Kiara dan Tiara adalah gadis cantik kembar identik dari ibu tunggal yang bernama Shopia. Suami Shopia telah meninggal karena penyakit jantung sejak kedua putri mereka berumur 9 tahun. Sekalipun Kiara dan Tiara adalah saudara kembar, tapi sifat mereka jauh berbeda, bak langit dan bumi.
Penasaran dengan ceritanya?? baca yuk!
Ingat ya, ini hanyalah karangan fiktif semata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Sekilas Tentang Handoko, Nico, dan Shopia
Kiara : [maaf ya om. Kiara gak nyangka kalau om punya pengalaman pahit seperti itu... 🙏]
Handoko : [selama ini om sengaja merahasiakan identitas jimy karena om merasa kasihan padanya. Tidak tahunya kok malah jadi begini]
Handoko : [jimy jadi predator perempuan gegara kurang om perhatikan. Padahal om sengaja tidak peduli padanya karena om merasa sangat kecewa dan sakit hati sebab sudah dijebak, ditipu dan dikhianati oleh mamanya. Belum lagi kakek dan nenek jimy yang ternyata juga mata duitan seperti mamanya]
Kiara : [yang sabar dan kuat ya om... Kiara yakin, om bisa melewati ujian hidup om]
Handoko : [iya kiara, trimakasih. maaf kalau om jadi curhat sama kamu]
Kiara : [gak apa-apa om. Yang namanya manusia, entah dia kaya atau miskin, pasti punya masalah dalam hidupnya]
Handoko : [kalau boleh om tahu, nama mendiang papamu siapa kiara? Kemarin waktu om tanya nama mamamu ke jimy, nama mamamu kok sama dengan nama istri dari mendiang sahabat om waktu kuliah dulu]
Kiara : [Nico Lesmana Putra, om]
Membaca sebuah nama yang dikirimkan oleh Kiara, seketika dada Handoko terasa sesak, karena ternyata benar Shopia adalah istri dari mendiang Nico, sahabatnya waktu kuliah dulu. Tak terasa, memori pria paruh baya itu mengembara di masa yang lalu.
Selama masa kuliah, dari semester awal hingga akhir, Handoko hanya punya sedikit teman dan cuma Nico lah yang mampu membuatnya merasa nyaman hingga mereka pun akhirnya bersahabat.
Handoko memang dikenal sebagai pemuda yang dingin kala itu, irit bicara, susah bergaul, namun otaknya brilian. Sebaliknya, Nico adalah tipe pemuda yang periang, ramah, mudah bergaul dan lumayan pintar. Sekalipun kedua pemuda itu beda sifat, namun entah kenapa, mereka bisa klik satu sama lain.
Sejak awal, keluarga Handoko memang sudah kaya, namun belum sesukses seperti sekarang ini. Ketika kuliah, Handoko masih memiliki mama yang wataknya tegas, pekerja keras, dan disiplin, tidak beda jauh dengan sifat papanya. Sedangkan papanya sudah meninggal karena serangan jantung ketika Handoko berumur 16 tahun.
Karena sejak kecil dididik disiplin oleh kedua orang tuanya, Handoko pun tumbuh menjadi anak yang juga disiplin, pendiam, susah bergaul, namun sangat pintar hingga dia menorehkan banyak prestasi.
Sementara itu, Nico, dia berasal dari keluarga yang terbilang berkecukupan, namun belum bisa dikatakan kaya. Di kampus, Nico memiliki banyak teman karena memang dasarnya yang suka bergaul.
Sedangkan untuk Shopia, dia adalah adik tingkat Handoko dan Nico yang cukup populer di kampus, karena selain cantik, Shopia juga lumayan pintar, tegas dan rajin. Shopia berasal dari keluarga berkecukupan sama dengan keluarga Nico.
Awalnya, Nico tidak mengenal Shopia. Namun melalui temannya, akhirnya dia bisa kenal dan dekat dengan Shopia hingga mereka memutuskan untuk berpacaran dan berujung sampai di pernikahan ketika Nico dan Shopia sudah bekerja.
Nico pernah mengenalkan Shopia secara langsung pada Handoko, selebihnya, Shopia tidak pernah ketemu atau ngobrol lagi secara langsung dengan Handoko karena memang tidak ada kepentingannya.
Karena mamanya Handoko tipe wanita yang memiliki target, begitu anaknya lulus S1, mamanya langsung menyuruhnya untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Sejak saat itulah hubungan Handoko dengan Nico menjadi renggang ditambah lagi Handoko pernah kehilangan HP nya.
Handoko menghela napas panjang. Dia merasa sangat bersalah karena Jimy sudah menodai Tiara yang ternyata anaknya Nico. Untuk menebus rasa bersalah yang disebabkan oleh Jimy, pria paruh baya itu bermaksud menjalin kedekatan dengan Shopia dan akan membantu perekonomiannya.
Tanpa menunggu lama, Handoko pun menghubungi asisten pribadinya dan memintanya untuk mengumpulkan informasi sedetail mungkin tentang Shopia dan kedua anak gadisnya.
*
"Kiara!" Roni memanggil nama Kiara dengan wajah cemberut.
Kiara yang saat itu sedang melangkahkan kakinya menuju ke kelas langsung berhenti dan membalikkan tubuhnya ke belakang.
"Kemarin kamu kok gak liat aku main sih Ki, kecewa berat tau. Jangan-jangan kamu lagi pergi dengan cowok yang namanya Andre itu," sungut cowok ganteng tersebut.
"Maaf banget ya Ron, kemarin aku kecapekan, jadi gak bisa lihat pertandingan kamu. Tapi tim basket kita maju ke babak semi final kan, selamat ya," gadis cantik itu merasa bersalah.
"Beneran nih kamu kecapekan?" Roni masih belum terima dengan alasan Kiara.
"Iya Ron, beneran. Kalau gak percaya tanya saja sama Mamaku," cewek cantik tersebut berusaha meyakinkan Roni.
"Besok Minggu kamu harus lihat permainanku lo ya," kata cowok tampan itu.
"Gimana ya Ron, aku gak bisa kasih janji. Siapa tahu saja Mamaku lembur trus aku disuruh belanja ke pasar seperti biasa," sahut Kiara apa adanya.
"Kok gitu sih, gak asyik deh kamu. Aku jadi gak semangat main kalau kamunya gak lihat tau," hanya di depan Kiara, Roni bisa menunjukkan sifat manjanya.
"Jangan begitu dong Ron. Sekalipun aku gak bisa lihat kamu main, kamu harus tetap semangat, kan kalau menang bisa membawa nama baik sekolahan kita. Lagipula sayang banget kan dengan pengorbanan yang sudah kalian keluarkan. Tetep semangat ya," gadis cantik itu berusaha menyemangati Roni.
"Mudah-mudahan besok Minggu kamu bisa lihat pertandingan kita ya, Ki. Biar nambah semangat buat aku gitu," ucap cowok ganteng tersebut penuh harap.
"Mudah-mudahan Ron," Kiara masih tetap tidak berani berjanji.
"Nanti waktu istirahat kita bisa ketemu gak Ki? Aku pingin ngobrol nih sama kamu," ucap Roni.
"Pingin ngobrol soal apa, Ron?" tanya gadis cantik itu.
"Nanti kamu bakal tau sendiri. Bisa kan? Rasanya cukup lama kita gak ngobrol berduaan. Aku kangen juga nih sama kamu," sahut cowok ganteng tersebut.
"Mulai ngegombal nih," cibir Kiara.
"Kok ngegombal sih Ki, aku serius ini. Kamu kok mesti gitu sih. Sebel aku," Roni merasa kecewa karena sering dianggap main-main tentang perasaannya oleh Kiara.
"Oke deh, Ron. Nanti waktu istirahat aku mau ngobrol sama kamu. Di tempat biasa kan?" gadis cantik itu menuruti kemauan Roni karena tidak ingin membuat cowok tersebut kecewa lagi.
Tanpa mereka sadari, di tempat yang agak jauh, ada sepasang mata yang mengawasi kedekatan mereka, ya, itu adalah Vivi. Sekalipun sudah pernah ditegur oleh guru BK, entah kenapa cewek tersebut masih saja ngebet dengan Roni.
Melihat Roni semakin dekat dengan Kiara, Vivi semakin tambah panas hatinya, ditambah lagi Vivi masih menyimpan dendam pribadi dengan Kiara gegara Vivi yang pernah dilaporkan ke guru BK setelah melakukan kekerasan fisik pada Kiara.
oga Tiara sadar kelakuan buruknya...
trimakasih dan salam sukses buat kalian 🙏