Huang Long seorang anak warga desa biasa harus merasakan kekejaman dunia persilatan. Berada di lokasi dan waktu yang salah membuat Huang Long kehilangan orang tua dan kehidupan di desanya. Setelah selamat dari musibah dan merasa telah menemukan kehidupan yang baik untuk Huang Long dan adiknya, Huang Long dihadapkan pada kenyataan pahit telah keracunan sangat dalam hingga tidak ada yang sanggup menolongnya. Bagaimanakah Huang Long menghadapi semua masalah yang menderanya? Dapatkah Huang Long bertahan hidup?
Kalau suka silahkan di like, coment and vote👍👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chandra ng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong..
“Buk.. buk.. buk..” telah berkali kali Huang Long menggedor pintu tetapi tidak mendapatkan balasan. Perasaan Huang Long berkecamuk takut akan hal buruk yang mungkin terjadi. ‘Huang Mei, Paman, Bibi sebenarnya apa yang telah terjadi?’
“Hei, sudahlah mungkin saja mereka hanya pergi meninggalkan perguruan saja dan tidak terjadi masalah apa pun. Tenangkan dirimu dulu”. Jing Xuan memberikan nasehat kepadanya. “Perguruan ini memang lagi kosong, kamu menggedor hingga pagi juga tidak ada gunanya. Sebaiknya kita bertanya tanya ke warga sekitar”.
“Baik” walau nasehat Jing Xuan berhasil menenangkannya, Huang Long masih memiliki firasat buruk. Sebelum tragedi penculikannya, dia telah berjanji akan kembali ke perguruan bilamana dia dapat selamat dari racun yang dideritanya dalam enam bulan.
…
Di saat mereka hendak menikmati makanan yang disajikan pelayan sebuah tempat makan, Huang Long telah mendapatkan jawaban yang menghilangkan keresahannya.
“Apa yang kubilang, kamu itu jadi lelaki jangan selalu bergerak dengan tanganmu dulu. Untung ada aku yang berada di sampingmu, Jing Xuan yang selalu menggunakan kepalanya”.
“Menggunakan kepala atau mulut?”
“Ouch..” Huang Long terkejut dengan kelakuan Jing Xuan yang sangat spontan menendang kakinya. “Tetapi cerita Pamanku meninggalkan perguruan karena tidak dapat menahan malu dengan kejadian Pulau Ular sangatlah tidak masuk akal. Dari awal dia telah mengetahui kejadian Pulau Ular terjadi karena aku. Apa yang sebenarnya terjadi dan memaksanya meninggalkan Perguruan Pedang Kilat?”
“Bagaimana bila kita bertanya pada si Zhu Jin itu? mungkin saja dia mengetahui kebenarannya”.
“Tidak tidak” saran dari Jing Xuan membuat Huang Long bergidik dan segera menggelengkan kepalanya.
“Jadi, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”
“Paman, Bibi dan Huang Mei keluar dari gerbang selatan kota. Besok pagi saya akan menyusuri jalan yang sama dengan mereka. Semoga saja dapat menemukan mereka ataupun mendengar kabar tentang mereka selama perjalanan”. Huang Long menyadari bahwa mencari seseorang di dunia yang luas tanpa mengetahui wilayah yang dituju sangatlah sulit tetapi dia tetap harus melakukan perjalanan tanpa tujuannya demi adiknya.
“Ayo kita keliling kota dulu malam ini, saya ingin mempersiapkan barang yang kubutuhkan sebelum keberangkatan kita besok”. Suasana kota yang penuh keramaian di malam hari membuat Jing Xuan sangat bersemangat.
“Keberangkatan kita? Kamu masih ingin mengikutiku? Sebenarnya apa yang kamu inginkan dengan mengikutiku?” Huang Long merasa semakin tidak mengenal Jing Xuan. Walau dia mulai terbiasa dengannya, dia masih sulit mengerti gadis cantik sepertinya dapat mengikuti orang yang baru dikenalnya dalam sehari dua hari.
Jing Xuan melihat Huang Long sambil menikmati makanannya dan berkata “sudah ku bilang, aku akan menghantuimu hingga aku ingin melepaskanmu”.
“Bagaimana dengan keluargamu? Apakah mereka mengetahui kalau kamu keluyuran seperti ini? Darimana kamu berasal?”
“Aku tidak akan memberitahumu”.
…
Subuh esok harinya, Huang Long dan Jing Xuan keluar dari penginapan dengan penampilan yang baru. Dengan rencana meninggalkan kota Ming, Huang Long telah menghilangkan pewarna di wajahnya dan memiliki sebuah busur hitam besar di punggungnya dan beberapa anak panah yang berada di pinggangnya. Jing Xuan telah berdandan kembali seperti seorang pria dan memegang sebuah pedang mengikuti Huang Long.
“Apakah tidak susah berjalan kemana mana dengan menggantungkan busur besar seperti itu? Apakah kamu telah lupa dengan kejadian kucuri anak panahmu waktu di kota Shang? Dengan busur dan pedang sebenarnya kamu seorang ahli pedang atau seorang pemanah?” Dalam setarikan nafas, Jing Xuan melontarkan beberapa pertanyaan sekaligus kepada Huang Long.
“Jika aku dapat menggunakan tenaga dalam seperti seorang ahli bela diri umumnya maka aku tidak akan membutuhkan busur ini. Busur mengingatkanku pada keberadaan ayahku. Aku sebenarnya ingin menjadi seorang ahli pedang seperti Pamanku tapi racun dalam tubuhku sangat menghambatku”.
Dengan percakapan yang mereka lakukan selama perjalanan, mereka telah keluar dari gerbang selatan kota yang hanya dijaga oleh dua orang prajurit. Kondisi jalan diluar kota Ming masih sangat sepi. Disaat mereka berjalan lumayan jauh dari gerbang kota mereka melihat tiga orang keluar dari persembunyiannya dari balik pohon.
“Zui jin?” Huang Long merasa khawatir ketika melihat Zui Jin dan kedua teman seperguruannya yang ditemuinya ketika baru tiba di kota Ming. Dia segera menarik lengan Jing Xuan dan ingin berlari kembali ke dalam kota. Tetapi hanya dengan sebuah lompatan, Zui Jin telah melewati mereka dan telah menghadang jalan menuju kota Ming.
“Apa yang kamu inginkan Zui Jin? Walau kita berasal dari dua perguruan yang berbeda kita tidak pernah memiliki perselisihan”. Hanya dengan sebuah ilmu meringankan tubuh, Huang Long telah menyadari kehebatan Zui Jin. Bagaimanapun dia adalah seorang ahli bela diri senior yang telah lama berlatih di sebuah perguruan besar.
“Jing Xuan segeralah berlari, saya akan berusaha mengulur waktu untukmu”. Huang Long mengeluarkan pedangnya dan menyerang dengan jurus jurus pedang yang dipelajarinya di Perguruan Pedang Kilat. Sabetan, tusukan semua jurus yang pernah dipelajarinya dimainkan dengan gerakan pedang yang cepat tetapi semua serangan yang dikerahkannya tidak dapat menyentuh badan Zui Jin.
Dengan hanya menggerakkan tubuhnya dan telah menghafal semua gerakan pedang kilat Perguruan Pedang Kilat, Zui Jin dengan mudahnya menghindari semua serangan yang dikerahkan Huang Long. Tanpa tenaga dalam di setiap serangan yang dikerahkan oleh Huang Long, serangannya tidak dapat mencapai kecepatan yang seharusnya. Bagi Zui Jin serangan yang dikerahkan Huang Long hanyalah serangan kosong oleh seorang pemula yang berlatih ilmu pedang. “Ha ha ha apa yang bisa dilakukan oleh seorang pecundang sepertimu?”
Jing Xuan berlari melewati Zui Jin dan sama sekali tidak dihadang olehnya. Walau dia ingin membantu Huang Long, dia merasa sangat tidak berdaya karena sama sekali tidak menguasai ilmu bela diri. Jing Xuan hanya dapat berusaha berlari secepatnya dengan harapan dapat menemukan bantuan untuk Huang Long.
Tidak lama Jing Xuan berlari, dia merasakan gerakan cepat yang melewatinya. Kedua teman Zui Jin dengan cepat melesat dan mengeluarkan sebuah serangan yang memotong topi kainnya. Kecantikan Jing Xuan yang alami keluar dengan pesonanya yang sangat menggoda ketika rambut panjangnya terurai.
Jing Xuan mengeluarkan pedang dari sarungnya dan hendak melawan kedua orang tersebut. Sebelum pedang yang baru keluar dari sarungnya dapat digunakan oleh dia, pedang tersebut telah terlepas dan terpental dari tangannya oleh sebuah serangan kecil dari salah seorang teman Zui Jin.
Jing Xuan menjadi sangat takut ketika mengetahui keahlian kedua teman Zui Jin sangatlah tinggi. Dia menjadi sangat khawatir apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan tubuh gemetaran dia hendak merubah arah melarikan diri dari kedua teman Zui Jin, tetapi saat ini kedua tangannya yang lembut telah di tahan oleh kedua orang tersebut dari dua sisi yang berbeda.
‘Apakah tujuan mereka sebenarnya adalah aku?’ Pikirnya sambil berusaha melepaskan dirinya dari pegangan kedua orang teman Zui Jin. Perjuangan Jing Xuan tidak membuahkan hasil seperti yang diinginkannya karena tidak berdaya melawan genggaman lelaki yang sangat erat “Le.. lepaskan aku”.
Jing Xuan menyadari bahaya yang mungkin akan diterima menjadi sangat takut dan air mata mulai mengalir dengan derasnya. Melihat kondisi Huang Long yang diharapkannya, dia mulai menjadi sangat pesimis terhadap peluangnya yang ada.
Dengan semua serangan yang mudah dihindari oleh musuhnya, Jing Xuan sadar Huang Long tidak akan dapat menang melawannya. Dengan sisa tenaga yang ada, pada akhirnya Jing Xuan berteriak dengan kuatnya “TOLONG.. TOLONG..”.