(Gak jamin kalau kamu bakalan nangis bombay)
Audrey, seorang wanita pekerja keras yang mengabdikan hidupnya untuk karier. Dia tidak tampak tertarik dengan hubungan percintaan apalagi pernikahan. Di usia 28 tahun, ia bahkan tidak memiliki seorang kekasih ataupun teman dekat. Tidak ada yang tahu kalau Audrey menyimpan beban penyesalan masa lalu . Namun, kehidupannya yang tenang dan monoton mendadak berubah drastis ketika ia bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, Sofia. Audrey tidak pernah menyangka kalau Sofia memintanya menikahi calon suaminya sendiri. Akankah pernikahan Audrey menjadi mimpi buruk atau justru kisah cinta terindah untuk seumur hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27 Tugas Mendadak (Part 2)
Empat puluh menit sudah Audrey menunggu seorang diri, tapi Tristan belum juga kembali. Audrey menyesali keputusannya yang membiarkan Tristan masuk sendirian menemui manager Supermarket Branch. Bayangan-bayangan buruk terlintas di pikiran Audrey. Entah apa yang sedang dilakukan Tristan di dalam sana. Apa dia sedang dimarahi habis-habisan atau mungkin dia justru berkelahi melawan manager yang arogan itu.
Tristan cepatlah keluar, jangan melakukan sesuatu yang bodoh.
pikir Audrey cemas.
Pikiran buruk Audrey seakan lenyap begitu saja ketika ia melihat Manager Supermarket Branch keluar dari ruangannya bersama Tristan.
"Terima Kasih Tuan Tristan karena bersedia mengunjungi kami. Sekali lagi saya mohon maaf," kata Manager itu menjabat tangan Tristan.
"Terima Kasih kembali. Saya harap lain kali kejadian seperti ini jangan sampai terulang."
Raut wajah manager itu tampak penuh penyesalan.
"Saya pastikan kami tidak akan mengulanginya, Tuan."
"Baik, sampai jumpa lagi Tuan Rico," ucap Tristan menutup pembicaraannya. Manager itu menatap sekilas ke arah Audrey dan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Apa yang sudah dilakukan Tristan padanya, sehingga ia sampai berubah ramah dan hormat seperti itu?
batin Audrey keheranan.
Tristan berjalan menuju ke arah Audrey sambil memamerkan selembar cek di tangannya.
"Lihat Ibu Audrey, saya berhasil mendapatkan cek pelunasan dari Supermarket Branch."
"Tristan, apa yang sudah kamu lakukan sampai berhasil mendapatkan cek itu?" tanya Audrey penasaran.
"Itu karena pesona saya Ibu cantik. Apa Anda masih meragukan kemampuan saya untuk membuat orang lain jatuh hati dan menuruti kemauan saya?"
"Kenapa kamu masih suka bercanda di situasi begini," jawab Audrey kesal mendengar jawaban Tristan.
Tristan hanya tertawa melihat reaksi marah dari atasannya itu.
"Ibu Audrey jangan cemberut terus, ayo kita laksanakan tugas kedua."
Audrey berjalan mengikuti Tristan masuk ke dalam mobil. Sesungguhnya Audrey masih penasaran mengapa Tristan tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Namun Audrey memilih untuk mengabaikan hal itu, karena masih tersisa dua customer lagi yang harus dikunjunginya.
"Jadi ini kantor pusat Dandelion Mart," ucap Tristan memandang kantor berlantai tiga yang ada di hadapannya.
"Iya, kata Yudha managernya seorang wanita bernama Angeline. Dia pintar sekali mencari alasan dan pura-pura menjanjikan pembayaran. Tapi dia tidak pernah menepati janjinya," kata Audrey memberikan penjelasan.
"Oh jadi seorang wanita yang pandai berbohong. Mari kita masuk untuk menemuinya," kata Tristan berjalan dengan santai memasuki kantor itu.
Seorang resepsionis wanita menyapa Audrey dan Tristan dengan ramah.
"Maaf Ibu, Bapak, ada yang bisa saya bantu?"
"Pagi Nona, saya Audrey dan ini Tristan, kami dari finance Oragon Group. Kami ingin bertemu dengan Ibu Angeline, manager keuangan Dandelion Mart."
"Apa sudah ada janji sebelumnya, Ibu?"
"Belum ada, Nona."
"Baik tunggu sebentar Ibu, akan saya tanyakan dulu kepada Ibu Angeline."
Resepsionis itu menekan tombol interkom dan bicara selama beberapa saat di telpon.
"Maaf, Ibu Angeline hanya berkenan ditemui satu orang saja. Siapa dari Anda yang akan masuk ke dalam?"
"Saya yang akan menemuinya. Nama saya Tristan," jawab Tristan mendahului Audrey.
"Baik, Tuan, silahkan ikut saya ke lantai tiga."
Audrey menatap mata Tristan dan menggelengkan kepalanya untuk memberikan isyarat penolakan. Tapi Tristan malah balas menggerakkan tangannya untuk memberi sikap hormat pada Audrey, lalu ia berlalu mengikuti resepsionis itu masuk ke dalam kantor.
Tristan ini keras kepala sekali. Aku sudah melarangnya, dia malah nekad menemui Ibu Angeline sendirian. Ibu Angeline pasti akan mempermainkannya.
gumam Audrey cemas.
Audrey hanya bisa mengalah dan menunggu dengan penuh kekhawatiran di lobby kantor Dandelion Mart. Setelah hampir satu jam berlalu, Audrey tidak tahan lagi untuk berdiam diri. Audrey berdiri dan menghampiri resepsionis yang tadi mengantarkan Tristan ke dalam.
"Nona, maaf apakah saya bisa menyusul ke dalam menemui Ibu Angeline."
"Maaf, Ibu Anda tidak bisa masuk."
"Tapi teman saya tidak juga keluar dan..."
Perkataan Audrey tiba-tiba terhenti karena melihat Tristan keluar didampingi seorang wanita cantik yang memakai setelan blazer hitam. Mereka tampak bicara dengan akrab, bahkan sesekali wanita itu tersenyum manis kepada Tristan.
"Tuan Tristan saya harap kita bisa tetap bekerja sama. Mohon maaf atas kesalahpahaman ini. Berikutnya pembayaran untuk Oragon akan saya prioritaskan."
"Terima kasih Ibu Angeline, saya akan segera mencairkan ceknya. Sampai jumpa lagi."
Tristan menghampiri Audrey yang masih berdiri terpaku di depan meja resepsionis.
"Kenapa bengong disitu Ibu Audrey. Kagum dengan kemampuan saya? Satu lagi cek yang saya dapatkan."
"Tristan kenapa kamu lama sekali di dalam? Aku khawatir terjadi sesuatu."
"Tenang saja Ibu, saya pasti bisa menangani situasinya, apalagi menangani wanita. Itu salah satu keahlian saya," jawab Tristan nyengir.
"Tristan, kenapa kamu selalu menjawabku dengan tidak serius."
"Ibu Audrey tidak perlu marah-marah. Daripada ibu marah lebih baik kita segera pergi makan siang. Sekarang giliran ibu yang mentraktir saya," ujar Tristan sambil berjalan menuju ke area parkir.
Audrey menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Tristan yang sulit diatur. Meskipun begitu, Audrey harus mengakui kalau Tristan memang telah berhasil menyelesaikan dua tugas berat, yang bahkan Audrey sendiri tidak sanggup untuk melakukannya.
...****************...
"Tristan, kita akan kemana?"
"Tentu saja makan siang berdua. Anda pasti akan menyukainya," kata Tristan mengarahkan mobilnya masuk ke sebuah kafe yang bernuansa alam. Audrey melihat lebih banyak pasangan muda-mudi yang makan siang di kafe itu daripada para pekerja kantoran.
"Tristan, kamu yakin kita akan makan siang disini? Tempat ini untuk anak muda yang sedang berpacaran."
"Anggap saja kita juga seperti mereka untuk hari ini," jawab Tristan santai.
Seorang pelayan kafe mendatangi mereka untuk menanyakan makanan apa yang akan dipesan.
"Ibu karena Anda yang mentraktir saya, silahkan pesan menurut selera Anda. Saya akan menurut. Tapi kalau boleh memberi saran, makanan disini yang paling enak adalah fish steak dan minumannya orange juice."
"Oke, mbak saya pesan dua fish steak dan dua orange juice," kata Audrey sambil menyerahkan buku menu kepada pelayan kafe.
"Jadi kamu sering datang ke kafe ini bersama pacarmu? Kamu terlihat sudah hafal menunya."
"Pacar? Saya belum punya pacar, Ibu Audrey. Memang banyak sekali gadis yang tergila-gila kepada saya, tapi saya lebih suka mengejar wanita daripada dikejar wanita. Satu lagi saya ingin mencari calon istri bukan seorang pacar," kata Tristan memamerkan senyum jahilnya.
"Terserah kamu saja. Yang penting kamu harus serius dengan pekerjaanmu dulu sebelum menikahi seorang wanita."
"Bukankah saya tadi sudah menunjukkan keseriusan dalam bekerja? Oh ya Ibu, jika nanti saya berhasil membuat customer kita yang ketiga melunasi hutangnya, saya akan meminta hadiah dari Ibu atas prestasi saya."
"Hadiah? Hadiah apa yang kamu maksudkan?" tanya Audrey merasa curiga.
"Ibu harus mengabulkan tiga permintaan saya. Permintaan saya tidak akan berat untuk dilakukan."
Audrey tertawa mendengar perkataan Tristan.
"Tristan, kamu pikir aku jin lampu yang bisa mengabulkan tiga permohonanmu?
"Ibu adalah tuan putri. Sedangkan saya mungkin ingin disihir agar berubah menjadi pangerannya," jawab Tristan nyengir.
"Oke, Tristan kalau kamu berhasil menaklukkan pemilik Swalayan City yang terkenal galak itu, aku akan menerima tiga permintaanmu. Tapi jangan meminta hal-hal yang aneh atau melanggar batasan," ucap Audrey memperingatkan Tristan.
"Tentu saja, Ibu Audrey saya berjanji. Saya pasti akan membuat Anda terkagum-kagum," kata Tristan penuh percaya diri.
aq lebih lebih & lebih padamu Reiner😍😍😍😍
emak" labil🤣🤣🤣