Wang Lu adalah juara satu perekrutan Paviliun Longtian, mengalami kerusakan pondasi internal dan berakhir sebagai murid tak berguna.
Tak ada yang mau jadi gurunya kecuali… Wang Wu.
Cantik!
Tapi tak bisa diandalkan.
“Bagaimanapun muridku lumayan tampan, sungguh disayangkan kalau sampai jatuh ke tangan gadis lain!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙒𝙪
“Pak Tua! Tolonglah! Aku tak mau jadi muridnya!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙇𝙪
“Tak mau jadi muridnya, lalu siapa yang mau jadi gurumu?”~
Murid tak berguna, dan guru tak kompeten… mungkinkah hanya akan berakhir sebagai lelucon?
Ikuti kisahnya hanya di: 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹𝘁𝗼𝗼𝗻/𝗠𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁𝗼𝗼𝗻
______________________________________________
CAUTION: KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN PRIBADI AUTHOR. BUKAN HASIL TERJEMAHAN, APALAGI HASIL PLAGIAT. HARAP BIJAK DALAM BERKOMENTAR!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
第34章
“Wang Lu hanya beruntung bisa menang darimu!”
Sudah berlalu satu hari, tapi masih ada saja orang yang tidak terima dengan kekalahan Jang Junda.
“Sssst! Jangan bicara lagi! Orangnya datang!” desis seseorang memperingatkan.
Gerombolan itu menoleh serempak dengan alis tertaut.
“Dia juga datang?” gumam Jang Junda dengan suara tertahan.
Hari itu adalah pelajaran sejarah. Wang Lu yang biasanya tak pernah mengikuti kelas, tiba-tiba muncul bersama—siapa lagi kalau bukan—Yu Fengmu.
Seorang tutor wanita sudah berdiri menunggu mereka di depan monumen sejarah sementara semua murid berkumpul mengelilinginya.
Monumen itu berupa patung pedang di tengah altar batu, ukurannya sekitar satu meter setengah dengan tinggi enam kaki, tebalnya sekitar sepuluh inci, dan bentuknya terlihat familier.
Tentu saja!
Kaisar Pedang!
Di sepanjang bilah pedang itu, tertulis ribuan nama. Mungkin daftar orang jenius! Wang Lu menyimpulkan. Wang Wu termasuk salah satunya.
Tiba-tiba ia mengerutkan keningnya, memandangi nama gurunya dengan campuran rasa bangga dan penasaran. Lebih kepada tak yakin sebenarnya. Jenius, apanya yang jenius? pikirnya. Sama sekali tak kelihatan! Di bagian mana dari dirinya yang tampak jenius? Hanya pandai menipu orang!
“Yang ingin kuperkenalkan hari ini dengan sihir ilusi hanya sebagian cuplikan dari perang sengit ribuan tahun yang lalu,” tutur si tutor wanita memulai pelajarannya. “Sejarah nyatanya, sebenarnya jauh lebih kejam!”
Tutor wanita itu kemudian mendemonstrasikan sebuah jurus untuk menampilkan sihir ilusi yang kemudian diikuti oleh semua murid.
Menempelkan ujung telunjuk dan ibu jari kedua tangan di depan dada membentuk segitiga menghadap ke atas, kemudian memutarnya hingga ujung telunjuk mengarah ke bawah.
“Namun bagaimanapun itu, pada akhirnya kita memenangkan perdamaian yang berharga!” Tutor itu menambahkan. “Monumen ini, mencatat nama pahlawan yang terlibat dalam perang sengit tersebut!”
Ternyata begitu? pikir Wang Lu.
“Perang itu berlangsung selama kurang lebih dua ribu tahun, dan berakhir seratus tahun yang lalu,” lanjut tutor itu. “Generasi kedua ratus Paviliun Pedang Dewa Longtian di bawah kepemimpinan Ketua Long Ziling, akhirnya berhasil mengalahkan koalisi terakhir iblis sekaligus mengakhiri perang sengit antara suku manusia dan iblis.”
Selama tutor itu bicara, semua murid mengalami ilusi yang berbeda-beda mengenai perang tersebut. Rata-rata mereka melihat perjuangan salah satu penatua atau leluhur Paviliun Longtian, siapa saja sesuai pewarisan mereka masing-masing.
Wang Lu melihat lebih banyak dari yang dapat dilihat oleh semua murid, bahkan jauh waktu saat peperangan dimulai.
Semuanya demi sepotong tulang! geramnya dalam hati.
Pemicu peperangan itu rupanya Kaisar Pedang yang disebut Longtian.
“Serahkan Kaisar Pedang Longtian!”
“Serahkan Kaisar Pedang Longtian!”
Hardikan-hardikan kasar itu menggema dari waktu ke waktu dalam penglihatan Wang Lu, tumpang-tindih dalam pendengarannya.
Sosok putih salju yang cantik tampaknya muncul di benaknya, semakin jelas, perlahan lengan baju putih, di antaranya, terdengar alunan musik halus, alunan seruling mistis yang familier, dan sosok anggun itu, perlahan menari dengan sia-sia…
Gaun putih itu berkibar-kibar dalam sosok yang cantik dan memukau, menggeliat dan menggodanya begitu rupa, itu seperti penyanyi yang menarik dan menari dalam hatimu, setiap kali kau melihat kembali dirimu sendiri, itu seperti lautan. Penuh kasih sayang dan menghanyutkan…
Tutor wanita itu telah mengakhiri ceritanya, murid-murid lain telah terbebas dari ilusi mereka.
Wang Lu masih membeku di tempatnya, tidak bergerak, tidak berkedip, matanya menatap suatu kekosongan yang tampak jauh di depannya, seolah-olah rambut kuno yang suram, yang ternoda darah mengapung di depan dahinya...
Gaun putih tiba-tiba melompat!
Dia sudah menderita luka fatal yang tak terhitung jumlahnya.
Di udara, ia mengalami luka dan pendarahan pada saat yang sama, tetapi ia acuh tak acuh, wajahnya kering, dan ia berkata dengan dingin, “Tarian adalah kehidupan yang pahit; kehidupan ini adalah tarian yang lembut, tarian pahit untuk seumur hidup!”
Gelombang mata Wang Lu tiba-tiba menjadi jauh dan sedih…
Gaun putih itu melambai dan melecut-lecut.
Saat ia meniup serulingnya lagi, ribuan badai dingin menggelora!
Ini adalah seribu mil dingin, tampaknya membawa kehancuran tertua antara langit dan bumi…
“Shifu!” Wang Lu tiba-tiba mengulurkan tangan dan menyentuh tangan. Lalu mengerjap dan terbelalak. Wajah di depannya tidak sesuai dengan harapannya. “Shì… shéi…?”~Siapa ya? gumamnya terbata-bata.
“Nǐ shì shéi?”~Kau yang siapa? Seorang gadis memelototinya. “Lepaskan tanganku!”
“Du—duìbùqǐ!” Ma—maaf! Wang Lu menarik tangannya cepat-cepat dan sungguh kalang kabut.
Terdengar cekikikan di sekelilingnya.
Wang Lu mengedar pandang dan gelagapan.
Semua mata menatapnya dengan sorot geli.
Aiya! Kenapa aku bisa terlena oleh ilusi? erang Wang Lu dalam hatinya.
Ilusi kabut Jembatan Gerbang Kepala Naga bahkan tak berpengaruh padanya, kenapa ilusi tentang gurunya bisa menghanyutkannya sampai sedalam ini?
Pasti karena seruling itu! pikirnya.
Rahasia di balik teknik permainan seruling mistis gurunya adalah ujiannya dalam pelajaran ini.
“Kelas sejarah tadi memang menarik,” komentar Yu Fengmu saat mereka sudah berada di kantin asrama. “Bahkan murid eksternal juga sedang mendiskusikannya.”
“Itu artinya pekerjaan di kelas eksternal masih terlalu sedikit,” seloroh Wang Lu acuh tak acuh.
“Tidak bisa dikatakan begitu juga,” tukas Yu Fengmu. “Sebagian besar dikarenakan mereka tidak menyangka generasi kedua ratus Paviliun Longtian kita ternyata adalah kunci pengakhiran dari perang sengit antara suku manusia dan iblis yang berlangsung selama ribuan tahun. Coba bayangkan! Seratus orang jenius... kira-kira kemeriahan seperti apa itu?”
“Itu adalah kemeriahan masa lalu,” sanggah Wang Lu tak peduli. “Sekarang hanya tersisa beberapa lelaki tua, ditambah guruku itu!”
“Penatua Kelima memang sedikit… unik,” gumam Yu Fengmu. “Tapi dia termasuk salah satu orang yang bertahan dalam perang sengit itu. Kemampuannya pasti tak terduga!”
“Menurutku dia seharusnya bertahan hidup dengan muka temboknya,” imbuh Wang Lu tanpa beban. “Coba pikir! Pernah menghadapi perang bersama, seharusnya hubungan mereka sangat baik. Sudah setengah tahun lebih, selain Penatua Keenam, aku belum pernah melihat ada orang yang datang ke Bukit Mingyue. Ini cukup memperjelas guruku itu tak disenangi!”
Tepat pada saat itu, gadis yang tidak sengaja terpegang tangannya tadi melintas di dekat meja mereka.
Wang Lu berhenti bicara dan tergagap.
Yu Fengmu mengikuti lirikan mata dan buru-buru memalingkan wajahnya lagi, menghindari tatapan gadis itu.
Gadis itu mendengus dan mendelik sembari mendongakkan hidungnya.
Beberapa murid wanita di meja lain cekikikan lagi melihat mereka.
Wang Lu mengedar pandang dengan raut wajah tak berdosa.
Sepasang mata mengawasinya dari meja lain dengan penuh permusuhan. Gadis itu adalah pujaan hatinya. Orang-orang menjuluki mereka Pasangan Malaikat, meski tak jelas hubungan mereka sudah sampai di mana.
Satunya seorang putri, satunya lagi seorang pangeran.
Wu Rongbao dan Lu Binghe.
Keduanya adalah murid internal angkatan sebelumnya, satu angkatan dengan Marga Jang dan Kakak Sepupu Wang Yu, dan keduanya juga diangkat dari murid eksternal.
Dasar bocah tengik ini…
Baru satu kali mengikuti kelas, sudah memancing permusuhan lagi!
ketukan Duanmu Jin...!!!
Cuma tidak bisa tidur, gara2 ulah Wang Lu...
👍👍👍
kata si Mulan Jameela
Dia waras....
Atau Sableng...???
2. Penjara Dewa
3. Jurus-jurus rahasia Wang Wu, dll
Apakah Wang Wu, Dewi pendisiplinan ?
😜😜😜