NovelToon NovelToon
Istri Untuk Alan

Istri Untuk Alan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:84.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Red Lily

🌹Alan Praja Diwangsa & Inanti Faradiya🌹

Ini hanya sepenggal cerita tentang gadis miskin yang diperkosa seorang pengusaha kaya, menjadi istrinya namun tidak dianggap. Bahkan, anaknya yang ada dalam kandungannya tidak diinginkan.

Inanti tersiksa dengan sikap Alan, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain berdoa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harus Pergi

🌹VOTE🌹

AUTHOR POV

Inanti belum beres berkemas, seharian ini hanya tiduran sambil mendengarkan audio al-quran yang di download. Sambil mengusap perut, Inanti berharap bayi-bayi dalam perutnya tidak ikut stres.

Inanti mendapat tamparan. Meskipun itu bukan pertama kalinya, tapi rasanya ini sangat menyakitkan. Dulu Inanti pernah ditampar Bapak beberapa kali, tapi yang ini lebih menyakitkan. Tidak ada yang membela. Jika waktu itu, Ibu memeluknga, menangis untuknya. Sedangkan kali ini, Inanti menangisi diri sendiri.

Kenapa ini terjadi padanya? Inanti bukanlah orang yang kuat.

Ujian yang diberikan Maha Kuasa memang tidak akan melebihi kemampuan hambanya, tapi…. Ini begitu menyakitkan.

"Inanti!"

Inanti mengusap air mata yang menetes, siapa lagi itu?

"Inan."

Dia mengetuk pintu depan. Tahu itu suara laki-laki, Inanti segera memakai baju panjang juga kerudung. 

"Inanti."

Ya ampun itu suara Judi.

"Nan?"

"Iya…." Inanti segera bergegas, membuka pintu dan mendapati pria yang nyengir lebar.

Dan senyuman Judi langsung hilang saat melihat wajahku,mata Inanti yang sembab.

"Lu kenapa, Nan?"

"Kamu ngapain ke sini?"

"Lu abis nangis? Kenapa? Siapa yang bikin nangis?"

"Kamu ngapain ke sini." Inanti menutup pintu di belakangnya, takut Judi menyerobot masuk ke dalam dan jadilah fitnah. "Ada apa?"

"Lu kenapa?" Kini nada suara Judi terdengar menahan marah. "Pipi lu kenapa? Kenapa lu nangis?"

"Ga papa, abis sholat jadi nangis."

"lu pikir gue percaya?"

Inanti menunduk mendapatkan tatapan tajam darinya.

"lu ditampar, Nan?"

Air mata Inanti hampir keluar lagi.

"Siapa yang nampar lu? Alan? Vanesa?"

Kini Inanti berani menatap wajahnya lagi. "Kamu kenal sama dia?"

"Si Alan *******! Iya kan?!"

"Tunggu, Judi." Inanti mencoba menahan tubuhnya untuk pergi, Inanti tahu apa yang akan dilakulannya. "Judi, engga bukan Alan yang nampar aku."

"Jangan bohong, Nan, cowok kaya gitu pantes mati. Tenang aja, lu tunggu."

"Engga, Judi, plisss, jangan emosi, ini bukan Alan, tapi Vanesa."

"Vanesa? Cewek itu," gumam Judi seolah sudah mengenalnya lama sekali.

Membuatnya semakin penasaran. "Kamu kenal mereka?"

"Gue bakal--"

"Engga, Jud." Inanti menarik tangannya supaya duduk di kursi yang ada di halaman rumah, bersebelahan dengan kolam ikan kecil dan pohon rindang. "Pliss, jangan emosi, kamu bisa dibawa ke polisi."

"Kapan dia ke sini?"

"Tadi," ucapnya pelan.

"Ngapain? Dia pacaran sama Si Alan?"

"Iya, kayaknya." Inanti masih penasaran. "Gimana kamu bisa kenal mereka?"

Judi menarik napas dalam, dia menyimpan papper bag yang dibawanya di atas meja. "Dulu kita satu SMP."

"Kamu seangkatan sama mereka?"

"Engga, dua taun dibawah Vanesa sama si Alan."

"Terus teman-temannya Alan? Kok kamu pada kenal?"

"Kenal lah, holang kaya mah kenal semua orang," ucapnya yang Inanti yakini bercanda, tapi raut wajahnya serius. Sampai Judi menatapnya lagi, tepatnya pada pipi Inanti. "Mau ke dokter?"

"Apaan, nanti juga sembuh."

"Itu lebam, Nan."

"Nanti di kompres."

"Liat kan, udah ayok pergi, jangan mau disiksa batin sama fisik. Gue bawa lu ke Belanda, gue yakin lu suka di sana. Sama Oma gue, ngurusin kebun tulip, mau?"

"Judi, aku masih istrinya Alan."

"Sialan," gumamnya seolah greget ingin menghantam suami Inanti "Gue yang beresin semuanya, lu tinggal pergi, gue bantu. Mau?"

Inanti menunduk, masa Inanti meninggalkan Bapak? 

"Nan, lu itu udah disakitin batin, fisik lagi."

Inanti tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan ini. Maka darinya, Inanti menarik napas dalam. "Kamu ada keperluan apa ke sini?"

"Mulai ngalihin pembicaraan, lu masih cinta sama Si Alan?"

Entah mengapa Inanti merasa tiap Judi bilang nama Alan itu kaya yang benci banget.

"Nan."

"Nanti jadi fitnah, kamu ke sini mau ngapain niatnya?"

"Nomor lu ga aktif."

"Hapenya di silent."

"Mau ngasih itu." Judi menunjuk papper bag di atas meja dengan tatapan. "Temen gue abis buka caffe, itu dia ngasih kue, tapi gue ga suka rasa cokelat, jadi buat lu aja."

Inanti tahu Judi kesal, nada bicaranya, tatapannya enggan melihat.

"Judi…"

"Gue ga habis pikir lu otaknya di mana?"

Inanti menunduk.

"Nan, gue tau lu mau jadi istri yang baik. Tapi kalau lakinya yang ******* gimana?"

Inanti tetap bungkam, haruskah Inanti menerimanya? Tawaran bantuan Judi? Inanti bahkan belum cerai dari Alan, belum ada kata talak dari bibirnya. 

"Nan…" Dia menyentuh pundak Inanti, membuatnya tidak tahan untuk menangis. "Cowok ******* macam gitu ga pantes dapetin cewek kaya lu."

🌹🌹🌹

Mata Inanti tidak kuat untuk tidak melirik gaun yang ternyata untuk Vanesa, ada di pojok kamar. Apa yang harus Inanti lakukan?

Tidak kuasa, Inanti mendekatinya lagi, memegangnya lagi dan melemparnya lagi. Astagfirullah, dada Inanti sesak dan ingin marah. 

Apa yang harus dirinya lakukan? Apa yang harus Inanti katakan pada Bapak nanti? Bapak di penjara sudah bertaubat, dia menjadi lebih baik, dan Inanti tidak ingin dia sedih. 

Ponselnya kembali berbunyi, Inanti kira itu Judi, ternyata Alan. Apakah dia akan marah karena gaun itu?

"Hallo, Assalamualikum."

'Waalaikumsalam, kamu di mana?'

"Di rumah, Kak."

'Saya mau ke sana.'

"Ba--" Belum juga Inanti selesai, Alan mematikan telpon. Inanti menghela napas, menatap kamarnya yang berantakan. Bisnis yang Inanti dalami kini terhenti, tangannya pegal membentuk lucky star. Apalagi beberapa bagian tubuhnya bengkak karena kehamilan.

Gaun milik Vanesa Inanti singkirkan, disimpan saja di dalam lemari. Dan beberapa menit setelahnya, Alan datang.

"Inanti?"

Inanti segera keluar. "Iya, Kak?"

Dia menatapnya lama sekali, entah apa yang dipikirannya, tapi itu membuatnya risih. 

"Saya mau bicara." Alan lebih dulu pergi ke ruang tamu, duduk di sofa.

"Ngomong apa kak?"

"Kamu tahu kan besok kamu pergi dari rumah ini?"

Inanti menelan ludah kasar. "Kakak…. sama Inan… mau cerai?"

"Saya ga bilang cerai, saya hanya mau kita terpisah dulu sebelum saya sampai ke pemikiran itu. Rumah ini akan ditempati Vanesa."

Pisah dulu? Jadi dia mau tinggal sama wanita lain disaat masih menjadi suaminya?

"Kenapa ga cerai aja?"

"Kamu lagi hamil."

"Tap--"

"Besok, saya harap kamu sudah nggak ada di sini lagi."

Alan ingin dirinya pergi? Kemana? Dengan status masih menjadi istrinya? 

"Buku nikah?"

"Ada sama saya, besok saya kasih ke kamu."

"Baik, Kak."

Inanti melihat, Alan terlihat menahan ekspresi sesuatu. Dia terlihat tidak tenang, bukan menahan marah seperti biasanya, Inanti melihat dia sangat gelisah. Entah apa, tapi Inanti ingin mengetahuinya. Apalagi saat Alan melihat perutnya yang membuncit sangat besar, dia terlihat gatal untuk mengatakan sesuatu.

Namun, rasa penasarannya hilang saat dia berkata, "Jangan berantakin rumah, Vanesa akan ke sini besok."

🌹🌹🌹

Tbc

1
Nafiz
bikin ngakak oma2...bc wlo pun dah ber kali2 ga bosen...
Nafiz
seneng n bahagia banget ya kalo punya mertua baik n pengertian...
Betbet 2580
Luar biasa
Memyr 67
𝗽𝗲𝗻𝗮𝘀𝗮𝗿𝗮𝗻. 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗶𝗻𝗮𝗻𝘁𝗶 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗸𝘂𝗹𝗶𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗺𝗮𝘀𝗮𝗸, 𝘁𝗿𝘂𝘀, 𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗰𝗶𝘁𝗮 𝗰𝗶𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮?
Memyr 67
𝗰𝗮𝗿𝗶 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝗴𝘂𝗻𝘁𝘂𝗿. 𝗼𝗺 𝗼𝗺 𝗱𝗮𝗵 𝘁𝘂𝗮 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗸𝗶𝗻 𝘀𝗮𝗱𝗮𝗿, 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗺𝗮𝗸𝗶𝗻 𝗹𝘂𝗰𝗸𝗻𝘂𝘁
Memyr 67
𝗽𝗲𝗻𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗮𝗽𝗮 𝗹𝗮𝗴𝗶? 𝗳𝗮𝗸𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘃𝗮𝗻𝗲𝘀𝘀𝗮 𝘆𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗻𝘂𝗵 𝗮𝗻𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗹𝗮𝗻. 𝗮𝗽𝗮 𝘃𝗮𝗻𝗲𝘀𝘀𝗮 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗻𝘆𝗲𝘀𝗲𝗹 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗺𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗶𝗻𝗮𝗻𝘁𝗶 𝗰𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗽𝗮𝗶 𝗮𝗻𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗮𝘁𝗶?
Memyr 67
𝗵𝗺𝗺𝗺 𝘁𝗲𝗿𝗻𝘆𝗮𝘁𝗮 𝗮𝗻𝗱𝗿𝗶𝗮 𝗶𝘁𝘂 𝗰𝗼𝘄𝗼𝗸.𝘀𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝗾𝗸𝗶𝗿𝗮 𝗰𝗲𝘄𝗲𝗸, 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗱𝗲𝗹𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗮 𝘃𝗮𝗻𝗲𝘀𝘀𝗮
Memyr 67
𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗺𝗮𝗮𝗳, 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝘁𝘂𝗹𝘂𝘀 𝗱𝗲𝗹𝗶𝘀𝗮. 𝗰𝘂𝗺𝗮 𝘀𝘂𝗽𝗮𝘆𝗮 𝗷𝗮𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝘁𝘂𝗿𝘂𝗻 𝗮𝗷𝗮, 𝘆𝗴 𝗯𝗿𝗮𝗿𝘁𝗶 𝗴𝗮𝗷𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗶𝗸𝘂𝘁 𝘁𝘂𝗿𝘂𝗻 𝗱𝗼𝗻𝗸.
Memyr 67
𝗮𝗹𝗮𝗻 𝗸𝗼𝗸 𝗯𝗲𝘁𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗸𝗲𝘁 𝗺𝗮 𝗰𝗲𝘄𝗲𝗸 𝗯𝗲𝗿𝗺𝘂𝗹𝘂𝘁 𝗽𝗲𝗱𝗮𝘀 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗱𝗲𝗹𝗶𝘀𝗮?
Lala_lela067
udah lebih 10kali baca ini, tapi tetep nyesek😭
Memyr 67
𝗯𝗲𝗻𝘂𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝗮𝗸𝗵𝗹𝗮𝗸. 𝗺𝗮𝘂 𝗸𝗲𝗿𝗷𝗮 𝗹𝗮𝗴𝗶, 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗺𝗮𝗮𝗳 𝗱𝘂𝗹𝘂 𝗸𝗲 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗹𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗮𝗹𝗮𝗻.
Memyr 67
𝗲𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗿, 𝘁𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂𝗸𝗲𝗷𝘂𝘁𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗮𝗹𝗮𝗻
3sna
itu apakabarnya laptop sm usaha inan thor,,masak dl sialan masuk kerumahnya gk tau ada bhn2 bwt inan bikin usaha,,apa othornya lupa ya
3sna
bisa gk thor itu kt2ny diganti gila apalh yg gk pantes diomongin ke suaminya
3sna
maknya gk pernh kemakam anaknya adam
3sna
kamu juga inanti,sesudah adam mati baru ngmbil sikap kan,,
3sna
lha 2,,ibu udh meninggl trus satu lg sp y
3sna
disini inan agak ngeyel yaa
Memyr 67
𝗮𝗹𝗹𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗽𝗿𝗶𝗯𝗮𝗱𝗶𝗮𝗻 𝗴𝗮𝗻𝗱𝗮
Khairunnisa Zf india best of the best
kejadian sama seperti saya .saya tinggal karir demi anak dan suami .demi meraih berkah Allah dan menjadi istri Soleha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!