melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10
Mereka memasuki mobil SUV hitam milik Athar. Athar membukakan pintu untuk melati.
"Makasih mas" senyum melati.
"Sama-sama sayang" Athar menutup pintu, lalu masuk ke kursi kemudi.
Athar mulai melajukan mobilnya keluar gerbang, tidak lupa dia menitipkan Motor melati ke satpam pabriknya.
"Kamu pengen kemana ?" Tanya Athar karena mungkin melati ingin pergi ke suatu tempat yang dia inginkan.
" Terserah mas aja" jawab melati santai.
Athar menjalankan mobilnya menuju mall terbesar di kota tersebut.
Mereka makan terlebih dahulu baru setelah itu berkeliling. Athar mengajak melati ke tempat perhiasan.
"Ngapain kesini mas?"
Athar tidak menjawab, dia meminta pada pegawai untuk mencari kalung dan cincin yang terbaik.
"Pilih yang mana sayang?" Tanya Athar menunjukkan beberapa pilihan beberapa set perhiasan.
"Seriusan mas?" Tanya melati masih tidak percaya, Athar mengangguk tersenyum.
"Kalau menurut kamu yang cocok yang mana?" tanya melati balik.
"Ini bagus" kata Athar menunjuk satu set perhiasan dengan model sederhana tapi elegan.
"Yaudah mas, itu aja, bagus pilihan kamu" kata melati.
Athar kemudian membayarnya dan memakaikannya langsung untuk melati.
Athar kemudian mengajaknya ke toko baju-baju dan memaksa melati membeli banyak baju, padahal melati sudah menolaknya Athar tetap memaksa.
"Udah yuk mas pulang, melati capek jalan terus" ujar melati saat Athar masih mengajaknya ke toko baju yang lain, padahal tangan mereka sudah penuh belanjaan.
"Udah capek? Yaudah yuk" Athar menuruti melati, mereka pun menuju mobil Athar, meletakkan barang-barang melati di bagasi kemudian melajukan mobil nya ke apartemen Athar.
"Ini dimana mas?" Tanya melati yang tidak pernah tau tempat yang di datanginya.
"Apartemen ku mel" jawab Athar singkat lalu keluar dan membukakan pintu melati.
melati pun keluar mengikuti jalan Athar menuju unit nya.
"Mas kenapa nggak anterin melati pulang?" tanya melati saat Mereka sudah berada di lift.
"Kamu nginep sini aja, besok baru pulang, lagian suami kamu juga nggak ada, ngapain di kamar kos sendirian gitu" ujar Athar
"Ayo masuk sayang" ujar Athar mengajak melati masuk dan mendudukkan nya di sofa.
"Jadi kamu tinggal disini mas?" Tanya melati saat Athar membuka jaketnya, menaruhnya di meja depannya.
" Iya selama di Surabaya aku tinggal disini" jawab Athar.
"Kamu laper nggak?" Tanya Athar
"Nggak mas, aku masih kenyang"
"Yaudah, kalau mau sesuatu ambil aja di kulkas ya, seenak kamu aja disini sayang" ujar Athar melati mengangguk.
Athar kemudian masuk ke kamarnya dan mandi, sedangkan melati masih termenung di sofa Memikirkan bagaimana cara menghilangkan perasaannya pada Athar yang melati sadar jelas-jelas ini salah.
Saat melati melamun hp nya berdering ternyata suaminya menghubunginya, melati pun mengangkat nya.
"Halo assalamualaikum mas?"
"Waalaikumsalam, kamu lagi dimana?"
"Ee .. lagi .. lagi dikosan aja" melati gugup.
"Ohh, kabar nya gimana? Sehat kan?" Tanya Arif
"Iya mas sehat" jawab melati, Athar keluar dari kamar dengan segar dan melihat melati sedang menelfon Athar pun menghampiri melati dan duduk disebelahnya, melati kaget dan menyuruh Athar diam agar tidak bersuara dengan menempelkan jari telunjuk nya di bibirnya.
Athar tersenyum kecut, ia segera mengerti kalau yang sedang menelepon kekasihnya ini suaminya. Athar akan segera pergi menuju dapur, tapi sebelum berdiri Athar sepertinya punya ide bagus.
"Udah makan belum yang? Mas lagi di warung kopi ini, masih capek, ngantuk juga" ujar Arif di seberang sana.
Athar memeluk melati, sangat dekat dengan melati, ia kemudian jahil pada tubuh melati, melati menggeleng pada Athar meminta Athar menghentikan aksinya.
"Ee... Udah mas, melati udah makan, mas udah belum?" Tanya melati sambil menahan suara nya agar tidak berubah.
"Ini mas lagi makan, oiya mas belum bilang ya sama kamu, mama minta uang 500 rb buat tambahan biaya cicilan motor fikri, jadi mas kasih, nggak apa-apa kan?" Tanya Arif
melati yang kedua d*d* nya sudah di kerjai oleh Athar sekuat tenaga menahan suara nya agar tak berubah di telpon, karena takut Arif curiga pada nya.
Agak lama melati menjawabnya.
"Ehh . Iya... Nggak papa kok" jawab melati,
"Kamu kenapa sih, jawabnya lama gitu?" Tanya Arif
"E .. enggak.. kok mas" melati gelagapan.
"Serius nggak papa sayang?" Tanya Arif penuh selidik.
"Iya mas, melati nggak apa-apa, ee.. ini cuma lagi di WC aja, udah ya mas, melati tutup dulu, assalamualaikum" ujar melati segera menutup panggilan suaminya karena takut ketahuan.
"Mas, jangan gitu lah" kesal melati pada Athar yang seakan tidak mengerti keadaan nya. Athar segera menghentikan kegiatannya menatap melati yang sepertinya menahan kesal tapi ia juga kesal.
"Emang kenapa?" Tanya Athar tanpa takut.
"Ya ntar kalau ketahuan gimana? Jangan cuma mikirin diri sendiri aja kenapa sih" kesal melati tak habis pikir pada Athar yang seenak nya sendiri.
"Apaan sih orang cuma gitu doang" Athar tak mau kalah.
"Kamu nih cuma mikirin diri kamu sendiri aja, kamu mikir nggak gimana kalau ketahuan barusan? Nasib aku gimana?" melati berdiri marah, ia makin marah kala melihat Athar yang tak merasa bersalah.
"Apaan sih Sampek nasib-nasib segala, ya nggak gimana-gimana, udah ya nggak perlu marah-marah, lagian seharusnya aku yang marah loh, aku yang cemburu kok" Athar menarik tangan melati agar melati duduk kembali.
melati duduk kembali tapi menepis tangan Athar yang barusan membuatnya naik darah, bukannya apa, perselingkuhan ini selalu membuat melati deg deg an setiap bersama Athar, bahkan dari tadi di mall melati selalu menunduk takut-takut ada yang mengenalnya, untung aja satupun melati tidak melihat orang yang dikenal nya. kayaknya memang teman-teman melati tidak ada yang datang ke mall, memang biasa ke pasar aja sih seperti nya. Tanpa terasa air mata melati mengalir, ia menunduk menatap kebawah.
Athar melihat melati yang menangis langsung merasa bersalah, segera ia raih tangan melati
"Kok nangis??" Tanya Athar
"Aku takut mas Arif tau" melati mengusap air matanya.
"Begini nih kalau yang diajak selingkuh masih amatiran" batin Athar.
"Emang kenapa sayang??" Athar merapatkan tubuhnya pada melati.
"Takut mas Arif Ngadu ke ibuk sama bapak di kampung, aku takut mereka kecewa denger kelakuan anaknya" melati menjelaskan sambil menangis. Athar menarik nafas.
"Yaudah mas minta maaf ya" Athar pun akhirnya mengalah, hal yang tidak pernah ia lakukan dalam hal apapun kecuali untuk melati saat ini ia rela mengalah.
"Jangan kayak gitu lagi" akhirnya melati luluh
"Iya sayang, maafin mas ya" ujar Athar melati pun mengangguk, Athar kemudian memeluk melati menci*m pipi melati dengan agak lama.
"Seharusnya mas tuh jangan cemburu, mas tau sendiri kan sebelumnya aku udah punya suami," ujar melati, Athar hanya mengangguk tanpa menjawab, kemudian melepaskan pelukannya.
"Iya-iya sayang, udah ya gak usah bahas suami kamu kalau lagi sama aku" ujar nya akhirnya melati pun mengangguk.
semoga p Chandra secepatnya mengetahui keburukan istrinya ya