🎉Bebas Promo
Diharapkan bijak dalam memilih bacaan sesuai umur ya🤗🤗🤗
Seks bagi seorang Satria bukanlah hal yang tabu, tapi menikah? Tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya akan menjalin komitmen dengan seorang wanita dalam sebuah ikatan pernikahan.
Dia yang selalu memandang rendah derajat perempuan harus dihadapkan dengan kenyataan pahit bahwa dirinya telah dijodohkan dengan cucu dari sabahat kakeknya.
Akankah pernikahan harmonis yang diimpikan semua pasangan akan terwujud di kehidupan pernikahannya kelak?
Ini bukanlah cerita CEO kejam, dingin, dan mencintai dalam diam, karena ini adalah sebuah cerita cinta yang manis dengan Ektra Bumbu Komedi.
Heppy Reading... 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Konspirasi
"Ayah denger kamu ditolak kerja di kantor instansi pemerintah. Terus tadi kamu darimana aja? Kok kata ibu kamu pulang sore?" Rahardian memulai perbincangan di sela makan malam keluarga seperti biasa.
"Abisin dulu makannya, nanti kalau aku kasih tau, makanan enak ini jadi gak enak lagi." Kimy terlihat tak bersemangat menceritakan kejadian yang menimpanya hari ini, dia begitu lelah. Hampir seharian tadi Satria terus saja menggodanya. Kedatangan Wira ke kantor tadi juga tidak bermanfaat apa-apa, malah Kimy semakin terpojok karena Wira malah ikut memojokkannya.
"Kakek gak nyuruh kamu menikah sama Satria, kamu yang mau, kalau kamu gak mau nikah sama Satria juga gak apa-apa, karena sepertinya punya menantu Amora lebih bermanfaat buat perusahaan kita," ujar Wira siang tadi.
Nasi terlanjur jadi bubur, suka tidak suka Kimy harus tetap memakannya, mungkin dengan ditambah kecap, air kaldu juga suiran ayam, bubur tak berharga itu akan enak dimakan.
"Maksud kamu?" Anggara sudah curiga dengan sikap cucu kesayangannya yang tiba-tiba murung.
"Maksudnya aku laper. Pengen makan bubur dikecapin, pake kuah kaldu yang banyak sampe suiran-suiran ayamnya pada berenang di kuah kaldu, terus tambahin sambel dua sendok." Seraya mengambil dua potong ayam kecap kesukaannya.
Semua orang dibuat bingung dengan ucapan gadis yang tengah banyak pikiran itu. Mereka makan dengan pikiran berkelana memikirkan gadis yang biasa cerewet itu kini hanya diam tanpa suara. Sedangkan objek yang menjadi pemikiran anggota keluarga sedang memutar otaknya agar bisa menjauh dari pria menyebalkan yang bernama Satria.
Acara makan malam dibalut keheningan pun tercipta gara-gara ucapan Kimy yang aneh.
"Dek!" Amora mengguncang tubuh adiknya setelah dua kali panggilannya tak dihiraukan.
"Eh, emmm— ada apa?" Gadis itu gelagapan.
"Elu lagi mikirin apa sih? Elu lagi pusing mikirin kantor buat tempat magang elu ya?" Amora berasumsi. "Gue tau nyari tempat magang di kantor bonafide itu gak mudah, jadi sebaiknya—"
"Aku udah kerja." Kimy memotong ucapan Amora.
"Dimana?" Amora sedikit mencibir seolah tak percaya ucapan si Bungsu.
"Di kantor calon suami aku," jawab Kimy yang enggan menatap wajah kakaknya.
Semua orang yang masih berada di ruang keluarga langsung menghentikan aktivitas mereka. Hening.
Kimy pun menceritakan apa yang terjadi padanya hari ini, bagaimana dia ditolak di kantor yang sebelumnya menerima permohonan magang dirinya, bagaimana dia direkomendasikan masuk ke perusahaan Satria, dan bagaimana Wira menyambut kedatangannya di perusahaan miliknya. Tapi Kimy tak menceritakan bagaimana mengesalkan kelakuan calon suaminya itu.
"Aku baik-baik aja kok, semua berjalan sebagaimana mestinya. Kak Satria juga baik sama aku." Hoek, hoek, hoek. Hatinya menentang ucapannya sendiri.
"Kamu jangan suka nutup-nutupin kebejatan dia dari kita, Sayang!" ujar Dina sang Mama.
"Serius, sejauh ini dia gak berbuat yang aneh-aneh nih sama aku!" Kimy berusaha tidak membuat khawatir keluarganya, toh cepat atau lambat pernikahan mereka pun akan segera terjadi.
"Beneran?" Amora tidak sepenuhnya percaya ucapan sang adik.
"Kakak lupa aku ini atlet menembak?" Dia membanggakan dirinya.
"Tapi kan elu kagak tiap hari bawa senjata, atau jangan-jangan—" Amora curiga.
"Kakek yang ngijinin aku, buat jaga-jaga katanya." Mata Kimy langsung meminta pertolongan Anggara.
"BAPAK!" Rahardian tak percaya dengan apa yang Anggara lakukan kepada cucunya itu. Mengizinkannya menyimpan senjata api? Walaupun tujuannya adalah untuk melindungi putrinya tapi tetap saja hal itu terlalu berlebihan.
"Agar terhindar dari hujan saja kita harus menyiapkan payung, apalagi ini untuk melindungi cucu berhargaku." Anggara terlihat biasa saja, tak terlihat merasa bersalah sedikitpun.
"Tapi Kim, kamu harus—"
"Aku tau lah apa yang harus aku lakukan, sejauh ini gak ada yang tau kalau aku bawa senjata di dalam tas." Gadis itu langsung beranjak pergi menuju kamarnya. "Eh iya, kata Kakek Wira minggu depan dia mau beliin rumah buat aku nanti," ucapnya sebelum mengunci pintu kamarnya.
Ucapan terakhir Kimy membuat seluruh anggota keluarganya dibuat sulit memejamkan mata malam itu. Pernyataan Kimy tadi seolah mengartikan jika pernikahan yang tak semestinya terjadi itu akan segera berlangsung dalam waktu dekat.
•
•
•
•
•
Satu minggu berlalu, Kimy mulai terbiasa dengan suasana kantor, walaupun dia tidak mempunyai ketertarikan di bidang bisnis, tapi suasana kantor yang nyaman serta para staf karyawan yang ramah kepadanya membuat Kimy mulai menikmati menjadi seorang karyawan.
Kimy di tempatkan di devisi yang dekat dengan ruangan Satria, seperti permintaan Wira, tapi Kimy selalu berhasil menghindar untuk tidak bertatap muka dengan calon suaminya itu.
Tapi tidak dengan hari ini, karena sepertinya nasib sial sedang mengunjungi gadis cantik berkulit putih itu. Saat dirinya sedang menunggu taksi untuk pergi ke kafe tempat dia dan teman-temannya ngamen, hujan deras mengguyur kota. Sialnya lagi ponselnya kehabisan daya, tak ada yang bisa ia hubungi.
Sebuah mobil sport dengan merk ternama tiba-tiba berhenti tepat di tempat ia berdiri dengan beberapa karyawan lainnya.
"Kikiiiiiiiim!" Suara itu lagi, suara berat yang begitu dihindari Kimy, walaupun Satria memanggilnya dengan begitu mesra.
Beberapa orang karyawan yang kebetulan sedang menunggu kendaraan umum di halte itu langsung menengok ke arah mobil Satria kemudian melirik lawan bicara atasannya, tapi tidak dengan gadis berjepit rambut kupu-kupu itu. Kimy tak peduli, dia seolah tak mendengar apapun.
"Mau ke Kafe kan? Yuk bareng!" Ajak pria berkemeja navi yang membuat pancaran wajahnya semakin mempesona.
Kimy masih tak bergeming, dia tak memperdulikan ucapan pria yang sedang mengajaknya bicara.
"Pak Satria ngajak kamu bicara tuh!" ucap salah seorang dari mereka, yang malah merasa tak enak hati dengan tingkah anak magang itu.
"Masuk ke mobil atau gue bilangin ke Ayah lu, kalau anaknya masih ngamen di kafe?" ancam Satria.
Sial untuk kesekian kali, Satria tahu kelemahan Kimy sekarang. Karena dia memang menyembunyikan kegiatan ngamennya di kafe-kafe kepada seluruh anggota keluarganya terutama Sang Ayah, yang selalu menentang semua kegiatannya.
Tanpa berfikir panjang gadis yang tadinya angkuh itu langsung berlari menerobos hujan menuju mobil pria menyebalkan yang bernama Satria.
Hati Satria riang bukan kepalang, Kimy sekarang ada di bawah perintahnya. Tak sia-sia dirinya menyuruh orang menyelidiki latar belakang calon istrinya tersebut.
"Apa kabar Calon Istri?" goda Satria seperti biasa.
"Hisss. Gak lucu!" ketusnya.
"Lah emang elu calon bini gue, emang apaan lagi? Calon duet?"
Kimy mengernyitkan kening. "Calon duet?"
"Calon duet di ranjang." Dengan sebuah kerlingan mesum yang berhasil membuat bulu-bulu Kimy meremang.
"Otak Kakak kayaknya kudu dilondri deh!" Sudut bibir Kimy terus saja naik saat melihat calon suaminya.
Tapi apa yang ia lihat, Satria malah terbahak-bahak, mendengar ucapannya.
Dasar orang gila.
Mobil sport itu terus berjalan di derasnya hujan, bersama kedua orang yang masih belum menemukan ketertarikannya satu dengan lain.
"Gue mau nawarin kesepakatan yang akan nguntungin kita berdua, gimana?" ucap Satria tiba-tiba.
"Maksudnya?"
"Dengerin gue baik-baik ya Cil!" Di bawah derasnya hujan yang mengguyur muka bumi sore itu, Satria memberitahukan ide-idenya yang beberapa hari ini otak cerdasnya pikirkan.
Sebuah konspirasi yang akan membuat mereka semakin dekat tanpa mereka sadari. Dan akhirnya membuat keduanya terjebak dalam suatu ikatan pernikahan.
...Yaaaa,,, gantung lagi aja🤭...