Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanita, Kamu Jahat!
***
3 Hari Kemudian,
"Tuan, biarkan kami membersihkan tubuh anda dulu. Ini sudah waktunya." Pinta salah satu perawat
Satya bergeming, tangan kanannya menghentak dengan tidak beraturan. Lelaki itu menolak keras jika para perawat ini menyentuh apalagi membersihkan tubuhnya. Satya menganggap itu sebagai bentuk pelecehan
Tiga orang perawat yang ada ditepi brankar dari Tuan Muda Dewantara itu pun saling melemparkan pandangan.
"Kami akan melakukannya pelan-pelan, Tuan. Kami tidak akan menyakiti anda" bujuk lainnya
"Dokter Hanita akan marah kalau anda belum kami bersihkan juga, Tuan" tukas salah perawat sedikit frustasi
Satya memejamkan kedua matanya dengan erat, emosinya mulai tersulut mendengar nama Hanita mulai dibawa oleh para perawat menyebalkan ini. Dengan kata lain, mereka semua lebih takut pada Hanita ketimbang Satya. Satya serasa tidak punya hak atau daya apapun terhadap tubuhnya sendiri
Lelaki itu menggeliatkan kepala, menghunuskan tatapan tajam pada ketiga perawat di depannya.
"Eeeuggh...gghh..." erang Satya marah
Tenggorokannya yang terluka membuat Satya tidak lagi bisa menggumamkan kalimat apapun selain erangan tidak jelas itu. Itu juga terasa sangat tidak nyaman
Air wajah Satya memerah tanda kalau dia sedang marah saat ini dan itu membuat para perawat menciut. Satya makin kesal karena melihat keberadaan diaper diatas troli yang berisi perlengkapan mandinya
Disaat yang bersamaan, Hanita masuk ke dalam ruang rawat Satya. Menatap heran para perawat yang berdiri tanpa melakukan tugas mereka
"Ada apa ini?" Tanya Hanita
Ketiga perawat itu menoleh, mereka tidak berani menatap Hanita.
Hanita melirik troli berisi perlengkapan mandi Satya, itu masih utuh yang artinya Satya belum dibersihkan.
"Kalian belum membersihkan tubuh suamiku?" Tuduh Hanita
"Maafkan kami, Nyonya. Tapi Tuan Satya menolak untuk kami bersihkan" sahut ketiga perawat itu
Hanita mendesis sinis, atensinya berpindah pada Satya. Suaminya itu memalingkan pandangan, enggan menatap Hanita. Satya belum memaafkan perbuatan Hanita yang melepas paksa ventilatornya beberapa hari lalu
"Satya, kamu ini kenapa? Kenapa kamu rewel sekali?" Kesal Hanita
"Nngghhrrhh..." Satya menyahut
Hanita sedang berada dalam suana hati yang kurang baik pagi ini, apalagi dia sedang datang bulan. Ditambah dengan harus menghadapi sikap menyebalkan Satya yang tidak tahu diri. Habis sudah kesabaran Hanita, rusak sudah harinya
"Keluarlah kalian semua." Perintah Hanita
"Ya? Tapi kami belum melakukan tugas-" perkataan perawat terpotong
"Biarkan saja lelaki cacat tidak tahu diri ini. Sudah tidak bisa apa-apa tapi masih sombong" sindir Hanita
Kedua mata Satya berair, sakit sekali mendengar hinaan itu lolos dari bibir sang istri yang dulu selalu berkata halus dan penuh cinta padanya.
Tapi Satya tetap mempertahankan egonya, kukuh tidak mau jika tubuhnya disentuh oleh para perawat ini. Dan itu membuat Hanita semakin kesal
"Baiklah! Jika itu maumu, aku menantangmu. Bangun dan bersihkan sendiri tubuhmu atau kamu akan terus kotor seperti ini!" Tegas Hanita
Hanita memutar tubuhnya, mengajak serta para perawat ini meninggalkan ruangan perawatan Satya.
Satya menatap senduh pintu yang baru saja dibanting oleh Hanita. Ternyata tidak berdaya memang semengenaskan ini
Satya tidak akan menyerah begitu saja. Lelaki itu berusaha bangun, menggeliatkan tubuh lemahnya. Dia akan membuktikan pada Hanita kalau dirinya tidak selemah itu
Lelaki satu ini memang belum sadar diri kalau saat ini kondisi tubuhnya sudah jauh berbeda dengan dia yang dulu. Satya tidak akan pernah bisa lagi melakukan apapun tanpa bantuan orang lain
"Aaarrghh..." erang Satya
Sekujur tubuhnya yang tidak berfungsi terasa sangat sakit saat dipaksa untuk bergerak. Satya berusaha bangun dari posisi baringnya, dia berjuang keras sampai nafasnya memburu. Satya harus bisa, tubuhnya sudah lengket. Perutnya juga sakit karena ada hajat yang perlu dia tuntaskan segera.
"Aaghh...eeuhh..." desis Satya kesakitan
Dengan sekuat tenaga Satya berhasil menggeser tubuhnya, hanya beberapa cm dari posisi baringnya tapi itu sudah memerlukan usaha keras yang membuat energinya terkuras.
"Ngghh..."
Satya sama sekali tidak sadar kalau pembatas ranjangnya sudah berada dalam keadaan terbuka. Dan dia terus saja berusaha menggeser tubuhnya ke pinggir
BRUG! Tubuh Satya terjatuh terpental ke atas lantai yang dingin dan keras. Tubuhnya yang memang sudah sakit kini terasa makin sakit dan tidak karuan rasanya.
"Aaaghh..." teriak Satya terdengar lemah dan menyakitkan
Satya terjatuh keatas lantai dalam keadaan tengkurap. Begitu lemah dan mengenaskan. Dan dia tidak bisa melakukan apapun selain menangis
'Hanita, kamu jahat!' Umpat Satya dalam hati
.
Tbc
Masih ada yang baca? komen yyuk
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅