah memperhatikannya dengan detail. Sulit untuk Andre berkilah, karena kenyataannya dia memang tidak keberatan dipeluk oleh perempuan asing itu.

"Kamu tahu Ndre, mayat Hendra tadi terlihat aneh," ujar Tabah mengalihkan pembicaraan. Andre mengerutkan kening.

"Bajunya terlalu bersih, padahal tergeletak di tempat berdebu. Lagipula cipratan cairan merah di dinding terlihat benar-benar mengerikan, dan sangat tidak wajar pakaian mayat tidak terkena noda sama sekali," lanjut Tabah memberi penjelasan.

Andre manggut-manggut. Kini dia menyadari pernyataan Tabah sepenuhnya benar. Dalam batinnya Andre memuji kecermatan dari Tabah. Meski seniornya itu terlihat seperti Bapak-bapak pemalas, nyatanya soal ketelitian dia masih menduduki peringkat atas.

"Sangat mungkin mayat awalnya tidak berada disana. Tapi entah untuk tujuan apa kemudian dipindahkan dan diletakkan di tempat itu." Tabah menyampaikan dugaannya.

"Pak Dhe, menurutmu apakah perempuan itu ada hubungannya dengan mayat? Kupikir awalnya dia orang yang tidak waras, karena tubuhnya tidak tertutup sehelai benang pun," sambung Andre penasaran.

"Entahlah. Bagaimanapun perempuan itu mencurigakan. Jangan sampai kamu hilang fokus, memakai perasaan dalam pekerjaan. Terkadang hati bisa mengaburkan logika," sahut Tabah tanpa menatap Andre. Sekilas Andre merasa Tabah sedang mengoloknya. Namun apa yang diucapkan oleh polisi yang dipanggil Pak Dhe itu memang benar adanya.

"Ayo kita kembali ke polsek. Waktunya mengisi absensi pulang. Aku juga mau mandi. Badanku lengket rasanya diguyur hujan padahal sedang berkeringat. Semua kejadian dan temuan di villa sudah kulaporkan. Kurasa besok pagi kita akan kembali kesana bersama dengan sejumlah petugas dari polres," ajak Tabah setelah melihat jam bulat yang terpasang di dinding.

"Dimana Pak Wariman?" tanya Andre kemudian.

"Sepertinya Pak Tua itu menunggu dalam pick up di parkiran," jawab Tabah sambil berdiri menggeliat. Semakin bertambahnya usia menuju ke paruh baya, Tabah merasa otot-otot tubuhnya mudah lelah.

Tabah disusul Andre melangkah keluar dari kantor kepolisian. Mereka berdua menemui Wariman yang berada di dalam mobil pick up. Polisi tua itu terlihat melamun sembari menghisap rokok kretek.

"Pantas saja kamu ndak mau masuk ke dalam. Enak ngudud disini ya Pak Man," seloroh Tabah sambil membuka pintu mobil pick up. Wariman tidak menyahut, hanya tersenyum sekilas.

Wariman melempar putung rokok ke sebuah genangan air yang ada di pelataran parkiran yang tidak rata. Kemudian segera menginjak pedal gas, dan berputar arah keluar dari kantor kepolisian resort kota.

"Hujan-hujan begini, aku jadi teringat sebuah semboyan yang sering diucapkan di desa Karang. Sing wis lunga lalekno, sing durung teko entenono, sing wis ono rumatono," ucap Wariman memecah kesunyian. Rintik gerimis masih tersisa, membasahi kaca bagian depan pick up yang sedikit buram karena kurang perawatan.

"Artinya apa Pak Man?" tanya Andre malas. Dia menyahut bukan karena penasaran, tetapi hanya mencoba untuk menghargai Wariman yang memulai pembicaraan.

"Lupakan yang sudah pergi, tunggu yang akan datang, dan rawat yang sudah ada," jawab Wariman.

"Apa hubungannya dengan hujan?" Kali ini Tabah menimpali. Dia terlihat benar-benar penasaran.

"Ya semboyan itu sering diucapkan ketika hujan tiba. Apalagi awal-awal datangnya hujan setelah kemarau panjang. Lupakan tentang kemarau, syukuri datangnya hujan, dan bersiap dengan kesuburan tanah," sahut Wariman. Tabah manggut-manggut.

"Tapi sebenarnya semboyan itu memiliki arti yang lebih dalam bagi penduduk asli desa. Romansa masa lalu," gumam Wariman seolah berbicara dengan dirinya sendiri. Baik Andre maupun Tabah kini diam tak menyahut. Mereka bertukar pandang, merasa aneh dengan perubahan sikap Wariman yang terasa melankolis secara tiba-tiba. Mungkin laki-laki tua itu tengah mengenang kala bertugas menjadi bhabinkamtibmas di desa Karang.

1
Al Fatih
bang Andre ,,... kau sudah d jodohkan ibumu dgn perempuan berkebaya putih bukan yg berseragam coklat.....,, jangan salah lho....,, ntar ibu Nurma ngamuk....
sssstttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!
kata katamu menunjukkan aku bukanlah tujuanmu thor, tp gkk aku akan tetap membaca karyamu 😞😞😞 auuuwwwwwwwww,,,
sssstttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!
wweeehhhh aku yakin situ yg nyosor duluan nona,,,, jangan fitnah deh,,
Rina Indriani
????
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
aihhh kok langsung tarik menarik omm😂
𝓜𝓪𝓼𝓲𝓽𝓪𝓱 𝓐𝔃𝔃𝓪𝓱𝓻𝓪
Ladalah 🤭😂😂😂
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: kaki juga lemas 😔
Ai Emy Ningrum: rasa2 mules perut jg 🥴🥴🥴
total 12 replies
𝓜𝓪𝓼𝓲𝓽𝓪𝓱 𝓐𝔃𝔃𝓪𝓱𝓻𝓪
Hatimu kuliah sekali mas Andre, adik jadi meleleh 🥺🥺🥺
Ai Emy Ningrum: ini Andre nya Andre Taulany jgn2 😹😹😹..mungkin kah kita kan selalu bersama walau terbentang jarak diantara kita 😽💃🏻🕺🏻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: saking tersepona sama bang Andre sampe hatinya ikut kuliah 🙈🙈
total 7 replies
𝓜𝓪𝓼𝓲𝓽𝓪𝓱 𝓐𝔃𝔃𝓪𝓱𝓻𝓪
Gini aja sudah bikin aq nangis 😭😭😭
Ai Emy Ningrum: huhuhuhu /Sob//Sob//Sob//Sob/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: /Cry//Cry//Cry//Cry/
total 2 replies
ind@h
bung..apa bunda kerasukan perempuan berkebaya putih..??
Heri Wibowo
kata Bunda jodohmu perempuan berkebaya putih Andre
Lilik Wagiarti
ceritanya keren thor n aq selalu menunggu up nya
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
bkn suudzon jngn jngn pak Wariman bersangkutan sama kejadian di villa itu wkwkwkwk
ind@h
jd agak curiga sama pak wariman..
Al Fatih
bang Andre d antara melati dan Lilis.....,, UPS masih ad 1 lagi,, perempuan berkebaya putih....
Nur Aini
lanjut bang ngkus ... ana selalu menunggu lanjut.... double up donk.. hehehe
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
jangan2 pemuda pemudi di desa itu gak ada bukan karena pergi tapi jadi korban the myth desa itu 🤔🙄
Ai Emy Ningrum: gasss 💃🏻🕺🏻💃🏻🕺🏻🥳🥳
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: boleh lah battle 💃🕺💃🕺
total 17 replies
Wisell Rahayu
roman² nya Lilis jth cinta sma Andre
Lilik Wagiarti
selalu ditunggu up nya ya thor
Heri Wibowo
mungkin pak wariman mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Desa Karang
𝕸𝖆𝖘𝖎𝖙𝖆𝖍 𝕬𝖟𝖟𝖆𝖍𝖗𝖆
Apa mbak lilis lahi cemburu yah...kok pandangannya seperti itu...
Ai Emy Ningrum: wkwkwk 🦆🦆🤣🤣
𝓜𝓪𝓼𝓲𝓽𝓪𝓱 𝓐𝔃𝔃𝓪𝓱𝓻𝓪: berarti the police kalah sangar sama debt collector 😂😂😂
total 11 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!