Ryo Seorang Idola Boy Band yang merupakan pewaris utama Rumah sakit terbesar di negara yang sedang menikmati masa puncak karirnya sebagai Idola. Ia yang dikagumi kaum hawa bak seorang pangeran pujaan selalu bermain dengan gadis manapun yang mau menyodorkan tubuhnya untuk ia nikmati.
Ciuman dengan seorang gadis biasa yang ia temui saat menari balet, membuatnya merasakan hal yang berbeda. Menemukan adanya seorang gadis yang tak mengidolakan bahkan membencinya, membuat Ryo seakan tertantang.
Penasaran dengan gadis yang menolaknya membuat Ryo justru larut dalam perasaan yang membuatnya merasakan namanya kerinduan.
Namun dihati sang gadis, justru terpatri nama Bams yang merupakan sahabat Ryo. Bams yang justru tak menyadari perasaan sang gadis justru hanya merasa kasihan pada gadis malang itu.
Novel vol.1 telah tamat. Sekarang berlanjut pada vol.2 dimana banyak terungkap hal mengejutkan!
Menguji kembali cara Ryo, Aira, Bams & Kiky mencintai pasangan mereka masing masing
CARAKU MENCINTAIM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafila Asda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Bams
“aku ingat kamu makan disini, bisa tukeran gak?” jawabnya
Raut wajah Aira rada berubah tidak menyukai hal itu. bagaimana tidak, dari tadi ia sudah mempersiapkan makan besarnya. Ia bahkan membawa nasi dengan double porsi hari ini. Karena ia akan makan ‘besar’.
Waduh, idola ku pengen makananku, tapi ini kan langka! Benak hati Shinta
Aira melihat isi kotak makan Bams. Mewah dengan bermacam sushi, tapi bagaimana pun juga, ia tidak menyukai makanan mentah.
Gimana ya? Benak Aira mencari solusi. Sedang Bams mencoba membaca raut wajah Aira.
“gini aja..!” jawabnya mengambil sendoknya
“kita bagi dua” ia membagi bekal yang ia bawa.
“boleh?” Bams menanyakan lagi
“hemm...” angguknya yang membagi bekal itu
“wahhh.. porsi kamu super hari ini!” Bams melihat setelah dibagi ternyata masih banyak
Aira tersenyum
“lagi proses penggemukan” jawabnya tersenyum
Bams terkekeh lucu mendengar alasan Aira. Mereka makan siang bersama tanpa ada sikap canggung diantara mereka. Kotak makan siang Bams pun jadi tak tersentuh sama sekali.
“kamu bikin sendiri?” ucapnya disela mengunyah merasakan makanan yang tak pernah ia makan sebelumnya.
“iya” jawab Aira singkat. Acara makan besar Aira menjadi kurang puas hari ini, karena ada orang lain, terlebih lagi dia adalah idolanya. Ia pun sedikit malu untuk menyantap lahap makanan yang dari tadi sudah ia bayangkan kenikmatannya.
“enak.. aku baru kali ini makan masakan ini” jawabnya lagi dan menyuap dengan lahap.
“ya iyalah.. soalnya ini masakan dari kampung halaman ku” jelasnya bangga
Bams berhenti mengunyah, dan pura pura menatap Aira dengan cemas
“waduh.. ini masih aman kan? Belum expired kan?” tanyanya pura pura cemas
“iya lah.. aku baru masaknya pagi tadi” belum selesai Aira bicara Bams sudah tertawa terbahak dan ia tersedak akibat candaannya.
Melihat sikap Bams. Aira semakin mengidolakannya karena sikap Bams yang tidak pandang bulu terhadap siapa pun. Bams kembali mengambil botol minum Aira dan meminum. Ia sangat hangat pada semua orang. Aira tidak mengharap lebih dari sikap Bams saat ini. karena ia tahu bahwa Bams bersikap sama pada semua orang.
“habis!” ia menunjukan tempat makan yang dipinjamkan Aira dalam keadaan bersih
Aira tersenyum.
“kalo menunya kaya gini tiap hari, bb ku bisa nambah nih” jelasnya lagi dengan senang
“ini limited edision” jawab Aira terkekeh
"aahh.. aku kenyang banget!" ucapnya mengusap perutnya. Aira sangat senang melihatnya.
Bams sampai kenyang gitu! coba aku punya uang banyak, ku masakin tiap hari dia.. Benak Aira
“kamu mau?” tunjuk Bamx pada kotak makan siangnya
“boleh, nanti biar ku masak ulang di rumah” jawab Aira tanpa segan
“sip ..!” jawabnya
“makasih ya makan siang nya” ucap Bams
Aira hanya mengacungkan jempol dan melihat ia menghilang dibalik pintu.
Jam makan siang hampir habis, Aira memasukan kotak bekal ke dalam tas. Ia menenteng kotak makan siang pemberian Bams. Ketika melewati koridor depan ruang latihan. Ia bertemu dengan Ryo. Ryo melirik kotak makan itu sekilas dan mengerutkan kening.
Bukannya yang dapat Cuma staff? Benak Ryo saat melihat seorang OG menenteng kotak makan mewah itu.
Saat di depan pintu management ia bertemu Soraya.
“ai!” panggilnya
Aira membalikkan badan
“ya nona?” jawabnya
“makan sisa siapa itu?” ia mendekati Aira
Ryo menoleh melihat kejadian itu sesaat
Soraya membuka kotak itu dan masih utuh
“punya siapa yang kamu ambil?” tanyanya ketus
“aku yang pesan ini, dan jumlahnya pas sama personil disini” jelasnya
Aira hanya diam. Aduh.. posisi ku jadi sulit ini! Benak Aira
Kalau dia beritahu, mungkin akan membuat Bams tidak nyaman dengan Boman, tapi kalo dia diam dia dikira pencuri. Posisinya benar benar serba salah.
“ayo jawab?” sentak soraya
Bams yang mendengar suara gaduh dari koridor mengintip dibalik pintu yang dari tadi Ryo memperhatikan kejadian itu.
“ada yang nyuri kotak makan!” Ryo memberitahu Bams.
Melihat Aira yang disana, Bams keluar dari pintu.
“itu punya ku!” jawab Bams yang berjalan mendekat.
Soraya terkejut karena Bams yang keluar.
“aku berikan itu ke dia!” jawabnya
Boman ikut keluar dari ruang managemen mendengar Bams berkata dengan keras.
“sorry Bams, gue lupa lo gak makan makanan jepang” jawab Boman
Soraya jadi salah tingkah.
“lain kali kamu tanya baik baik, bukan menuduh orang sembarangan kaya gitu” Bams marah
Soraya semakin merasa tidak nyaman
“hanya karena kamu assisten Boman bukan berarti kamu memperlakukan orang seenak mulut kamu!” Bams emosi. Hal itu karena dulu ia juga pernah dibilang seperti itu ketika ia masih kecil. Ia juga pernah dihina karena ia miskin.
“Maaf Bams..” ucap Boman berusaha menurunkan emosi Bams
“anak buah kamu kurang ajar bo!” jawabnya kesal
“Maaf ..” ucap soraya merasa bersalah karena dimarahi Bams
“bukan ke aku.. ke dia!” ucap Bams pada soraya menunjuk ke Aira yang dari tadi hanya menunduk.
Semua orang melihat kejadian itu. Soraya sangat malu diperlakukan Bams seperti itu. Bagaimana tidak, baginya sangat wajar jika ia kasar pada bawahannya. Bahkan sekelas Aira. Mungkin ia berhak menghinanya.
“gak papa Bams” ucap Aira berkaca kaca
“Nona Soraya hanya salah paham, wajar kok!” jelas Aira dengan hati hati membela Soraya
“wajar?” jawabnya kesal pada Aira
“huh!” ia kesal dan berlalu dari sana
“saya permisi nona...” jawab Aira menunduk dan juga pergi dari sana yang berlawanan arah dengan Bams
“lihat.. hanya karena hal kecil, kamu bikin Bams kesal” Boman memarahi Soraya dan masuk ke ruang management
Soraya jadi kesal sendiri. Bagaimana tidak, Bams bilang ia kurang ajar di depan banyak orang.
Latihan sore itu menjadi sedikit kacau. Bams masih belum bisa menghilangkan rasa kesalnya. Sebenarnya ia sangat jarang marah. Tapi ketika melihat orang orang kecil diperlakukan seenaknya ia menjadi orang yang tak sanggup menahan emosinya.
Ia melihat ke arah Aira yang berdiri di pojok dengan tatapan menerawang.
Mungkin ia masih sedih karena kejadian tadi. Kasian cewek itubisik benak Bams.
Sebenarnya karena sudah sering diperlakukan Soraya seperti itu, dan sering disalahpahami olehnya, hal tersebut bukan lagi masuk ke dalam pikiran Aira. Yang membuatnya menerawang saat ini adalah pesan dari adiknya saat dia selesai makan siang tadi.
‘aku dipecat kak dari minimarket'
'karena udah 3x aku gak masuk'
'kemarin aku ikut studi tur kampus'
'soalnya harus ikut’
Pesan yang membuatnya berpikir dan bekerja lebih lagi, mungkin harus 2x lipat. Meski adiknya menulis lagi bahwa ia akan mencari kerja tambahan lagi, tetap saja pesan itu beban pikirannya saat ini.
“hei!” tepuk seseorang yang mengejutkan ia dari lamunan.
“Udah hampir selesai tu mereka.” infonya
Bergegas Aira mengangkat botol botol minum untuk mereka.
Ryo mengambil air minum itu tanpa melihatnya seperti biasa. Berbeda dengan Bams yang sempat memegang bahu Aira seolah mengatakan “gak papa”. Aira hanya tersenyum dipaksa pada Bams.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Aira masih aktif mencari lowongan pekerja lepas untuk menambah pundi pundi penghasilannya. Sedangkan Bams masih terpikir kejadian siang itu dan mengingat Aira yang menunduk dengan tatapan kosong.
Ia penasaran sendiri.
Apa cewek itu bisa tidur?
Kayanya tadi dia sedih banget
Harusnya tadi ku buang aja
Dia pasti tersinggung banget
Bermacam pikiran itu ada di pikiran Bams. Ia merasa bersalah sendiri. Padahal siang itu ia diselamatkan makan siang gadis itu.
Ia melihat ponsel miliknya. Tapi ia tidak punya kontak Aira. Ia hanya tahu namanya saja. Bams repot sendiri dengan pikirannya karena rasa bersalah.
------------