NOVEL LUAR BIASA
🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 10🏆
Perjalanan seorang pemuda bernama Lei Tian, ia adalah pewaris Klan Lei di Ibukota Provinsi Sinchuan. Ketika masih bayi ia dibawa pergi ke sebuah Desa yang sangat jauh dari Ibukota, setelah ia tumbuh menjadi anak-anak ia mengalami penghinaan dan penindasan. Hingga Ia dewasa dan menemukan sebuah rahasia besar di dalam tubuhnya, barulah ia mulai mendapatkan titik terang tentang jati dirinya.
Pada saat usia delapan belas Tahun barulah ia menuju Ibukota untuk berpetualang sekaligus untuk mencari tahu tentang asal usulnya.
Namun setelah ia mengetahui tentang keluarganya, berbagai peristiwa pembunuhan dan pengkhianatan mulai terkuak.
Hingga suatu hari ia membawa Klan Lei sebagai Klan yang disegani di Dunia Biru dan mencatatkan namanya sebagai Legenda Abadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prolog
Hai Readers, jangan lupa like dan Subscribe jika suka dengan novel ini. Sebagai karya orisinil, novel ini tetaplah bacaan fiktif yang hanya dibaca saat santai tanpa membuat malas dalam menjalankan aktivitas sebenarnya sesuai Tupoksi kita sebagai makhluk hidup sosial.
SELAMAT MEMBACA....
_______________________________________________
Sore itu cuaca sedang tidak bersahabat, angin yang bertiup kencang menyebabkan pohon-pohon bergerak melambai dan menggugurkan daunnya lalu terbang terbawa angin. Tidak hanya itu, bahkan beberapa pohon mulai tumbang serta jatuh menimpa rumah warga penduduk.
Adapun rumah-rumah sederhana banyak yang mengalami kerusakan akibat tertiup angin. Kondisi seperti ini membuat penduduk Kota Chengdu lebih memilih untuk berada di dalam rumah dan berkumpul bersama keluarganya.
Fenomena alam seperti ini biasanya akan diikuti oleh hujan badai yang sangat mengerikan, sejak beberapa hari terakhir Kota Chengdu yang terletak di Provinsi Sichuan mengalami hujan badai akibat perubahan cuaca yang ekstrim.
Di dalam sebuah rumah yang cukup besar, seorang anak kecil berusia sekitar satu tahun terdengar sedang menangis. Hujan badai yang diikuti kilatan petir yang bersahutan membuat anak kecil tersebut ketakutan. Lin Mei sebagai seorang ibu hanya bisa menenangkan anaknya tersebut sambil menyusuinya berulang kali, sementara suaminya yang bernama Lei Yun Xi terlihat sedang gelisah.
Di tengah kegelisahannya, Lei Yun Xi kemudian berkata.
"Istriku, sepertinya akan ada suatu hal yang sangat menakutkan terjadi malam ini. Oleh karena itu kamu pergilah dan segera bawa Tian'er bersamamu."
Mendengar ucapan suaminya yang tiba-tiba, perasaan Lin Mei ikut menjadi tidak tenang.
"Tidak.. Aku tidak mau pergi meninggalkanmu. Sampai kapanpun aku akan menemanimu" jawab Lin Mei dengan tegas.
Lin Mei merasa jika perjalanan cintanya dengan suaminya sudah melewati banyak hal, jadi tidak ada hal lain yang membuatnya merasa takut lagi.
"Saat seperti ini bukankah waktu yang tepat untuk berdebat, pikirkanlah tentang keselamatan anak kita" ucap Lei Yun Xi dengan nada keras.
Mendengar perkataan suaminya, Lin Mei sebenarnya ingin mengatakan sesuatu namun ia menahannya. Ia memandang wajah Lei Tian yang berada di pelukannya, memikirkan anaknya yang memang masih membutuhkan air susu dan kasih sayang dirinya membuatnya tak berdaya.
Pada saat ini Lin Mei merasakan kekesalan kepada orang-orang Klan Lei yang tidak mendukung kebijakan suaminya. Ia juga tidak mengira jika pertikaian di Keluarga Lei akan mencapai titik di mana ketidakpuasan Lei Dong menyebabkan pemberontakan.
"Bibi Jian, tolong bawa anak dan istriku ke tempatmu. Jika suasana Klan Lei sudah stabil maka aku sendiri yang akan menjemput kalian" ucap Lei Yun Xi kepada pelayan pribadi rumahnya.
Lei Yun Xi yakin hanya di tempat Bibi Jian anak dan istrinya akan selamat dari perburuan orang-orang suruhan dari Lei Dong. Bibi Jian adalah orang yang diangkat oleh Lei Yun Xi sebagai pelayan keluarga dari suatu tempat yang berada di Kota Yushan. Hingga kini tidak ada yang tahu tentang asal usul Bibi Jian selain Lei Yun Xi dan istrinya.
"Ba.. Baik Tuan" jawab bibi Jian yang terlihat gamang.
Sebagai orang yang bekerja di rumah Lei Yun Xi tentu ia mengetahui permasalahan yang mendera Klan Lei, yaitu perebutan posisi Patriark. Hal lainnya juga karena Lei Dong sangat tergila-gila dengan kecantikan Lin Mei yang kini menjadi istri dari Lei Yun Xi.
Setelah mendengar perkataan Bibi Jian, Lei Yun Xi segera menuliskan beberapa pesan serta petunjuk pada sebuah kertas lalu memasukkan gulungan tersebut ke dalam cincin penyimpanan.
"Jika aku tidak kembali, maka berikan cincin ini kepada putra kita jika ia sudah dewasa. Semua rahasia Klan Lei ada di dalamnya, dan aku pun sudah menuliskan beberapa petunjuk di dalamnya. Cincin ini hanya bisa dibuka jika ia sudah memiliki tenaga dalam yang cukup." ucap Lei Yun Xi sambil memberikan cincin penyimpanannya.
Wajah Lin Mei tampak memucat, ia tidak mau berpisah dengan suaminya. Apalagi ia masih sangat mencintai suaminya dan usia pernikahan mereka masih seumur jagung. Pada saat ini Lin Mei menatap wajah suaminya dengan lekat, ada rasa keengganan untuk berpisah darinya.
Dengan berat hati akhirnya ia menuruti perintah suaminya, tidak ada yang bisa ia lakukan jika keberadaan dirinya dan Lei Tian hanya akan menjadi beban bagi suaminya.
Kendati demikian ia juga tidak mungkin membantah perintah suaminya di saat seperti ini. Ia juga tidak mungkin meminta bantuan dari keluarganya, karena pernikahan mereka sebelumnya tidak direstui oleh Patriark Lin Bao yang merupakan ayah kandung Lin Mei.
Sebagai keluarga besar, Klan Lin dan Klan Lei tidak memiliki hubungan baik, satu-satunya jalan mereka bisa menikah karena hubungan Lin Mei dengan keluarganya sudah terputus sehingga Lin Mei tidak bisa menggunakan marga Lin lagi.
Demi bisa menikah dengan Lei Yun Xi dan menghindari perselisihan panjang, Lin Mei lebih memilih untuk memutuskan hubungan darah dengan keluarga Lin yang selama ini menjadi identitasnya.
Dengan cepat Bibi Jian segera mengemasi pakaian dan kebutuhan untuk segera meninggalkan Kota Chengdu, sementara Lei Yun Xi menyiapkan kereta kuda terbaik untuk membawa istri dan anaknya.
Selain Bibi Jian, ada juga pengawal pribadi Lei Yun Xi yang diikutkan dalam perjalanan tersebut. Lei Yun Xi memprioritaskan keselamatan anak dan istrinya daripada nyawanya sendiri. Pendekar tersebut bernama Gong Dun dan sudah lama menjadi pengawal setia Lei Yun Xi.
"Kamu jaga Lei Tian, dia adalah buah cinta kita" ucap Lei Yun Xi saat memeluk istrinya dengan erat.
Seolah seperti tidak akan berjumpa lagi dengan istrinya, Lei Yun Xi merasa pilu.
"Aku sangat mencintaimu, aku bahagia memiliki suami seperti mu" ucap Lin Mei dengan bangga.
"Aku juga merasakan hal yang sama denganmu" pungkas Lei Yun Xi.
Setelah dirasa waktunya tiba, akhirnya malam itu menjadi malam perpisahan bagi Lei Yun Xi dengan Lin Mei. Di tengah hujan badai yang cukup deras, mereka meninggalkan Provinsi Sichuan tanpa ada yang mengetahuinya.
Hujan badai yang saat ini tengah berlangsung seolah menjadi tirai penghalang atas kepergian mereka. Lei Tian kecil pun tertidur dengan pulas, ia seperti mengerti keadaan yang sedang menimpa keluarganya.
Gong Dun memacu kereta kuda menuju arah selatan tanpa henti sepanjang malam, ia khawatir jika kepergiannya akan diikuti oleh pembunuh bayaran ataupun orang-orang Klan Lei yang kini menentang kepemimpinan Lei Yun Xi. Keselamatan nyonya dan tuan mudanya adalah harga mati yang tidak bisa ia tawar.
Tak peduli dengan hujan badai, kereta kuda tersebut terus melesat meninggalkan Kota Chengdu hingga ke perbatasan Provinsi Jiangxi, mereka berencana akan ke kampung halaman Bibi Jian di Desa Gunung Batu Kota Yushan yang berjarak tiga hari perjalanan dengan kereta kuda.
Kota Yushan merupakan daerah terpencil, sangat jauh dari keramaian seperti yang ada di Kota Provinsi Sichuan. Kota Yushan juga terletak di sebelah Selatan dan termasuk ke dalam administrasi Provinsi Jiangxi.
lanjuuuuuut 👍