Ivana Prima Queensha
Gadis berusia 16 tahun yang harus berjuang mengubah kehidupan yang hidup demi kedua orang dan adiknya serta dirinya sendiri.
Mulai bangkit karena bantuan teman kasab matanya dan menemukan hal tak terduga yang tak pernah ia sangka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Izin pergi
"Tentu saja sayang mas Tidak mau wanita lain cuma kamu dan hanya kamu" ucap Ivan dan itu membuat ivana sedikit gugup dan malu
"Baiklah ivana akan ikut mas" jawab ivana akhirnya karena melihat dari sikap dan sifat Ivan, Ivan bukan pria yang gampang menyerah jika sudah menginginkan sesuatu. Jadi tidak ada salahnya di coba menolak pun Ivan akan mencari caranya dia akan tetap mengajak nikah.
Setelah selesai berbincang Ivander pun izin pamit pergi kerumah sakit, untuk mengecek kembali keadaan Arya dan pasien lainya.
Saat Ivander dan ivana berjalan ke luar bersamaan intan pulang bersama ibu dari rumah sakit.
"Oh ada dokter Ivan, apa sudah mau pulang dok?" tanya ibu
"Iya Bu tadi makan disini terus ngobrol sama ayah dan Deren terus sama Queen juga. Ohiya Bu tadi saya sudah minta izin sama ayah kalau malam ini mau ajak ivana kerumah mama dan ayah sudah izinin tapi belum izin sama ibu, rencananya mau izin di rumah sakit ternyata ibu sudah pulang" ucap Ivan sopan
Mendengar ucapan Ivander membuat ivana dan intan kaget.
"Kapan dia izin sama ayah, berarti ini sudah di rencanakan" ucap ivana dalam hati
"Duh Daddy memang payah lihat saingan nya di atas rata rata ini, awas saja Daddy gara gara Daddy ivana di ambil orang" ucap intan dalam hati
"Oh gitu, ya baiklah jika ayah sudah mengizinkan yang ibu juga tapi jangan pulang malam ya dokter, dan tolong jaga ivana" ucap ibu
"Baik bu, Insyaallah saya akan selalu jaga Queen. Terima kasih bu, jika begitu saya pamit ya bu assalamualaikum" ucap Ivander lalu menyalimi tangan ibu dengan takzim
Setelah kepergian Ivan intan pun mendekati ivana lalu memeluknya,
"Ivana kamu suka sama dokter dingin itu?" tanya intan
"Siapa yang dingin, dokter Ivan?" tanya Ivana
"Iya siapa lagi, dia kan dingin banget sama perempuan lain selain dengan kamu dan ibu" ucap intan
"Dingin apaan petakilan gitu, suka soal cinta belum kalau suka orangnya baik ya suka" jawab ivana apa adanya.
"Apa kamu gak lagi rindu seseorang gitu, atau sedang jatuh cinta gitu sama seseorang" tanya intan memancing
"Gak ada tu, siapa?" tanya Ivana bingung.
"Ya Allah ivana ini memang polos banget atau gak peka, jika selama ini Daddy suka sama dia. Atau Daddy kurang tulus kali ya sampai intan gak kerasa?" ucap intan dalam hati
Sedangkan ibu yang ada disitu hanya tersenyum, ibu mengerti apa yang di tanyakan intan tapi ibu Tidak mau ikut campur.
"Sudah masuk sana mandi ini dah sore, kamu juga intan mandi sana kan dari rumah sakit, nanti kalau sudah selesai magrib kita makan malam bersama" ucap ibu
"Nanti malam ivana yang akan jaga Arya ya Bu setelah pulang dari sana ivana langsung ke rumah sakit" ucap ivana
"Iya, tapi hati hati ya jika ada apa apa telpon ibu dan lainya" ucap ibu
"Ia bu, disana juga ada om Adam kok, malam ini om Adam tugas di rumah sakit itu" ucap Ivana
"Yaudah kalau gitu bagus" ucap ibu dan mereka pun kekamar masing masing.
Setelah masuk kamar Intan mencoba menelpon Daddy tapi tidak bisa, tidak terjawab, tinggal panggilan ke 10 kali baru terjawab tapi yang membuat Intan marah kesal buka suara Daddy nya yang mengangkat tapi suaranya seorang wanita.
"Halo siapa ini mengganggu orang sedang tidur saja, jangan ganggu kekasihku jika tidak penting" ucap suara wanita disana
"Siapa kamu kenapa hp Daddy bku ada pada mu, kurang ajar cepat beri tau Daddy jika Intan menelepon jika tidak Daddy akan menyesal seumur hidupnya."ucap Intan dengan kemarahan nya.
"A-ap-apa putrinya, sayang ini ada telpon dari putrimu dia marah marah ke aku" ucap wanita itu terdengar di telinga Intan
"Siapa kamu bilang, siapa yang menelpon?" terdengar suara Daddy Zul dan itu membuat intan menangis tiba tiba
"Ini putrimu intan yang menelpon dan dia marah besar padaku" ucap wanita itu lagi
"Apa intan, kenapa kamu angkat telpon di hp ku" ucap Daddy Zul
"Halo intan maafkan Daddy, Daddy sedang tertidur, ada apa sayang" tanya Daddy Zul
"Ada apa Daddy bilang, jadi ini pekerjaan Daddy yang tidak bisa di tinggalkan, hingga Daddy lebih memilih menitipkan anak Daddy pada orang lain hanya agar Daddy bisa senang senang, apa bedanya Daddy dengan Oma dan mommy, mommy memihak pergi dengan pria lain dari pada merawat Intan, Oma juga begitu dan sekarang Daddy juga. Ok Daddy mulai sekarang Daddy tidak perlu memikirkan putri Daddy lagi anggap saja Intan sudah Tidak ada jika perlu Daddy Tidak perlu pulang kemari lagi, intan bisa hidup sendiri tanpa Daddy. Ohya satu lagi intan cuma mau kabari Jika ivana akan menikah dengan pria kaya raya dan sangat tampan serta muda, pria itu sangat mencintai ivana, intan bersyukur bukan Daddy jodoh Ivana" ucap Intan lalu mematikan sambungan telpon nya.
Sedangkan Daddy Zul sangat shock mendengar ucapan intan, ia sangat menyesal saat ini.
Setelah intan tenang dia pun berganti baju dan meminta izin pulang kerumahnya sebentar pada ibu dan ivana, saat akan di antar ivana intan tidak mau karena sudah memesan taksi, jadilah intan pergi sendiri.
Setelah menempuh perjalan 15 menit akhirnya, intan sampai di rumahnya yang hanya ada para pekerja.
Dengan cepat Intan masuk, dan menuju kamarnya, ia mengambil barang yang di butuhkan lalu mengambil emas dan tabungan ya yang dia simpan di brangkas ya, lalu mengambil baju beberapa, stel dan buku sekolah serta seragam.
Setelah itu intan pun pamit kepada peKerja dirumah nya, lalu pergi kerumah Ivana lagi untuk pamit.
Saat di dalam taksi intan diam melamun, dia sudah bertekad ingin memberi pelajaran untuk Daddy agar Daddy nya tau bagaimana rasanya menunggu.
Sampai nya di rumah Ivana, intan pun segera masuk dan menemui ivana dan ibu.
"Bu, ivana, intan mau izin pulang ya. terima kasih selamat ini sudah baik sama intan sudah mau mengurus intan di sini. Intan sekarang mau pergi ke rumah Oma, Oma nyuruh intan tinggal disana karna Oma sendirian" ucap intan meyakinkan keduanya agar tidak curiga jika dia akan kabur.
"Apa benar begitu Intan, jika benar ya ibu izinkan tapi jangan lima main kesini ya ibu akan masakin makanan kesukaan intan" ucap ibu dengan sayang
Sedangkan ivana memandang wajah. Intan dengan intens ia tau jika intan sedang berbohong, tapi ivana membiarkan nya saja dengan cepat ivana memasang melacak di hp intan tanpa di ketahui intan yang kebetulan sedang tergeletak di meja begitu saja.
Setelah berpamitan dengan ibu, intan memeluk ivana dan memeluk nya.
bersambung
😤😤😤