"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.
Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Sebuah beton besar, kokoh dan berisi tanaman hias yang beragam. Serta yang bertuliskan nama perusahaan dan beberapa informasi penting yang menempel di dinding. Akan tetapi, seluruh karyawan berhamburan keluar dari lantai dua ketika melihat jeony keluar dari mobil.
"Ayo jo!"ajak bastian untuk turun.
Jeony menganggukan kepala. Lalu mengikuti langkah dua orang pria yang berjalan di depannya. Saat masuk kedalam gedung, ada seorang perempuan muda di balik meja resepsionis menyapa dengan ramah. Semakin masuk ke dalam, jeony semakin dibuat takjub dengan desain interiornya. Bagian tengah ruangan itu terlihat luas dan terang karena ketiadaan apa sehingga memberikan cahaya pada taman dan kolam ikan yang terletak di bawahnya.
"Guys! Minta perhatian sebentar, dong! Kumpul disini. Panggilan para crew yang lain ya"Teriak gafi dengan nada suara bariton dan memberikan ketukan di meja panjang yang ada di sisi kanan taman. Tempat itu biasa digunakan untuk rapat penting ataupun hanya sedang berkumpul seperti saat ini.
"Baik pak Ceo"jawab seluruh karyawan dengan serentak.
Satu persatu para pekerja dari lantai satu dan lantai dua berkumpul ke lantai dasar. Dan juga langsung dengan serempak mereka duduk di kursi kosong yang ada di meja panjang. Sekitar tiga puluh orang dengan pakaian visual kerja yang sudah siap mendengar apa yang dikatakan bos ceo mereka.
"Selamat pagi semuanya!"Teriak gafi selaku direktur perusahaan saat ini yang sedang ia rintis.
"Pagi pak Presdir"jawab seluruh karyawan dengan serentak.
"Saya disini ingin mengenalkan karyawan baru kepada kalian"ucap gafi sambil menoleh ke arah jeony yang saat ini sedang berdiri tepat di belakang badan tegap bastian sang asisten. Kemudian, gafi memberikan isyarat untuk jeony kedepan dana memperkenalkan diri.
Dengan menghembuskan nafas secara perlahan, jeony berjalan untuk mendekat dan berdiri samping gafi saat ini. Seketika, jeony merasa gugup karena menjadi pusat perhatian. Ia hanya bisa menggenggam tangan dengan erat yang dingin serta berkeringat.
"Selamat pagi semuanya!"Ucap jeony dengan ucapan suara bariton yang terdengar imut di pendengaran orang lain, termasuk gafi yang ada di sampingnya ikut terkejut dengan suara imut yang begitu menggelikan.
"Selamat Pagi!"Jawab seluruh karyawan dengan serentak.
"Perkenalkan Namaku Jeony Christian. Di mohon kerjasama dan mohon bimbingan para senior semuanya. Terima kasih, selamat pagi"ucap jeony dengan suara bariton yang cukup keras sehingga seluruh karyawan bisa mengingat nama lengkapnya.
"Ya kami semua akan selalu ingat, karena suaramu terlalu imut!"ujar salah satu karyawan bernama selfie.
"Hehe. Biasa aja mbak"sahut jeony dengan senyum lebar.
"Oh ya. Kamu baru lulus sekolah atau kuliah? Ihh imut banget suaramu"timpal difya yang tak sabar ingin berkenalan lebih dekat.
"Alhamdulillah saya sudah lulus kuliah S1 sarjana ekonomi bisnis akuntansi. Saya mohon kerjasama mbak"jawab jeony dengan sangat sopan. Sedangkan gafi dan bastian sudah terdiam dengan pengakuan jeony beberapa saat yang lalu."Pantas saja dia ingin banget masuk di perusahaanku di bagian keuangan. Huff… gue mau lihat kemampuannya seperti apa!" batin gafi dengan sejumlah ide yang banyak terlintas di kepala.
Sambutan ramai dari para pegawai wanita tak lantas membuat gugup jeony sedikit menguar. Ia berusaha mengulas senyum meski sangat berat.
"Jeony akan menggantikan posisi pak Dharma bagian keuangan perusahaan. Kalian bisa bekerja sama dengan jeony, dengan syarat…"ujar gafi menatap jeony sesat dan kembali menatap karyawannya.
"Beri dia perintah arahan yang jelas dan pastikan dia memahami kemauan kalian serta bisa bekerja sama dengan baik mengatasi masalah keuangan perusahaan yang sedikit bermasalah. Dia masih pemula, bimbingan dia dengan baik dan jangan beri dia tugas yang susah. Beri dia tugas yang ringan agar jeony bisa memahami sistem keuangan di perusahaan, paham!"sambung ujar gafi dengan tegas.
"Baik, siap laksanakan pak presdir"jawab seluruh karyawan dengan serentak.
"Kalian semua bisa bubar dan kembali ke ruang kerja"titah gafi dengan lantang.
Seketika, para karyawan membubarkan diri dan masuk ke tempat kerja mereka masing-masing. Di saat yang sama, jeony terpengarah dengan penjelasan gafi tentang dirinya. Pria itu seakan mengetahui apa yang sedang ia pikirkan dan tidak mungkin ia sampaikan pada orang yang di depannya saat ini. Usai perkenalan, bastian mengajak jeony berbicara sambil berkeliling perusahaan serta memperkenalkan ruangan serta fungsi yang ada disana.
"Apa yang harus aku lakukan mas! Apakah langsung terjun ke ruangan akuntansi atau aku harus melakukan kebersihan?"tanya jeony dan seketika bastian menggelengkan kepala.
"Tidak. kebersihan sudah di handle bu Tuti yang bertugas bagian dapur dan ada suami bu tuti yaitu pak jarwo sebagai cleaning service seluruh ruangan. Sekarang, kamu bertugas di ruangan manajemen keuangan bagian belakang dan membantu hal ringan disana. Hal yang terpenting, bidang keuangan itu kan keahlianmu, jadi aku minta mohon di koordinasi pimpinan keuangan belakang perusahaan. Anggap sekarang kamu lagi training penyesuaian diri dengan lingkungan kerja"jawab bastian sambil membuka ruangan kaca ruangan akuntansi keuangan perusahaan bagian belakang.
Di Dalam ruangan kaca bening itu sudah ada tiga karyawan laki-laki dan tiga karyawan perempuan yang berpakaian sama seperti jeony, yang saat ini sedang menghitung jumlah kurva dan statistika pengeluaran serta pemasukan setiap hari.
"Training?"tanya jeony yang baru mendengar hal itu. Meskipun jeony bingung, ia tetap masuk ke dalam dan melihat para karyawan masih berkutat dengan kalkulator dan alat hitung yang lain.
"Duduk saja disini. Nanti pekerjaan akan datang padamu. Kalau nggak, ya kamu dapat telepon untuk ambil pekerjaan dari beberapa orang."
"Tapi aku nggak punya ponsel mas!"
Bastian menunjuk sebuah telepon kantor yang menggantung di salah satu dinding.
"Benda itu akan berdering kalau pihak agensi atas meminta data terkini keuangan perusahaan"ujar bastian dan langsung di mengerti oleh jeony.
"Kalau ada yang membuatmu nggak nyaman, bisa katakan padaku atau gafi"titah bastian sambil menatap dua karyawan yang terlihat seumur seperti jeony.
"Tolong ajarin dia ya!"Ucap bastian kepada heni dan diva.
"Baik pak"jawab heni dan diva secara bersamaan.
Ruangan berukuran sangat luas dengannya seluruh ruangan dindingnya terbuat dari kaca itu berisi sofa berukuran sedang, meja di tengah ruangan yang berukuran kurang lebih dua meter dengan empat kursi yang mengelilinginya dan empat set pc di sudut ruangan.
Seorang perempuan bertubuh kurus tinggi semampai menghampirinya dan mengajak berkenalan. Dari situ ia tahu nama rekan kerjanya itu bernama heni dan yang bertubuh sedikit gemuk satunya adalah diva. Begitupun dengan yang lain juga ikut berkenalan. Setelah saling mengenal satu sama lain rekan satu tim, kemudian, heni dan rosy saling menjelaskan tentang apa saja yang di kerjakan. Begitu juga dengan jeony yang ikut menjelaskan pengetahuannya mengenai akuntansi yang ia pelajari selama kuliah di china. Seluruh crew yang ada di ruangan saling bekerjasama dan saling mengajari antara satu dengan yang lain.
semangatt thorrr/Drool//Drool/