Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Menyala Janda.
Dimana Maura sekarang berada?
Wanita itu berada di Roller coaster di salah satu wahana di kota itu.
“Ayolah, jangan takut! Saat sudah mulai jalan, kamu bisa menangis dan teriak-teriak! Nggak akan ada yang memandang mu aneh, semua orang yang naik ini akan berteriak kencang. Keluarkan semua rasa sakit mu, rasa malumu. Setelah itu, buka hatimu untuk orang yang baru. Misalnya aku...“ Manis tutur kata Gavriel, ia bahkan berhasil mengajak Maura naik Roller coaster padahal Maura mengatakan belum pernah naik wahana menyeramkan itu.
“Kalau aku pingsan, bagaimana?“ Maura tidak meladeni ucapan manis dari Gavriel, ia sudah berpuluh-puluh kali berpengalaman dalam hubungan jadi ia tidak mudah baper.
“Tinggal aku bawa ke Apartemen ku, terus kita bisa lanjutkan hubungan... mungkin mengulang malam panas itu.“ Goda Gavriel, pemuda itu menatap Maura dengan mata biru indahnya.
Maura memutar matanya malas, “Kau pikir aku anak remaja atau gadis muda naif yang mudah tergoda? Ck!“ Maura mencebikkan bibir.
“Tapi masa muda mu sudah lama terjadi dan kau mengalami nya dengan laki-laki lain. Saat ini, kamu bisa kembali ke masa muda tentunya bersama denganku... laki-laki yang berbeda.“
Perkataan Gavriel ada benarnya, di masa mudanya karena ia terlalu banyak belajar demi masa depan jarang sekali ia liburan bahkan hanya terhitung jari beberapa kali ia pergi hangout bersama teman.
Masuk wahana saja mungkin hanya beberapa kali, itu pun baru pertama kalinya sekarang ia naik Roller coaster.
“Kita sudah disini, jadi nikmati saja! Baby...“ tangan Gavriel sudah mulai jahil, ia menggenggam tangan Maura.
“Lepas nggak!“ sentak Maura.
“Aku ingin menjagamu, dengan begini aku harap kamu merasa aman berada di sampingku.“
Astaga! Gombalan dari masa ke masa ternyata masih sama, dulu... Mas Raka juga mengatakan nya padaku! Lihat sekarang! Dia lah yang menggoreskan luka paling dalam!
Maura mendengus, tapi dia tak menarik tangannya dan membiarkan Gavriel terus menggenggam nya.
Roller coaster mulai melaju di rel nya, Maura tak sadar mempererat genggaman mereka berdua.
“Aarrggttttttttt!!!“
Teriakan mulai terdengar saling menyahut, sementara Maura sudah meletakkan kepalanya di lengan Gavriel seraya memejamkan mata.
Pemuda itu hanya terkekeh, wanita dewasa di sampingnya terlihat seperti bocah kecil ketakutan.
Dengan senang hati Gavriel mengelus-elus pundak Maura menenangkan, Maura membuka matanya dan dia berteriak kembali sampai putaran berakhir.
“Fiuhhhh! Hhhhhh..."
Setelah turun dari Roller coaster, Maura merasa kepalanya berputar. Gavriel mencari tempat duduk, lalu membeli minuman kemasan.
“Minum dulu, masih berdebar dan pusing?“ tanya Gavriel penuh perhatian.
Maura menegak air minum lalu melambaikan tangan, “Ini sangat mendebarkan dan ternyata... aku suka! Hahahaha!“ Maura benar-benar tertawa, entah kenapa perasannya malah terasa ringan.
“Nice! Tosss!“ Gavriel menyodorkan telapak tangannya, lalu masih dengan tawa renyah Maura membalas tos-an Gavriel.
Selama dua jam penuh, Maura dan Gavriel mencoba menaiki wahana lain. Setelah itu mereka berjalan-jalan mencari makanan atau sekedar mengobrol.
Selama dua jam itu, Gavriel tak melepaskan kesempatan. Ia berusaha membuka hati Maura untuknya, ia mencoba mencaritahu tentang Maura. Misalnya segala kesukaan Maura, kenapa wanita itu menikah muda bahkan saat masih kuliah.
Banyak sekali yang Maura ceritakan, wanita itu tiba-tiba saja merasa nyaman bersama seorang pemuda yang bahkan berbeda 15 tahun darinya. Gila!
“Kau mau jadi adikku, Gavriel? Kebetulan aku hanya anak tunggal, jadi aku sangat senang saat bercerita dan berjalan-jalan bersamamu.“
Duar!
Pupus sudah harapan yang sempat Gavriel rasakan, ia duga keterbukaan Maura padanya karema wanita itu sudah mulai membuka hati untuknya.
Sial! Dia hanya ingin menganggap ku adiknya! Rutuk Gavriel.
Tapi daripada dia menjauh dariku, lebih baik aku mencari kesempatan untuk lebih dekat dengannya! Aku harus bersabar, jika dia mudah di dapatkan... ini tidak akan menarik!
“Oke, setuju. Tapi karena aku adikmu, kamu harus mengangkat panggilan dariku saat aku hubungi atau saat aku ajak jalan kemanapun kamu harus mau. Deal?“ Gavriel menyodorkan tangan untuk bersalaman.
“Deal!“ Maura menyambut uluran tangan Gavriel dan seperti men-stempel perjanjian.
Keduanya larut dalam perbincangan kembali, banyak sekali hal lucu yang diceritakan Gavriel saat pemuda itu hidup di luar negeri. Maura tak berhenti tertawa, sampai wajah wanita itu memerah dan sakitnya perut.
.
.
Di ruang kerjanya di rumah, Raka membanting barang-barang. Kepalanya terus berputar, ia menyesali segala hal yang membuatnya menyakiti Maura.
“Maura...“
Laki-laki berusia 46 tahun itu akhirnya tertunduk lesu di kursinya, ia bahkan tidak mendengar Zara masuk.
“Cukup! Mas! Cukup! Mbak Maura udah bukan urusan mu lagi! Tentang dia yang sakit, itu bukan salahmu! Kau bilang nggak mengetahuinya! Jadi semua adalah salah wanita penyakitan itu, bukan kamu!“
BRAK
Raka melempar asbak dia atas meja tepat ke bawah kaki Zara, asbak itu terbentur lantai dan hancur.
“Kau lihat rupa asbak itu sekarang? Itu lah hatiku saat ini, HANCUR! Jadi, jangan kau tambah dengan kebawelan mu! Pergi! Satu lagi! Jangan pernah menghina Maura, bagaimana pun dia pernah mendampingi ku di setengah hidupku dan dia adalah Ibu kandung dari putriku! PAHAM....!!!“
Tubuh Zara bergetar hebat, baru kali ini Raka terlihat menakutkan. Bahkan jika Zara sedang merajuk atau marah karena selalu cemburu, Raka masih bersikap tenang dalam menghadapi nya. Namun kali ini, gurat-gurat memerah di mata Raka begitu menyeramkan.
Zara membalikkan tubuh dengan wajah yang sudah berurai airmata, dia sebenarnya tau bukan karena Maura adalah wanita yang pernah mendampingi tapi cinta Raka masih lah besar untuk Maura.
.
.
Sementara Daniel terus menghubungi Maura, sejak jejak Maura hilang di parkiran restoran.
Ia sampai menunggu di depan rumah Maura karena wanita itu pun tak kembali ke perusahaan tanpa ijin darinya.
“Kemana kamu, Maura?“
Tak lama sebuah mobil berhenti di depan gerbang, tak jauh dari mobil Daniel berhenti.
Daniel gegas turun dari dalam mobil, saat melihat sosok Maura turun dari mobil di belakangnya.
“Maura? Kamu kemana saja!“ tanpa sadar Daniel menarik tubuh Maura saking cemasnya pria dewasa itu.
Maura mematung dalam dekapan Daniel, namun seseorang menarik tubuh Maura dari pelukan Daniel.
“Heiii! Jangan maen peluk-peluk aja dong!“ Gavriel tadinya dilarang turun oleh Maura, tapi melihat sang pujaan hati dipeluk pria lain oh mana bisa dia diam saja!
“Gavriel?!“
Gavriel dan Daniel saling menatap tajam, tiba-tiba satu lagi laki-laki yang datang siapa lagi kalau bukan Raka.
“Oh Tuhan!“ Maura menatap Raka yang baru saja turun dari mobilnya dan berjalan ke arah mereka bertiga.
Gavriel dan Daniel ikut melihat ke arah pandangan Maura, kedua lelaki itu geram melihat Raka datang.
_____
Menyala Janda 🔥
d tunggu karya selanjutnya💜