Anggi Saraswati adalah seorang ibu muda dari 3 anak. Awal mula pernikahan mereka bahagia, memiliki suami yang baik,mapan,dan tampan merupakan sebuah karunia terbesar baginya di tengah kesedihannya sebagai yatim piatu penghuni panti.
Tapi sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama,perlahan sikap suami tercintanya berubah terlebih saat ia telah naik jabatan menjadi manajer di pusat perbelanjaan ternama di kotanya . Caci maki dan bentakan seakan jadi makanannya sehari-hari. Pengabaian bukan hanya ia yang dapatkan, tapi juga anak-anaknya,membuatnya makin terluka.
Akankah ia terus bertahan ?
Atau ia akan memilih melepaskan?
S2 menceritakan kisah cinta saudara kembar Anggi beserta beberapa cast di dalamnya dengan beragam konflik yang dijamin menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.4 Ke rumah Oma Sofi
Hari sudah menunjukkan pukul 9.45 , sebentar lagi Damar pulang dari sekolahnya. Anggi pun segera bersiap menjemput Damar . Namun setibanya di sekolah, sekolah nampak sudah sepi. Lalu Anggi mendekati pak satpam yang bertugas berjaga di depan gerbang.
"Maaf pak,numpang tanya, anak-anak kelas 1 sudah pulang belum ya?" tanya Anggi sambil melirik jam tangannya yang baru menunjukkan pukul 10 lewat 5 menit. Seharusnya anak-anak kelas 1 kan masih berhamburan,baru keluar dari kelas.
"Oh,anak-anak kelas 1 sudah pulang dari jam 9 tadi ,Bu. Ada rapat, jadi anak-anak pulangnya cepat." beritahu pak satpam
"Astaghfirullah,jadi dimana Damar ya! Pak,apa bapak liat anak saya, cowok, kulitnya putih, badannya agak tinggi dari anak seusianya." tanya Anggi
"Oh,ibu wali dari Damar,ya! Damar nya ada kok Bu, tadi dia mau nunggu di perpustakaan aja katanya. Nah,itu anaknya!" ucap pak satpam saat melihat Damar berjalan di lorong sekolah
"Mama..." teriak Damar
"Alhamdulillah,mama pikir kamu kemana tadi,bang! Mama takut kamu pulang sama sembarang orang." ujar Anggi saat Damar sudah berdiri di depannya
"Kan mama udah sering pesenin abang, nggak boleh ikut sembarang orang. Mama nggak usah khawatir."
"Mama .. mama.. kita jadikan beyi es kim nya." ujar Karin menyela omongan Anggi dan Damar
"Inshaa Allah jadi kok sayang. Tapi kita ke rumah Oma Sofi dulu,ya ! Temenin mama anterin baju." ucap Anggi
"Siap ,ma!" jawab mereka kompak
Tak butuh waktu lama, hanya dalam 20 menit motor Anggi sudah memasuki halaman rumah Oma Sofi. Security rumah elit itu sudah hafal akan sosok Anggi jadi setiap ia datang, pagar rumah akan langsung dibukakan oleh security.
Oma Sofi adalah wanita paruh baya yang merupakan pelanggan Anggi. Tanpa sepengetahuan Adam , Anggi berjualan pakaian secara dropship. Ia menjadi reseller beberapa agen baju yang ada di marketplace.
Keuntungan menjadi reseller adalah ia tak perlu modal besar. Ia hanya akan memesankan pesanan pelanggannya saat sang pelanggan telah transfer sejumlah uang sesuai harga barang yang dibeli. Ia berharap,suatu saat ia memiliki toko pakaian sendiri dan merancang pakaian jualannya sendiri. Semoga terwujud doanya.
Anggi biasa mempromosikan jualannya di akun khusus jualannya. Ia juga sering mempromosikan via story WhatsApp . Ia atur privasinya supaya hanya pelanggannya saja yang bisa melihat barang dagangannya. Keuntungannya dimanfaatkan Anggi untuk tambahan biaya rumah tangga dan sekolah Damar. Ia lebih mengutamakan kebutuhan anak-anaknya, biarlah suaminya mengatainya udik karena penampilannya yang lusuh. Toh dari pada dia harus berhutang saat ada keperluan mendadak, lebih baik dia menahan diri. Dalam hati, Anggi juga ingin berpenampilan cantik dan menarik, tapi mau bagaimana lagi, jatah dari sang suami jauh dari kata cukup. Bila ia meminta tambahan, pasti ujung-ujungnya pertengkaran lah yang terjadi.
"Assalamualaikum." salam Anggi dan anak-anaknya saat telah tiba di depan pintu rumah mewah Oma Sofi
"Wa'alaikum salam." jawab Oma Sofi
"Eh,nak Anggi,yuk masuk! Silahkan duduk,nak! Duh, cucu-cucu Oma makin cantik dan cakep aja. " pujinya saat ketiga anak Anggi mencium punggung tangan Oma Sofi secara bergantian
"Makasih ,Tan." ucap Anggi
"Kalian mau minum apa?"
"Ah,nggak usah Tante, nanti ngerepotin." tolak Anggi secara halus. " Kami juga kan cuma sebentar."
"Nggap papa ,nak. Tante senang kamu sama anak-anak kamu mau sekalian mampir ke rumah Tante. Eh,pipi kamu kenapa nak? Kok memar gitu?" tanya Sofi heran melihat lebam di pipi kiri Anggi
"Ah,ini, ini nggak papa kok, Tan,cuma pagi tadi kurang hati-hati jadi kejedot pintu." dusta Anggi. "Oh ya tan,, Anggi numpang ke kamar kecil dulu, boleh?"
"Oh silahkan nak! Bik Sum,tolong antar Anggi ke kamar kecil ,ya!" pinta Sofi pada art di rumahnya
"Mari non,ikut mbok Sum." yang diangguki Anggi
Setelah melihat Anggi tak terlihat lagi, Sofi mulai bertanya pada anak-anak Anggi. Ia yakin memar di pipi Anggi itu bukan karena terkena pintu. "Sayang,Oma boleh nanya nggak?" tanya Sofi pada anak-anak Anggi
"Iya Oma,silahkan! Oma mau tanya apa?" jawab Damar
"Mmm.. yang di pipi mama kamu itu..."
"Itu dipukul papa, Oma." celetuk Karin memotong pertanyaan Sofi
"Hah! Yang bener?" Sofi makin penasaran
"Iya Oma, papa nakal cuka mayah-mayahin mama padahal mama ndak nakal." ujar Kevin jujur.
"Emang bener gitu, Dam?" tanya Sofi pada Damar
"I-itu.."
"Jujur aja sama Oma. Oma nggak akan bilang mama kalau Damar cerita." bujuk Sofi
"Iya Oma. Papa sekarang suka marah-marah terus padahal mama udah capek tapi masih aja dimarahin. Semua yang mama lakuin salah terus. Semalam marah-marah.Pagi ini marah-marah lagi. Terus pagi tadi mama kena pukul, rambut mama juga ditarik-tarik papa, kasian mama. hiks..." cerita Damar sambil terisak
"Papa udah nggak sayang mama sama Damar dan adek-adek lagi. Mama minta duit buat bayar sekolah Damar pun kena marah. Untung Oma ada pesan baju sama mama jadi mama bisa bayar sekolah Damar. Makasih Oma,ya!"
Sofi merasa iba dengan nasib Anggi . Ia tak menyangka wanita sebaik dan selembut Anggi malah jadi korban kekerasan dalam rumah tangga. 'Lelaki bodoh. Sudah punya istri yang cantik dan baik serta anak-anak yang baik,pintar, dan sopan malah disakiti. Kalo belum kena batunya belum sadar orang kayak gitu.' gumam Sofi dalam hati
"Eh sini cucu-cucu Oma, Oma pingin foto bareng kalian, boleh kan!" tanya Sofi dengan menampilkan puppy eyesnya. Biar sudah berumur, Sofi tetap terlihat cantik dan anggun.
Lalu mereka berempat pun berselfie ria dengan bermacam gaya. Kehadiran anak-anak Anggi memberi kebahagiaan tersendiri bagi Sofi.
'Ah, andai Angga sudah menikah, pasti anak-anaknya akan lucu-lucu seperti mereka." batin Sofi sembari melihat anak-anak Anggi yang sedang bercanda sambil memakan kue pemberian Sofi
"Tan.." panggil Anggi
"Eh, Anggi. Maaf, tante ngelamun tadi. Anak-anak kamu lucu soalnya. " ucap Sofi sambil mengulum senyum
"Iya Tan, nggak papa. Oh iya,ini tan, baju pesanan tante." ucap Anggi sambil menyodorkan bungkusan berisi pakaian pesanan Sofi
"Ah,makasih ya ,Nggi! Seneng jadi langganan kamu, baju-bajunya bagus, selalu memuaskan." ucap Sofi tulus
"Iya, tan. Anggi seneng kalo tante suka dan puas dengan produk jualan Anggi. Oh ya tan, Anggi harus pulang sekarang. Kami pamit dulu ya, tan."
Lalu Anggi dan anak-anaknya pun berlalu setelah berpamitan terlebih dahulu dengan Sofi.
Selepas kepergian Anggi dan anak-anaknya, Sofi membuka ponselnya dan menatap foto-foto ia dan anak-anak Anggi. Ada sesuatu yang hangat merasuk ke dadanya. Ntah mengapa ia merasa sangat bahagia saat bertemu dengan Anggi dan anak-anaknya. Karena itu ia selalu membeli jualan Anggi apapun itu ,tujuan utamanya sebenarnya adalah agar mereka mampir ke rumahnya.
Lalu Sofi memilah beberapa foto itu dan mempostinggnya di story' WhatsAppnya.
Tak berapa lama kemudian,masuk beberapa komen ke aplikasi perpesanannya.
"Wah,jeng,diem-diem udah punya cucu aja! Emang kapan Dewangga nikah, jeng? Kok nggak pernah ngundang?"
"Wah,cucunya cantik dan tampan! 😍"
Tapi ia justru fokus pada salah satu pesan yang baru masuk. Ia pun tersenyum lebar setelah membacanya.
"Anak siapa, ma? Cantik dan ganteng, ya! Pasti mamanya cantik juga."
aku malah suka karakternya Stefani ibunya nata coco 😁
keibuan banget sabar banget 🥰
yang ada dendam merenggut jiwa dan hati diri
bukann tambah bahagia yang ada tambah menderita oleh dendam itu sendiri