Jodoh dicari ✖️
Jodoh dijebak ✔️
Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.
Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Setelah mendengar cerita Ivy dengan seksama, Ivana bisa sedikit bernafas lega, setidaknya masih punya nomor telepon Yasa yang bisa dihubungi. Meskipun sepanjang cerita, ia sebal sekali pada Ivy, bisa-bisanya melakukan hal gila seperti itu, menjebak berondong demi bisa hamil. Hamil woy, hamil! Padahal bisa dipastikan, jika 99 persen gadis takut hamil sebelum menikah. Lah, ini kenapa lain daripada yang lain, mungkin termasuk yang 1 persen itu.
"Buruan hubungi dia!"
"Hah, maksudnya?" Ivy malah terlihat bingung.
"Hubungi Yasa Vy, kamu punya nomor teleponnya kan?"
Ivy menggeleng.
"Lah, tadi katanya Yasa nyimpen nomornya di ponsel kamu."
"Saat itu juga, langsung aku hapus."
Ivana langsung tepok jidat. Sungguh, ia tak tahu jalan fikiran Ivy, kenapa melakukan sesuatu tanpa berfikir panjang.
"Aku udah komit, gak bakal minta tanggung jawab, jadi buat apa nyimpen nomornya," lanjut Ivy, tanpa rasa penyesalan.
"Tahu dimana dia kuliah?"
"Enggak," Ivy menggeleng.
"Bener-bener kamu ya!" Ivana melotot, mendorong kepala Ivy dengan telunjuk.
Ivy meraih tangan Ivana, menggenggamnya erat. "Bantuan aku ya, Kak, aku gak mau gugurin kandungan ini," sebelah tangannya mengusap perut.
Ivana terdiam, tak tahu bagaimana caranya untuk membantu Ivy menyelamatkan kandungannya. Matanya kembali memanas melihat perut Ivy. Ia sudah menikah 3 tahun lebih, namun sampai sekarang, belum juga diberi keturunan.
"Kak, please, bantuin aku," Ivy terus memohon.
Ivana mengangguk, menyeka matanya yang basah. Sebagai pejuang garis dua, ia iri pada Ivy yang hanya sekali melakukan, sudah langsung hamil.
Keesokan harinya, Agung membawa Ivy ke rumah sakit untuk bertemu obgyn. Dia harus memastikan terlebih dahulu Ivy benar-benar hamil sebelum mengambil langkah selanjutnya. Ia masih menyimpan harapan besar, jika Ivy tidak hamil, semua ini hanya rekayasa putri bungsunya itu demi membatalkan perjodohan.
Sepanjang perjalanan, ia yang duduk di bangku belakang bersama Ivy, menatap putrinya itu. Tadi pagi ia sudah mendapatkan kabar dari sekretarisnya jika beberapa kerjasama dibatalkan sepihak oleh Trio.
"Gara-gara kamu, Papa rugi besar," Agung melirik Ivy, memukul jok mobil dengan kepalan tangan. Ia bukan pewaris, melainkan perintis sejak usia belia. Bukan mudah ia merintis bisnis dari nol tanpa privilege apapun. Sehinga sekarang, saat bisnisnya sudah mulai berkembang, tak akan ia biarkan sampai merugi, apalagi hancur. Tidak, ia tak mau kembali hidup miskin seperti dulu.
Ivy hanya diam, tak menoleh apalagi merespon dengan kata-kata.
Sesampainya di rumah sakit, mereka masih harus mengantri, baru mendapatkan giliran masuk. Dan betapa syok nya Agung, saat Dokter mengatakan jika Ivy hamil 3 bulan. Ia bahkan bisa mendengar dengan jelas suara detak jantung calon cucunya. Sepanjang pemeriksaan, rahangnya mengeras, dadanya bergemuruh hebat.
"Siapa laki-laki itu?" Agung kembali bertanya saat mereka berada dalam perjalanan pulang.
"Aku gak tahu."
"JAWAB IVY!" bentak Agung, nafasnya memburu, telapak tangannya sudah terkepal di udara.
Ivy gemetar, takut kembali dihajar, dan lebih takut lagi, Papanya akan nekat, memukul perutnya. "A, aku gak tahu," jawabnya dengan bibir bergetar hebat. Sebelah tangannya memegang perut, melindunginya.
"Katakan Ivy!" tekan Agung dengan gigi bergemeratuk. "Atau kalau tidak," menatap tajam perut Ivy.
"Enggak!" Ivy menggeleng kuat. "Jangan apa-apakan anakku," kedua tangannya menutup perut.
Di kursi kemudi, Rian sampai ikutan deg-degan, matanya berkali melihat belakang dari spion tengah. Sebagai orang yang sudah menjadi supir Agung bertahun-tahun, ia tahu seperti apa perangai bos nya tersebut.
Agung membuang nafas kasar, kembali menyandarkan punggung di kursi. Membuka tas yang ada di sebelahnya, lalu mengambil ponsel, menghubungi seseorang.
"Obat yang aku minta kemarin, sudah ada kan?"
Ivy menoleh pada Papanya, feelingnya buruk.
"Bawakan ke rumah sekarang juga." Ia menutup telepon, memejamkan mata sambil memijat pelipis untuk mengurangi sakit kepalanya.
"Obat apa yang Papa maksud?" Ivy memberanikan diri bertanya, menatap ke arah Agung.
"Nanti kamu akan tahu."
"Enggak, aku gak mau gugurin kandungan aku."
Agung tak menggubris, matanya masih tetap terpejam, dan terus memijat pelipis.
Ivy menatap ke arah luar jendela, menggigit bibir sambil memegang perut. Jantungnya berdebar kencang, tubuhnya gemetaran. Apapun yang terjadi, ia akan menyelamatkan kandungannya. "Kalau aku kehilangan anakku, Papa juga akan kehilangan anak Papa."
"Jadi kamu mengancam Papa," Agung menyeringai.
Ivy masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Sempat terbesit niat untuk kabur dari rumah, namun sepertinya percuma, Papanya akan punya seribu cara untuk menemukannya. Masuk ke kamar, ia langsung merebahkan tubuh ke atas ranjang, menatap langit-langit kamar dengan fikiran kacau.
Brak
Ivy yang tak sadar telah ketiduran, terbangun karena suara daun pintu yang dibanting. Papanya masuk bersama Inara, asisten sekaligus kekasihnya.
"Keluar dari kamarku!" hardik Ivy, menatap nyalang Inara.
"Apasih Ivy, jangan galak gitu dong sama gue, kita kan teman," Inara tersenyum miring, berjalan ke arah Ivy. Suara hak stiletto nya yang beradu dengan lantai, terdengar begitu nyaring.
"Anj*ng lo! Ogah gue punya temen kayak lo. Najis!" bentak Ivy. Ia memang bukan teman dekat Inara, tapi mereka saling kenal saat kuliah. Dan sekarang, wanita itu jadi peliharaan Papanya, menjijikkan.
Agung mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. "Pegangi dia!"
Ivy panik saat Inara mendekat dan langsung mencekal pergelangan tangannya. Hendak berontak, Papanya lebih dulu memegang sebelah lagi lengannya. Inara menduduki kedua pahanya, sehingga dia sama sekali tak bisa gerak, tubuhnya terkunci. "Lepas! Lepasin aku! Kalian mau apa?" teriaknya panik.
"Minum ini!" Agung menunjukkan sebuah pil.
Ivy langsung menutup rapat mulutnya. Terus menggeleng saat Agung berusaha memasukkan pil tersebut ke dalam mulutnya. Air matanya mengalir, tak percaya Papanya sampai tega melakukan ini padanya.
lha lo juga ngebuka baju Ipi.,
jadi satu sama donk..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
s' Ipi santai banget
s' Ilyas bingung banget
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
capai di jodohkan atau mirip di jual,,
seperti yang bdi ceritakan kepada mama Sani makanya seolah cari ke bahagia an
nya sendiri suka suka,,,,agar ayahnya
marah justru baik menurut Ivi jadi buat
sengaja',,, sukses Vi tetap semangat dan
selalu jadi wanita cantik dan baik,
yang ke dua,,,di kasi h mahar hanya liontin satu gram,,,bukan menghina na Yasa
tapi Ivi berasa bersalah,,,coba cewek lain seperti mantan Abangnya bisa mirip
rampok ,,,tapi yang sudah di hina oleh papa usup justru sangat nrimo dan jujur
melas kan malah di nikahi saja sudah
bahagia 😭 nangis bukan apa tapi terharu
dengan Ipi yang sederhana dan tidak
neko neko dan serakah ,,, Yasa uangnya
banyak Vi ga usah takut belilah kalung
yang kecil tapi manis,, sederhana tapi
elegan paksa beliin Yas ,,, sebenarnya ga bisa beli ga mampu belum mampu beli
Ivi jadi di paksa atau diam diam belikan
ayahnya duit mataan tapi lihat putrinya
lope lope sekebon jengkol yabVi kirim
ke Kakak Yuuuuuu 🤣🤣👍
dengar penjelasan Yasa. saking berharap bamget beli tiket nyongkel tabungan 🤣
El ku akan kece a abis melas justru ya
nanti tidak ada El yang ramai dan senyum
riang,,,abis bagaimana lagi ya yayang nya
di perkosa cewek cantik,,itu kata Luth,,,
kecil juga tau mana yang cantik dan jelek
Ipi beneran ya mau sendian dengan calon anak tanpa suami. bila ga ada dukungan
percaya Vi seratus ribu,,,,kaya cinta Alice
1000 pun akan setia haduhhh El 😭😭
cuma melas mau nonton saja nyongkel celengan,,