NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia

Abidzar menggeleng, "Abi nggak laper, bi. Nggak papa, nggak sering-sering juga. Oh ya, bibik sama Ana dari mana? kok tumben muncul dari pintu samping?" tanya Abidzar penasaran.

"Eh, itu-anu, eee ... " Bi Asih seketika bingung harus menjawab apa sebab sepertinya Erin belum menceritakan perihal kedatangan Freya di rumah itu dan ditempatkan di paviliun belakang.

"Bi, buatin susu aku ya!" Tiba-tiba Erin datang dan meminta Bi Asih membuatkannya susu sambil memberikan kode melalui lirikan matanya agar segera beranjak dari sana.

"Baik Nya." Jawab bi Asih yang mengerti kode dari Erin.

Abidzar hanya berdecak saat bi Asih berlalu begitu saja dari hadapannya tanpa menjawab pertanyaannya.

Kemudian Erin menarik kursi dan duduk tepat di seberang Abidzar yang kini sedang meminum kopi sambil bermain ponsel.

Tak lama kemudian, bi Asih kembali dengan susu rendah lemak Erin. Setelah itu, ia pun segera permisi dari hadapan kedua majikannya.

"Wanita yang akan mengandung anakmu sudah ada di sini." Ucap Erin setelah menenggak susunya.

Terang saja Abidzar membulatkan matanya, "maksudmu?"

"Aku sudah membebaskan wanita itu dan membawanya ke mari. Tapi tenang saja, aku menempatkannya di paviliun belakang. Jadi dia tidak akan mengganggu kita di sini." Ucap Erin tenang sambil menyesap susunya.

"Rin, please, hentikan ide gila ini. Ini tak benar."

"Ide gila apa, mas? Apa mas tak tahu, aku sampai bosan mendengar pertanyaan kapan aku kasi orang tuamu cucu? Aku hanya berusaha memberikan apa yang mereka inginkan, kenapa kau tidak mau mengerti sih, mas?" Seru Erin kesal.

"Apa mama dan papa senang bila tahu kau melakukan ini hanya untuk seorang anak? Tidak Erin. Jangan mempermainkan pernikahan. Pernikahan itu suci. Bukan permainan yang setelah kau mendapatkan apa yang kau mau lalu kau bisa memutuskannya begitu saja." Balas Abidzar tak kalah nyalang. "Aku lebih memilih jujur pada orang tua kita daripada mendapatkan masalah ke depannya." Imbuh Abidzar.

"Tidak. Mas jangan coba-coba kasih tau mereka. Biar itu urusan kita. Mas tenang saja, urusan orang tuaku, mereka menurut saja mana yang terbaik untuk aku. Nanti akan ada saatnya orang tua mu pun akan tahu, tapi tidak sekarang. Biarkan wanita itu mengandung anakmu dulu. Bila perlu, jadikan ini rahasia kita saja."

"Rin ... "

"Pokoknya lusa pagi mas sudah harus menikah. Mas tak perlu mempersiapkan apapun. Karena mas hanya perlu nikah siri, jadi kita hanya membutuhkan penghulu dan beberapa orang saksi."

Setelah mengucapkan itu, Erin segera menghabiskan susunya dan segera beranjak dari sana. Abidzar menggusar rambutnya kasar. Terkadang Abidzar bingung sendiri atas kekeras kepalaan istrinya. Bila sudah menginginkan sesuatu, maka Erin akan melakukan apapun demi mendapatkannya.

...***...

Tak terasa, adzan subuh berkumandang. Freya yang sedang berusaha berubah menjadi pribadi yang lebih baik pun segera bangun dan mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajibannya.

Sementara itu, di kamar Abidzar, laki-laki itu telah bangun terlebih dahulu dan mengambil wudhu. Setelahnya, ia pun mencoba membangunkan Erin untuk mengajaknya shalat subuh berjamaah.

"Rin, bangun. Ayo kita sholat subuh berjamaah!" Ajak Abidzar sambil mengenakan kain sarung dan baju kokonya.

"Emmmh ... " Erin menggeliat tanpa membuka matanya.

"Rin, bangun yuk! Kamu nggak sedang halangan kan." Coba Abidzar lagi.

"Aku masih ngantuk, mas. Mas aja sholat sendiri ya." Jawab Erin tanpa membuka matanya.

"Rin ... " Kini nada suara Abidzar terdengar lebih tegas.

"Ck ... iya, iya, ini aku bangun." Jawab Erin kesal sambil melempar selimutnya kasar ke sembarang arah. Abidzar hanya bisa menghela nafas sambil memperhatikan Erin yang masuk ke kamar mandi sambil menghentakkan kakinya.

Tak lama kemudian, Erin pun keluar dengan wajah yang telah basah terkena air wudhu membuat kadar kecantikannya meningkat.

"Nah, kan jadi lebih cantik kalau gitu. Kamu tahu kan, air wudhu itu banyak manfaatnya. Salah satunya membuat kulit wajah lebih bersinar." Ucap Abidzar seraya tersenyum untuk membuat Erin kembali tersenyum dan tidak cemberut lagi.

"Mas nyebelin." Gerutu Erin.

"Iya, iya, maaf. Ya udah, kita mulai shalatnya ya."

Lantas mereka pun segera melaksanakan shalat subuh berjamaah. Setelah selesai, Erin bukannya melakukan aktivitas yang lain. Sebaliknya, ia justru kembali merebahkan tubuhnya dan segera pergi menuju mimpi indahnya. Lagi- Abidzar hanya bisa menghela nafas panjang.

Abidzar yang memang terbiasa tidak tidur lagi memilih berdiri di balkon kamarnya menikmati semilir angin pagi yang cukup dingin.

Saat berdiri sambil bersandar di pembatas pagar, Abidzar menangkap sesosok perempuan yang tengah memberi makan ikan-ikannya di kolam. Wajahnya tidak tampak. Hanya siluet tubuhnya saja yang terlihat begitu kurus dan ringkih. Abidzar sampai berdecak melihatnya.

"Apa perempuan kurus seperti itu yang akan mengandung anakku? Apa tubuhnya kuat dan mampu mengandung? Melihatnya saja aku ngeri." Gumamnya.

Belum lagi Abidzar khawatir bagaimana kalau perempuan itu mengidap suatu penyakit. Atau membawa penyakit dari dalam penjara sana. Yang ada nantinya bukan dia mengandung anaknya, tapi menularkan penyakit atau jadi repot merawatnya karena sakit.

"Padahal aku sudah pasrah bila Erin tidak bisa memberikan keturunan, tapi dia justru selalu memaksa." Gumamnya lagi dengan netra tak luput dari memandangi Freya yang kini sedang mengambil penyiram tanaman dan mulai menyirami bunga-bunga yang ada di sana. Freya juga memetik daun-daun yang sudah menguning dan memunguti dedaunan yang berguguran.

Sebenarnya tak serta merta salah Erin. Ia pun sering mendengar pertanyaan dari sang mama kapan kau akan memberikannya cucu. Memang sekedar bertanya, tapi Abidzar bisa melihat betapa besar keinginan orang tuanya ingin melihat cucu dari dirinya. Bahkan ibunya pun sampai menyarankan untuk progam hamil bilamana mungkin mereka memang memiliki kendala untuk segera hamil. Tapi memang mereka tak pernah melakukannya. Mereka hanya pasrah pada sang pencipta.

Hingga suatu hari, entah dapat inisiatif dari mana, tiba-tiba Erin mengabarkan tentang dirinya yang memiliki gangguan infertilitas. Tentu saja hal itu membuat kemungkinan bagi mereka untuk memberikan cucu pada orang tuanya kandas begitu saja. Mereka memang belum memberitahukan kenyataan itu pada kedua orang tuanya. Abidzar yakin, kedua orang tuanya pasti akan sangat kecewa saat mengetahui fakta Erin tak bisa memberikan mereka cucu. Namun apa boleh buat, ini adalah takdir yang tak bisa di tentang. Mereka hanya bisa menerima tanpa bisa protes sama sekali.

Dan hal inilah yang memicu Erin memiliki ide gila agar dia menikah lagi agar mereka bisa memberikan keturunan untuk keluarga mereka.

Abidzar tampak masih memperhatikan Freya yang sedang menyiram tanaman itu sambil melantunkan lagu-lagu Melayu. Suaranya yang cukup merdu justru membuat Abidzar tanpa sadar terpaku menikmati setiap apa yang Freya lakukan.

Hingga Freya selesai menyiram tanaman tiba-tiba merasa ada yang memperhatikannya. Matanya pun mengedar ke sekitar. Namun ia tak mendapati siapa-siapa. Lalu Freya pun mendongakkan kepalanya sehingga matanya bersirobok dengan Abidzar yang masih memperhatikannya.

Seketika tubuh Abidzar membeku saat melihat Freya.

"Di-dia ... "

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
ℓ ι ƒ ι α 💕
deuhh yang pengen dipanggil Mas 🤭🤭😁
Lucy Toruan
Luar biasa
Juliana Akip
Lumayan
Juliana Akip
Biasa
Erna Sudiastuti
Luar biasa
Windi Rannu
.
Atika
Luar biasa
Mimine Toto Ayra
Kecewa
Mimine Toto Ayra
Buruk
maria handayani
/Shy/
Mariani SPd
jangan end duluu thor
Mariani SPd
duh tragis banget lah huhuhu
syediiih Thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor yaaa
Mariani SPd
waduh.....kok pakai acara pingsan segala sih
Mariani SPd
seneng banget lah punya mertua kek gini
Mariani SPd
wesss keren banget mah punya nenek kek gini. atau besok kalo aq jadi nenek, kek gini juga ah. biar dunia terasa indah hahaha
Mariani SPd
hmm...... siapa lagi tuh thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor sayang
Mariani SPd
Tirta lihat anaaaa
Mariani SPd
wah....makin kesini makin seru aja ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!