Lestari seorang cewek SMA yang dibuat hamil oleh seseorang, sialnya orang itu datang kembali membawa petaka untuknya.
Kedua orang tuanya menjodohkan mereka karena perbuatan masa lalunya, membuat kedua pasangan itu merahasiakan tentang pernikahan nya di sekolah.
Akankah rahasia itu akan terbongkar? atau justru berhasil sampai lulus sekolah? lalu kejutan apa yang akan menanti mereka? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. LKCD !!
Masih dalam keadaan di sekolah, Lestari sedang ada di toilet sehabis menjalani eskul bulu tangkis nya.
Bahkan dalam keadaan tangan nya sedang cedera, dia tidak meninggalkan kegiatan keseharian nya di sekolah, dia juga tampak sedang memoles wajahnya dengan bedak, sambil memikirkan kejadian sehabis dari UKS.
Betapa kaget nya dia melihat Adit mengeluarkan sisi negatif yang belum dia lihat sebelumnya.
"Jadi takut gue" Dumam Lestari pada dirinya sendiri.
Sehabis mencuci tangan pada wastafel, lestari memasukan kotak bedak nya ke dalam tas, betapa cantiknya dia sekarang saat memakai hijab.
Dia juga ingin membereskan kerudung di kepala nya yang sedikit membulat, namun belum sempat mencabut jarum pada kerudung nya, pintu tunggal toilet perlahan terbuka. Menghentak Tari oleh kedatangan perempuan yang paling dia benci.
"Cieee, gadis nakal mendadak berhijrah" Kata Maudy dengan wajah angkuhnya.
Dia terus memperhatikan Lestari yang sedang terburu-buru memasukan alat makeup lainnya ke dalam tas, sebelum bergegas. Tari berusaha mengontrol dirinya agar tidak emosi.
Hanya saja saat Tari hendak melewati, Maudy menutup jalan nya, Saat tari ke kiri dia ke kanan, saat Tari ke kanan dia ke kiri.
Akses jalan keluar toilet seketika telah di sabotase oleh Maudy, Tari mulai merasa kesal dengan dirinya.
"Jangan buru-buru, mau kemana sih?" Kata Maudy yang bersilang tangan di dada, dia juga memperhatikan penampilan lestari dari atas hingga bawah.
Terlihat tertutup rapat tanpa ada celah kulit tangan dan kaki terbuka, hanya pergelangan tangan saja yang terbuka.
"Kesurupan jin apa lu?" Kata Maudy dengan ketengilan nya.
"Biarin gue lewat" Kata Lestari dengan tatapan sedikit membuat Maudy terhentak.
"Haha percuma pakai kerudung, kalau sifatnya masih kaya iblis"
Lestari menghela nafas sabar nya, dia masih berusaha menstabilkan emosi nya biar tak terpancing "tolong, gue mau ke UKS mau periksa tangan lagi"
Maudy sedikit mendorong kedua bahu nya sampai dia terhentak "Enak aja, urusan kita belum selesai ya"
"Urusan apa ya?" Tanya Lestari.
"Waktu lu nabrak gue, lihat tangan gue sampai kena siksa Adit" Jawab Maudy.
"Gue gak ada waktu buat urusin lu" Lestari berusaha melawan, walaupun hatinya sedikit kalut dengan niat berhijrah nya.
Maudy tersenyum miring, berjalan maju satu langkah untuk mendongak dagu Tari sampai terangkat, menatapnya penuh kedengkian "Gue penasaran siapa yang sudah buat lu berubah seperti ini"
Tangan kanan Tari yang semula menggenggam erat, kini dia beranikan mengangkat untuk menepis tangan Maudy, walau penuh dengan luka bakar.
"Lu lama-lama ngeselin ya?, Mau tangan lu gue remas lagi?" Ancam Maudy.
"Gak" Jawab Tari.
"Padahal gue kangen jambak-jambakan sampai berguling di lantai sama lu, liat lu kaya gini jadi kesepian deh!" Kata Maudy.
"Gue minta maaf, gue bukan lagi jadi bahan samsak lu di sekolah ini lagi" Jawab Tari.
"Samsak? —" Maudy menjeda ucapan sambil tertawa kecil.
"Bukan nya lu yang mulai duluan ya?, sampai buat kita bergelut setiap hari, lu juga sudah berhasil buat gue keluar dari Osis" Sambungnya.
Tari menjilat bibir bawahnya ketika Maudy perlahan maju, buat lestari mundur perlahan hingga punggungnya menyentuh tembok.
Maudy mengurung nya dalam dekapan kedua tangan, yang telapak tangan memegang tembok. Lestari mendadak menelan saliva nya.
Maudy kembali melihat wajah nya, kemudian dia melihat kedua payudara nya yang sedikit besar.
Latah sekali Maudy memegang dengan telapak tangan sebelah kanannya, membuat lestari sedikit mendesah.
"Lu normal kan?" Kata Maudy.
Bukan karena payudara yang dipegang, hanya saja kecoa tiba-tiba masuk dalam roknya yang membuat dirinya geli.
"I-ini ada kecoak" Kata lestari
Seketika Maudy terhentak, melompat-lompat satu kaki, kesempatan bagus untuk lestari kabur.
Sialnya, Maudy lebih cepat dari pelarian nya Lestari, dia juga tampak melepas paksa kerudung Lestari yang tak sengaja.
"Ups, kerudung lu lepas, soooory"
"Benar-benar lu ya" Kata Lestari mendadak bergelimang.
Usaha membuat dirinya jadi lebih baik pasti ada aja halangan nya, bahkan kerudung lestari di hentakan ke lantai sampai kotor.
Maudy juga menarik rambutnya lestari yang terlihat begitu berkilau di pandangan matanya.
Dia juga sampai menampar pipi bulat nya Lestari dengan kekuatan penuh.
Lestari merasakan kepalanya pening luar biasa, tanpa melawan. Karena dia sudah janji pada dirinya sendiri untuk merubah diri.
Belum lagi dia merasakan perih di pipi kirinya sampai terasa hingga ke sudut bibirnya.
"Kenapa lu diam?" Tanya Maudy dengan senyuman jahat, Lestari fokus mengambil kerudung yang jatuh mengenaskan.
Lagi, Tari belum saja mengambil kerudungnya, lebih dulu di injak oleh Maudy sampai kerudung itu terlihat lusuh dan sobek.
Dia juga merampas tas Lestari yang penuh dengan makeup kesayangan nya, tak pikir panjang, Maudy menggeledah hingga menumpahkan isi tasnya.
Sialnya, ada kotak cincin yang ikut terjatuh, saat Maudy mengambil. Lestari lebih dulu mengambilnya
"Jangan yang itu" Kata Lestari.
Maudy kembali melangkah maju kedepan, meraih rambut nya kembali sambil merampas kotak cincin itu.
Satu detik setelah mengambil kotak itu, pintu toilet itu terbuka, menampakkan seorang pria yang bukan lain itu adalah Adit.
Semula pemuda itu hendak mencari Lestari, karena di ruangan olahraga di lantai dua sudah tidak ada dirinya, kebetulan dia lewat toilet wanita yang sudah dikerubungi kaum hawa yang sibuk menonton sesuatu.
Awal nya cuek, tapi setelah mendengar rengekan dari suara yang sangat dia kenal langsung mendobrak pintu toilet itu.
Benar saja dia melihat Tari yang tengah duduk dengan kondisi yang amat berantakan. Baik dari rambut, bajunya yang penuh dengan genangan air, hingga wajah nya yang sedang bergelimang.
"Lu sudah benar-benar keterlaluan, Maudy!"
Semua orang melihat sampai terkejut, mendengar nada bicara Adit yang sangat murka, wajah yang perharinya tenang langsung memerah, seperti menahan amarah yang siap meledak-ledak.
Hanya saja dirinya sudah berjanji ke Lestari untuk tidak kasar lagi ke wanita, Adit mengurungkan niat untuk tidak berbuat kekerasan, kalau janji itu tidak ada, mungkin Maudy sudah habis dihajar oleh Adit.
"Adit" Maudy menoleh bergumam samar, memegang kotak cincin yang kebetulan dia tengah lengah langsung di rebut paksa oleh Lestari.
Maudy tidak lagi melawan, dia ingin beralasan mengenai apa yang Adit lihat tepat di depan matanya.
"Perundungan lu sudah benar-benar diluar batas Maudy!, jangan mentang-mentang bapak lu punya pengaruh banyak untuk sekolah ini" Kata Adit.
"Enggak lu salah liat, ini bukan seperti yang lu pikirkan" Panik Maudy.
"Kalau komisi disiplin engga ngaruh buat lu, gue bisa saja laporin lu ke pihak berwajib!" Ancam Adit.
"Apa yang lu lakukan sekarang ini adalah tindakan kriminal!" Sambungnya.
Seketika sakit hati yang luar biasanya itu kembali di rasakan Maudy, saat dia mendengar ucapan Adit yang membentak-bentak dengan suara keras.
"Gue cuma becan—"
"BECANDA LU GA LUCU!!"
Maudy sampai berjengit kaget, mendengar Adit yang berteriak lebih keras dari sebelumnya.
Mengulum bibirnya sambil menangis, pergi meninggalkan mereka berdua di toilet, membelah kerumunan siswi yang sedang melihat aksinya.
Sedangkan Tari. Dia sedang ditenangkan oleh lelaki terhebat nya yang dia punya.