Vanny wanita yang terkenal barbar disekolahnya. dia yang suka membuat ulah dan membuat emosi semua guru yang ada disekolahnya.
Suatu hari ketika vanny akan dijodohkan dengan Arvan seorang CEO yang terkenal dingin dan kejam. Alasan mereka menikah hanyalah sebatas balas budi sang ayah kepada orang tua Vanny yang berhasil menyelamatkan nya dari kecelakaan maut.
Kevin terselamatkan ketika mobil yang jatuh kejurang dan tepat diperkampungan orang tua Vanny tinggal. Mereka menyelamatkan nya sebelum akhirnya mobil itu meledak terbakar. Ayah Vanny berlari dan memeluk tubuh Kevin untuk diselamatkan dan dibawa pulang untuk dirawat. Karena kebaikan orang tua Vanny yang tulus, Kevin sepakat untuk menjadikan anak perempuan satu-satu mereka menjadi menantu, dan akan dinikahkan dengan Arvan putranya.
Tak disangka perjodohan ini membuat mereka akhirnya menjadi suami istri, namun keduanya sepakat bahwa pernikahan ini adalah bohongan, kerena mereka tidak mencintai satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvani Yunita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Keesokan harinya setelah kejadian tadi malam, membuat Vanny enggan untuk berbicara kepada Arvan. Dia seolah sudah tidak nyaman dengan segala sikap Arvan yang semakin menunjukkan obsesi dan posesifnya terhadap Vanny. Arvan yang sangat pemaksa dan berbuat sesuka hatinya membuat Vanny lama kelamaan merasa tersiksa dan terancam.
"Aku akan berangkat ke kantor hari pagi ini juga, aku titip Ayah bersamamu, kabari aku jika terjadi sesuatu pada Ayah." Ucap Arvan yang hendak pergi ke kantor.
"Ok.." Jawab Vanny singkat, seolah dia merasa malas melihat wajah Arvan apalagi berbicara dengannya.
"Baiklah aku pergi ya sayang..!" Ucap Arvan sembari memeluk Vanny, kemudaian tidak lupa ia mencium keningnya.
"Morning kiss..!" Ucap Arvan kepada Vanny sembari tersenyum manis kepadanya, sehingga membuat Vanny membulatkan kedua bola matanya, seakan terkejut dengan kelakuan Arvan yang semakin menjadi-jadi itu.
Arvan pun sudah menghilang dari hadapan Vanny. Seketika dia pun merasa lega, seolah Arvan sudah benar-benar menjadi gila dan semakin mengkhawatirkan.
"Aku sudah tidak sanggup hidup bersamanya...! Aku bisa gilaa...!! Apa yang harus aku lakukan..?" Ucap Vanny kepada dirinya sendiri sembari meremas kepalanya yang seakan mau pecah karena terlalu frustasi menghadapi sikap Arvan yang menurutnya sudah semakin gila.
"Apa aku kabur saja..? Tapi itu tidak mungkin, bagai mana jika Tuan Kevin shock dan kesehatannya semakin memburuk. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu pada Tuan kevin karena ulahku." Ucap Vanny kembali kepada dirinya sendiri.
Seolah fikiran Vanny sudah buntu memikirkan jalan keluar dari masalahnya saat ini. Dia tidak punya pilihan selain menunggu kontrak pernikahan yang nyatanya masih berjalan selama satu tahun itu. Jika saat kontrak pernikahan mereka berakhir dan Arvan pun tidak juga menceraikannya, maka dia tidak punya pilihan lain, selain melarikan diri dari kehidupan seorang Arvan Wijaya yang gila dan sangat posesif itu.
Vanny pun pergi ke kamar mertuanya, untuk melihat bagai mana keadaannya hari ini.
"Hai Ayah..! Apa kabarmu hari ini..? Apakah ada yang bisa aku bantu..? Ucap Vanny dengan memberikan segenap perhatiannya kepada Ayah mertuanya, yang sudah dia anggap sebagai Ayahnya sendiri.
"Ayah sudah merasa baikan Vanny..! Ayah sangat ingin makan sop ayam... Tolong masakkan Ayah sop ayam..! Ayah ingin sesekali merasakan masakan menantu Ayah." Ucap Kevin kepada Vanny, sang menantu yang sangat ia sayangi itu. Kevin selalu merasa jika Vanny adalah gambaran anak perempuan yang selama ini ia impikan bersama Maya istri tercintanya.
"Baiklah Ayah..! Ayah tunggu sebentar ya..! Aku akan buatkan sop ayam spesial untuk Ayah tercinta." Ucap Vanny sembari tersenyum hangat kepada Kevin.
Vanny pun langsung berkutat di dapur untuk memasak sop ayam permintaan Ayah mertuanya. Dengan sangat senang dia pun memasak sop ayam itu dengan tulus. Berkat ketulusannya dalam memasak, membuat apapun yang dimasak oleh Vanny akan menghasilka cita rasa yang sangat enak dan siapapun yang merasakannya akan ketagihan. Seperti halnya Arvan, dia sudah candu dengan masakan Vanny, sehingga membuatnya merasa sangat ketergantungan dengan masakan buatan Vanny, seakan tidak ada masakan yang bisa menandingi masakan buatan istri tercintanya itu.
Selesai memasak, Vanny pun menghidangkan masakannya kedalam mangkok sop dan menatanya dengan rapi, sehingga membuat tampilan masakannya terlihat sangat menggugah selera. Selesai menghidangkan masakannya, Vanny pun mengantarkan masakannya ke dalam kamar Ayah mertuanya.
"Ayah.. Ini sop ayamnya sudah Vanny masakin buat Ayah..! Sekarang Vanny akan menyuapi ayah makan sop ayam ini yaa..! Ayah makannya harus lahap, biar cepat sembuh.! Ucap Vanny kepada Kevin. Perlakuan hangat Vanny kepada Ayah mertuanya itu membuat perasaan Kevin sangat senang. Kevin seolah mendapat perhatian dari putrinya sendiri.
"Ayah ayo buka mulutnya..!! Ucap Vanny kepada Kevin. Vanny pun terlihat sangat telaten menyuapi Ayah mertuanya, sehingga Kevin pun makan sop ayam buatan Vanny dengan lahapnya.
"Vanny..! Sop ayam buatanmu sangat lezat..! Tidak salah Ayah memilihkanmu menjadi istri untuk Arvan. Selain cantik, kau juga sangat pintar memasak san mengurus suami." Ucap Kevin sembari tersenyum hangat kepada Vanny.
Vanny yang mendengar penuturan Ayah mertuanya itupun tersenyum hangat seolah ikut membenarkan perkataan Kevin agar Kevin tidak curiga dengan pernikahannya dengan Arvan yang bukanlah seperti pernikahan pada umumnya. Melainkan pernikahan dengan perjanjian kontrak yang entah kapan akan berakhir. Karena Arvan mengatakan jika kontrak pernikahan mereka yang awalnya hanya dua tahun menjadi kontrak pernikahan seumur hidup.
"Ayah, aku sangat menyayangimu..! Cepatlah sembuh kembali. Aku dan Arvan sangat menyayangi Ayah." Ucap Vanny sambil memeluk ayah mertuanya dengan begitu hangat.
Kevin pun tak sadar, sudah meneteskan air mata, karena begitu terharu mendapatkan menantu yang sangat menyayanginya, dan Kevin pun sudah menganggap Vanny seperti putrinya sendiri. Dia begitu lega, di sisa hidupnya dia masih bisa menyaksikan kebahagiaan putra semata wayangnya yang dia perjuangkan selama ini.
Ternyata adegan mengharukan antara Vanny dengan ayahnya, di saksikan langsung oleh Arvan melalui CCTV mansion utama mereka yang terkoneksi langsung pada ponsel milik Arvan. Bukan hanya Vanny dan ayahnya merasakan suasana haru itu, ternyata Arvan pun merasakan hal yang sama, sampai-sampai Arvan tidak menyadari jika air matanya sudah lolos begitu saja membasahi pipinya.
Arvan merasa jika dia sangat bersyukur memiliki Vanny yang selalu tulus dalam menyayangi orang-orang yang berharga baginya. Meski saat ini belum juga mencintai dirinya, Arvan bertekat untuk membuat Vanny jatuh cinta kepadanya. Dia juga berjanji dengan segenap jiwa dan raganya ia akan mencintai dan menyayangi Vanny dengan tulus dan akan terus menjaga cinta itu hingga maut yang memisahkan.
Seperti halnya ayahnya yang selalu mencintai ibunya tanpa berkurang sedikitpun meski ibunya sudah lama meninggalkan mereka di dunia ini. Namun Kevin selalu menjaga cintanya untuk sang Ibu yang tak lain adalah Maya selamanya tanpa tergantikan oleh siapapun.