Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰
------------------------
"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"
Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.
"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."
Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?
"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"
Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.
Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Secercah harapan
Ifa cukup terkejut ternyata laki-laki yang menolongnya mengenal Abi Farel. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi orang itu ternyata dulu junior Abi Farel ketika kuliah.
Kemungkinan, mereka berbeda sepuluh tahunan.
Bahkan Abi Farel sudah lupa di ingat-ingat juga. Tapi, laki-laki itu cukup baik mengenal Abi Farel. Apalagi dulu Abi Farel pernah bekerja sama dengan orang tua laki-laki itu.
Ifa tak peduli. Akan hal itu. Yang penting Ifa sudah sampai dan ia harus istirahat. Ifa masa bodo membiarkan laki-laki itu mengobrol dengan sang Abi.
Hari cukup berat yang Ifa jalani. Pekerjaan banyak, Maslaah numpuk. Di tambah mobil mogok dan ponsel mati. Lengkap sudah penderitaan Ifa hari ini. Dan Ifa benar-benar lelah.
Sampai sudah sholat isya Ifa langsung tidur. Saking lelahnya Ifa tak ingat apapun lagi. Bahkan ponselnya pun tidak langsung di charge.
...
Pagi, sebelum berangkat ke kantor. Seperti biasa Ifa sarapan terlebih dahulu.
"Ngomong-ngomong, bagaimana hubungan kalian, dek?"
Tanya Abi Farel tiba-tiba membuat Harfa langsung menghentikan kunyahannya. Ifa pun ikut menoleh pada sang adik.
Ifa sampai lupa akan kisah sang adik. Bukankah mereka akan menikah kenapa belum juga.
"Ibu mas Bumi saat ini koma. Dan pernikahan kembali di tunda."
Abi Farel menghela nafas. Begitu juga ummah Sinta.
Kisah Harfa juga tak seindah di bayangkan. Sejak awal pernikahan mereka di tunda terus karena beberapa keadaan. Hingga saat ini hubungan mereka tetap sama tak ada perubahan apapun.
"Semoga beliau cepat sembuh. Tapi, sampai kapan itu ditunda, nak?"
"Sampai ibu mas Biru kembali sadar. Mas Biru tak mau menikah jika tak di saksikan ibunya."
"Apa itu tak jadi maslaah."
Harfa mengepalkan kedua tangannya di bawah meja. Siapa yang ingin sebuah hubungan di gantungkan. Tapi, itu juga bukan sebuah pilihan. Tapi, keadaan yang membuat kisah Harfa seperti itu.
Sejak awal, Harfa yang meminta di undur karena keadaan Ifa. Kini, Bumi yang meminta di undur karena kondisi ibu mas Bumi yang sempat siuman kembali kritis dan sekarang malah koma.
"Doa akan saja, semoga ibu mas Bumi cepat sembuh."
Ummah Sinta memegang tangan Abi Farel. Mengisyaratkan jangan di teruskan.
Ummah Sinta bisa merasakan jika saat ini Harfa juga tak baik-baik saja.
Ifa tak menanggapi apapun. Karena memang bingung harus mengatakan apa. Ifa saja sedang pusing dengan dunia nya sendiri.
Apalagi, keadaan yang di hadapi Harfa bukan hal yang perlu di perdebatkan. Karena Harfa dan Bumi sudah punya kepercayaan dan komitmen tersendiri.
Ifa tak ingin ikut campur. Masalah dia saja cukup sulit. Ifa hanya berharap, kisah sang adik tak seperti kisahnya. Semoga saja Bumi laki-laki yang berbeda. Yang bisa membahagiakan Harfa.
"Semuanya, kakak berangkat dulu."
"Kakak berangkat naik apa? bareng saja sama aku."
Cetus Harfa angkat bicara sebelum Ifa meninggalkan meja makan.
"Emang, adek gak ada operasi hari ini?"
"Alhamdulillah gak ada. Dan hari ini cukup senggang."
"Baiklah."
Harfa dengan cepat menyelesaikan makannya. Ifa pun membatalkan pesanan taxi online nya.
Harfa benar-benar mengantar Ifa ke kantor. Jarang-jarang mereka berangkat dalam mobil yang sama. Biasanya pergi dan pulang dengan mobil masing-masing.
"Ok, dek?"
"Fine."
Ifa kembali diam. Masalah cinta memang Ifa tak seperti Harfa. Ifa begitu tak mengerti apalagi ketika menikah dengan Akmal mereka di jodohkan. Tak ada cinta sama sekali. Bisa di katakan bahwa Ifa sampai saat ini belum pernah jatuh cinta pada siapapun. Jika merasa nyaman mungkin, Mikail orangnya.
Itupun Ifa tak lebih menganggap Mikail sebagai adiknya sendiri.
Hati Ifa masih bersih akan namanya cinta. Bahkan Ifa sendiri tak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Yang Ifa tahu hanya rasa sakit saja.
"Terimakasih, dek."
"Sama-sama. Nanti jika mobil kakak belum di antar juga. Biar aku yang jemput kakak pulang."
"Siap, nanti kakak kabari. Kamu hati-hati."
"Iya."
Ifa baru masuk setelah Harfa hilang dari pandangannya.
Ifa menghela nafas berat, membawa langkahnya masuk kedalam kantor dimana pekerjaan sudah menunggu Ifa.
Melihat tumpukan berkas di meja membuat Ifa terasa sesak.
"Semangat, Ifa."
Ifa mencoba menyemangati diri. Setiap hari Ifa selalu sibuk di ruangannya. Bahkan kini Ifa sudah jarang sekali keluar hanya untuk sekedar makan di kantin dengan karyawan-karyawannya.
Tok ... Tok ...
Ketukan pintu membuat Ifa sejenak menghentikan aktivitas nya.
"Masuk."
Seru Ifa membuat Mawar yang ada di luar langsung menerobos masuk.
"Nona, di luar ada tuan Andika."
"Tuan Andika! Bukan kah kita yang harusnya datang ke perusahaan nya. Kenapa beliau malah datang."
"Saya kurang tahu. Beliau datang bersama bos nya."
Deg!
Ifa cukup terkejut. Ifa tahu, jika memang tuan Andika adalah asisten terpercaya perusahan M.K grup. Selalu tuan Andika yang melakukan semuanya. Bahkan kerja sama antar perusahaan mereka yang masih terjalin pun tuan Andika yang menangani. Karena dari rumor yang Ifa dengar. Pemilik perusahaan M.K grup jarang menampakan diri. Orang yang cukup tertutup.
Dan, sebuah kehormatan jika pemilik perusahaan M.K grup mau datang ke perusahaan nya.
"Di mana mereka menunggu?"
"Di ruang biasa."
"Baik. Saya akan ke sana."
Mawar mengangguk karena memang Mawar sendiri cukup tersebut.
Mawar berjalan di samping Ifa. Menuju ke ruangan khusus pertemuan. Mawar dengan cepat sedikit melangkahi Ifa guna bisa membukakan pintu untuk Ifa.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Ucap Ifa ketika masuk ruangan.
"Waalaikumsalam."
Jawab tuan Andika. Yang terlihat duduk sendiri.
Ifa mengerut kan kening melihat hanya ada tuan Andika saja. Lalu, Ifa mengedarkan pandangannya. Ada sosok laki-laki yang sedang berdiri menatap keluar jendela. Mungkin sedang melihat pemandangan di bawah sana.
"Sebuah kehormatan bagi kami. Akan kedatangan anda tuan Andika dan ...
,"
Ifa menggantung ucapannya menatap sosok laki-laki yang masih memunggungi nya. Tidak ada yang tahu memang nama dari pemilik perusahaan M.K grup.
"Tuan Davit."
"Tuan Davit!"
Orang yang di sapa Davit langsung berbalik menatap Ifa intens.
Deg!
Ifa cukup terkejut melihat wajah, sosok yang sejak tadi memunggunginya.
"An-anda ..,"
"Senang bertemu kembali, nona Ifa."
Mawar dan tuan Andika saling pandang. Mereka cukup terkejut juga jika Ifa dan pemilik M.K grup ternyata sudah saling kenal.
Mereka juga tak tahu jika Ifa juga baru tahu. Ternyata pemilik perusahaan M. K grup adalah orang yang sama yang menolong Ifa kemaren.
Tapi, kenapa penampilannya cukup berbeda dari kemarin. Mungkin, karena stelan baju yang di pakai juga beda. Kini, nampak terlihat gagah di usianya yang sudah matang.
Suasana sedikit canggung sekali. Ifa masih belum menyangka jika tuan Davit, orang yang menolongnya adalah bos perusahaan besar.
"Saya ingin memperpanjang kontrak kerja sama kita. Dan anda tidak usah mengganti poin-poin nya. Cukup masih dalam perjanjian awal."
Ujar tuan Davit membuat tuan Andika melotot. Berbeda dengan Ifa dan Mawar. Mereka berdua cukup lega karena itu artinya Ifa masih punya harapan besar kembali bangkit.
"Alhamdulillah. Terimakasih banyak tuan. Atas kepercayaan anda pada perusahaan kami."
"Sama-sama."
Sudah membahas perpanjang kontrak kerja sama. Tuan Andika dan tuan Davit segera pamit. Namun, tuan Davit menghentikan langkahnya. Lalu, berbalik menatap Ifa dengan gaya sok cool.
"Mungkin ..., besok mobil anda saya kirim. Mau ke perusahaan atau rumah?"
"Terimakasih banyak tuan. Ke perusahaan saja. Maaf saya merepotkan anda."
Tuan Davit tanpa menjawab langsung pergi begitu saja.
Ifa benar-benar merasa lega. Seolah ada secercah harapan bagi perusahaan sekarang. Karena M.K grup akan memperpanjang kontrak. Bahkan menambah nilai investasi nya juga.
Bersambung ...
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🙏 🥰 🤩
So, apa yang kalian pikirkan akan alur ini???
Datang untuk nya...