seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. penerus kekuatan surgawi
Apalagi ketika Alen mengatakan tentang rasa sakit. Sebagai manusia biasa, tentu saja kita akan menghindari hal itu. Namun, tekadnya sudah bulat, ketika ia mengetahui bahwa di Dunia ini, yang kuatlah yang akan dihormati. Sedangkan yang lemah akan menjadi bualan-bualan orang yang kuat.
Dan Amelia tak menyukai hal itu. Walaupun tidak membalas dendam kepada keluarga pemilik tubuh ini, tapi ia juga harus beradaptasi dan menjadi kuat di tempat ini. Karena, pengetahuan dan beladiri yang ia dapat dari zaman modern, Belum cukup untuk bisa bertahan di Dunia ini. Amelia menarik nafasnya dengan pelan tapi pasti.
" Baiklah Alen.." tanpa menunggu apapun lagi. Amelia langsung masuk kedalam kolam air suci itu. Saat Amelia memasuki kolam dan menyatu dengan tubuhnya.
Tiba-tiba, kolam itu bergejolak dan mengeluarkan asap, seolah sedang memasak tubuh Amelia Disana. Ditepi kolam juga, tiba-tiba muncul mata air yang begitu jernih dan tentunya sangat memiliki banyak khasiat. Alen yang menyaksikan hal itu, seketika tersenyum senang. Karena memang seperti itu lah jalannya. Jika seorang penerus kekuatan surgawi, maka kolam itu akan menyambutnya.
"Ternyata tidak salah. Anda lah nona, penerus kekuatan surgawi ini " gumam Alen sambil tersenyum penuh arti.
Akhirnya, untuk menunggu sang junjungan selesai dengan meditasi nya. Alen Juga mendudukkan tubuhnya tidak jauh dari pinggir kolam air suci itu. Ia juga mengambil posisi lotus dan memejamkan matanya. Seketika dua konsentrasi itupun saling melengkapi. Membuat Amelia yang berada di kolam air suci merasakan sesuatu yang akan meledak dalam dirinya.
Bom
Bom
Suara dentuman kecil terdengar, Amelia melewati masa pemurnian jiwa dan penyerapan energi dari dalam kolam itu dan menyatu dalam darah dan daging nya. Tapi, Amelia sama sekali belum membuka matanya. Sementara Alen, ia cukup terkejut dengan pencapaian itu. Padahal ia hanya membantu sedikit saja, ia menyalurkan tenaga dalam nya untuk membantu merangsang penyerapan energi dan juga pemurnian jiwa Amelia.
Namun, hasilnya ternyata cukup mengejutkan dan tentu saja membuat Alen semakin bangga memiliki tuan seperti Amelia.
( Terus lah menjadi kuat nona. Karena, kedepannya, kita tidak tau, apa yang menanti anda.) Batin Alen. Setelah itu, ia kembali menutup matanya dan melakukan kultivasi untuk dirinya sendiri.
***
Di Dunia nyata. Tepatnya di sebuah gubuk reot itu. Tampak kedua baby harimau sedang meraung-raung memanggil Sisil dan Rubi. Entah kenapa, mereka memiliki firasat tentang tuan mereka yang tidak bangun bangun. Bilik itu cukup kacau dan ribut akibat ulah kedua baby harimau itu. Sisil dan Rudi yang masih yang sudah beraktivitas di sekitar gubuk itu, karena persediaan makanan mereka masih ada, langsung berjalan dengan cepat dari arah yang berbeda. Sesampainya Rubi di gubuk itu, bersamaan dengan datangnya Sisil dari arah lain. Mereka berdua langsung bersitatap. Ada raut wajah cemas dari wajah mereka berdua.
"Ada apa ? Kenapa biru dan hitam mengaum seperti itu.?" Tanya Sisil kepada Rubi. Rubi yang mendapatkan pertanyaan seperti itu langsung menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tau sil. Sebaiknya kita periksa saja." Ucap Rubi kepada Sisil. Tanpa menunggu lebih lama lagi, mereka berdua pun langsung bergegas masuk. Dengan perasaan cemas yang menyelimuti keduanya, ruby langsung menyibakkan gorden penutup bilik itu dengan kasar.
Melihat kedatangan Sisil dan ruby, biru dan hitam langsung bergegas ke arah kaki mereka dan menarik hanfu kuno dan lusuh itu. Seolah mereka menyuruh keduanya untuk memeriksa keadaan Amelia. Kedua baby harimau yang terlihat tak seperti biasanya, Rubi pun langsung bergegas memeriksa keadaan Amelia, ya walaupun ia tidak tau harus melakukan apa, yang penting memeriksa dulu apakah denyut nadi nya masih ada, atau tidak. Sementara Sisil, ia langsung menenangkan si biru dan si hitam yang terus saja mengaum dari tadi.
"Tenang lah biru, hitam. Saya yakin, nona baik-baik saja.." ujar Sisil meletakkan kedua nya diatas pangkuan nya. Kedua baby harimau itu tidak masalah, karena mereka dapat merasakan kalau kedua pelayan itu berhati baik, lagi pula mereka hanya ingin menenangkan keduanya. Walaupun hatinya juga ikut cemas melihat dan memikirkan kondisi junjungan mereka. Setelah ruby memeriksa denyut nadi Amelia yang ternyata masih ada, Rubi menghala nafasnya merasa legah. Akhirnya yang ditakutkan ternyata tidak terjadi.
"Bagaimana Rubi ? Apa yang terjadi dengan nona..??" Tanya Sisil dengan kedua baby harimau dalam pangkuannya. Rubi menarik nafasnya lagi.
"Aku. Tidak tau sil, tapi syukur nya. Denyut nadi nona masih ada. Tapi kalau di perhatikan, sepertinya nona sedang tidur saja.". Ujar Rubi Dan langsung dibalas anggukan kepala dari Sisil. Ya, walaupun mereka tidak begitu yakin mengenai hal itu.
***
Seminggu lamanya Amelia tertidur di dunia nyata, sementara diruang dimensi ia sedang berkultivasi. Melihat keadaan sang nona, yang sudah seminggu ini tidak membuka matanya, keduanya langsung dilanda rasa cemas kembali. Tapi, biru dan hitam, mereka sudah tidak membuat keributan lagi. Karena mereka sudah tau, kalau sang nona sedang berlatih di suatu tempat. Mereka juga merasakan efek dari meningkatnya kekuatan sang nona.
"Bagaimana ini Rubi. Nona, sudah seminggu tidak sadarkan diri. Aku takut, nona kembali tertidur panjang." Ungkap Sisil.
Jujur saja, walaupun mereka hidup dalam kekurangan, namun ketika adanya rasa kebersamaan dan saling mendukung serta membantu satu sama lain, maka kekurangan itu tidak akan pernah terasa. Dan inilah yang di rasakan ketiganya. Melihat Amelia yang belum bangun juga, tentu saja membuat mereka menjadi khawatir dan seolah ada yang kurang.
" Tenang lah sil, sebaiknya kita terus berusaha untuk membangun kan Nona. Kamu jangan terlalu khawatir." Ujar Rubi menenangkan Sisil, padahal hatinya juga diliputi rasa khawatir. Namun mereka tidak boleh terlalu khawatir. Harus melakukan sesuatu. Pikir Rubi.
***
Sementara, diruang dimensi, Amelia masih betah dengan posisinya, sementara air suci yang awalnya berubah warna ketika Amelia menyatu, kini airnya telah menjadi bening kembali. Tiba-tiba, disuasana tenang itu, terdengar bunyi ledakan kecil. Yang menandakan bahwa Amelia kembali naik tingkat.
Bom
Bom
Kini, Amelia sudah berada di tingkatan heavenly god. Tentu pencapaian ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa berada di tingkat tersebut. Namun, Amelia hanya membutuhkan waktu sebentar untuk mencapai tingkat tersebut. Alen yang masih berada di sana di buat tercengang bahkan menggeleng-gelengkan kepalanya. Benar-benar jenius yang langkah. Setelah itu, Amelia langsung membuka matanya dengan perlahan. Setelah matanya terbuka, bola matanya langsung memancarkan cahaya putih yang pelan-pelan menghilang. Setelah itu, ia langsung bangkit berdiri dan terbang kearah Alen.
"Selamat nona. Anda berhasil mencapai tingkatan heavenly god. Tapi, nona jangan berbangga diri dulu. Nona harus tetap belajar untuk mengejar level dan juga memperdalam ilmu bela diri." Ujar Alen menasehati. Amelia yang mendengar Alen yang begitu cerewet, hanya mampu memutar bola matanya dengan malas.
"Ya Alen, terima kasih atas nasehatnya. Eh.. tapi, sudah berapa lama aku disini..??" Tanya Amelia dengan tiba-tiba. Alen kembali menggelengkan kepalanya, baru saja sang nona kelihatan acuh atas nasehatnya, kini ia membuat Alen terkejut dengan ekspresi nya.
"Nona sudah tiga bulan berada disini, tapi tenang saja, di dunia nyata, Hanya terhitung satu Minggu saja " ujar Alen dengan santai.
"APA..!!" teriak Amelia membuat Alen langsung menutup kedua telinganya.
"Aduh nona, anda jangan berteriak seperti itu.!!" Seru Alen memprotes Amelia. Amelia pun tidak peduli. Alen langsung menenangkan sang nona yang masih beraut wajah cemas itu.
"Nona tenaga saja, tidak akan terjadi apa-apa kok, lagi pula kedua baby harimau itu tak pernah hengkang dari sisi mu. Tapi, kalau nona ingin keluar, sebaiknya nona telan kekuatan nona, bila perlu sembunyikan saja, biar orang tidak dapat melihat potensi nona." Ucap Alen lagi, kembali memberikan nasehat. Amelia pun setuju tanpa bertanya.
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍