Soal keturunan memang kerap menjadi perdebatan dalam rumah tangga. Seperti yang terjadi dalam rumah tangga Hana.
Hubungan yang sudah dibangun selama 10 tahun, tiba-tiba hancur lebur dalam satu malam, saat suaminya mengatakan dia sudah menikahi wanita lain dengan alasan keinginan sang mertua yang terus mendesaknya untuk memiliki keturunan.
"Jangan pilih antara aku dan dia. Karena aku bukan pilihan." -Hana Rahmania.
"Kalau begitu mulai detik ini, aku Heri Hermawan, telah menjatuhkan talak kepadamu, Hana Rahmania, jadi mulai detik ini kamu bukan istriku lagi." -Heri Hermawan.
Namun, bagaimana jika setelah kata talak itu jatuh, ternyata Hana mendapati dirinya sedang berbadan dua? Akankah dia jujur pada Heri dan memohon untuk kembali demi anak yang dikandung atau justru sebaliknya?
Jangan lupa follow akun sosmed ngothor
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
salam anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Jatuh Cinta Yang Merepotkan
Setibanya di rumah, Elgar langsung turun dari motor dan melenggang masuk. Dia mencari keberadaan Papah Danu, yang saat ini ada di kamar karena baru selesai membersihkan badan.
Tok ... Tok ... Tok ...
Elgar mengetuk kamar kedua orang tuanya, karena dia masih mengedepankan sopan santun. Membuat dua orang yang ada di dalam sana langsung mengalihkan perhatian ke arah pintu.
"Siapa ya, Mah?" tanya Papah Danu pada sang istri yang baru saja menjemur handuk.
"Biar Mamah lihat," jawab Mamah Mirna langsung melangkah dan membuka benda persegi panjang itu. Dia mengernyit saat mendapati Elgar ada di hadapannya. "Ada apa, Sayang?" tanyanya, merasakan raut yang tak biasa dari pria tampan itu.
"Aku ingin bicara dengan Papah, Mah, Papah ada di dalam kan?" jawab Elgar mengatakan tujuannya.
"Tapi tunggu—wajahmu kenapa? Kamu habis berkelahi?"
"Aku akan jelaskan nanti. Sekarang aku ingin menemui Papah dulu, urgent."
Mamah Mirna berhenti bertanya, lalu membuka pintunya lebih lebar, hingga Elgar bisa melihat keberadaan ayahnya. Detik berikutnya mereka saling tatap, dan Elgar langsung melangkah masuk karena tak ingin buang-buang waktu.
"Elgar ingin bicara denganmu, Pah," ucap Mamah Mirna. "Hanya empat mata?" tanyanya memastikan sambil melirik sang putra. Elgar mengangguk, dan Mamah Mirna memberikan ruang untuk dua pria kesayangannya saling bicara.
Setelah kepergian wanita paruh baya itu, Papah Danu mengajak Elgar untuk duduk di sofa yang tersedia. "Apa yang ingin kamu bicarakan? Sepertinya serius sekali."
Tak biasanya sang putra mendadak minta bertemu seperti ini. Karena Elgar adalah orang yang terstruktur, antara pekerjaan, keluarga dan yang lainnya.
"Aku menyadari ini permintaan yang sedikit egois. Tapi aku ingin Papah tidak bekerja sama dengan Royal Food," tandas Elgar langsung to the point.
Namun, tentu saja hal tersebut membuat kening Papah Danu berlipat-lipat. Alasan apa yang paling masuk akal untuk menghentikan kerja sama yang saling menguntungkan itu?
"Memangnya kenapa? Apakah ada sesuatu yang mengusikmu sampai meminta Papah melakukannya?" tanya Papah Danu, ingin mendengar alasan yang jelas.
Namun, dasar dari semua ini adalah rasa egois karena ingin melindungi Hana. Dia tidak ingin Heri bertemu, apalagi sampai mengganggu wanita itu. Bahkan jika bisa, dia pun ingin membalaskan rasa sakit Hana dengan membuat hidup Heri tidak baik-baik saja.
"Aku melihat tidak adanya potensi. Jadi jika dipasarkan pun, aku yakin produknya tidak akan mencapai titik jual yang kita targetkan," jelas Elgar, sebisa mungkin menggunakan ilmu marketingnya untuk mengelabuhi sang ayah. Dia tidak mungkin jujur, kalau semua ini karena dia sedang melindungi seorang wanita yang dia cinta.
Papah Danu menarik sudut bibirnya ke atas. Apa yang dijelaskan Elgar memang cukup masuk akal, tapi saat melihat raut wajah putranya, Papah Danu hanya melihat sebuah kemarahan yang tertahan. Apalagi melihat lebam yang masih baru itu.
"Tapi bukankah Papah belum membahas apapun denganmu? Ini bukan karena masalah pribadi kan?" ujar Papah Danu sambil menatap penuh selidik.
Elgar terdiam sesaat.
"Mamah bilang kamu sudah punya pacar. Apakah ini ada hubungannya?" tebak pria paruh baya itu kembali buka suara. Terlalu konyol jika Elgar langsung mengatakan tidak ada potensi, sedangkan pria itu belum tahu apa yang mereka bahas.
Elgar menelan ludahnya dengan kasar. Apakah aktingnya terlalu tampak, sampai sang ayah pun tidak percaya? Seharusnya iya, karena sejak dulu Elgar memang tidak pandai berbohong.
"Hanya itu yang ingin aku katakan, Pah. Kalau Papah ingin meneruskannya, maka aku pastikan kerja sama ini gagal," ujar Elgar menutup obrolan dengan sebuah ancaman yang eksplisit. Karena sebagai tim marketing, di sini dialah kunci suksesnya.
Setelah itu Elgar langsung bangkit dari sofa untuk pamit, sebelum sang ayah memberikan pertanyaan-pertanyaan lain yang menyudutkannya. Sepeninggal Elgar, Papah Danu justru menarik kedua sudut bibirnya hingga membentuk senyuman.
"Sekalinya jatuh cinta, dia cukup merepotkan," celetuknya sambil geleng-geleng kepala.
***
Pagi hari adalah waktu yang paling sibuk untuk para pekerja. Apalagi saat mereka menyadari bahwa waktu sudah terbuang banyak dan mereka hampir terlambat.
"May, ambilkan kaos kakiku," pinta Heri berteriak, biasanya dia tidak perlu bilang, Hana akan langsung menyiapkannya. Namun, saat ini hampir setiap kali ganti, dia harus berteriak pada Mayang, karena wanita itu tak kunjung hafal dengan kesehariannya.
Terdengar decakan keras dari bibir Mayang.
"Ck, kamu nggak liat, Kak, aku lagi ngapain? Aku lagi dandan, ambil sendiri kan bisa!" seru Mayang dengan wajah badmood. Hari ini dia tampak buru-buru sekali karena terlambat bangun.
Heri mendesahkan nafas, untuk hal sekecil itu saja Mayang tidak bisa dia mintai pertolongan.
"Dandan terus yang kamu utamain! Harusnya kamu siapkan perlengkapan kerjaku dari semalam. Jangan mepet terus seperti ini!" cerocos Heri akhirnya bangkit untuk mengambilnya sendiri.
Hal tersebut menjadi pemicu perdebatan, karena Mayang merasa Heri ini selalu banyak maunya.
"Kan kamu juga tahu aku capek kerja, makanya aku nggak sempet buat lakuin semuanya. Kamu nih sukanya protes terus, sekali-kali ngertiin gitu lho," balasnya tak mau kalah. "Atau nggak kamu minta tuh sama ART, kita bayar kan memang buat disuruh-suruh."
"Hsstt, sudah-sudah. Cepat dandannya, aku udah telat, dan hari ini ada meeting sama atasan!" cetus Heri supaya Mayang berhenti mengoceh seperti burung beo.
Wanita itu hanya mendengus kasar, paginya benar-benar berantakan hingga dia malas untuk sarapan. Saat keluar dan ditanya Mamah Saras, Mayang hanya melengos dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Istrimu itu kenapa?" tanya Mamah Saras. Sama halnya dengan Mayang, Heri pun malas untuk menimpali, jadi dia pun mengabaikan pertanyaan ibunya sampai membuat Mamah Saras menganga.
***
Mengetahui bahwa perceraian mereka belum didaftarkan, Hana langsung mengambil langkah. Dia yang akan menggunggat Heri di pengadilan dengan semua bukti-bukti perselingkuhan yang masih ada. Dia ingin sepenuhnya bebas dari pria itu.
Hari ini dia izin datang terlambat, dan Ibu Mia langsung ACC. Jadi, dengan semua berkas yang dia kumpulkan semalam, dia mendatangi pengadilan.
Hal tersebut membuat Elgar bertanya-tanya, karena sejak dia tiba di perusahaan, dia tidak melihat Hana. Apakah terjadi sesuatu pada wanita itu? Jelas, dia tidak bisa memastikannya, karena dia tidak memiliki akses untuk menghubungi Hana.
Akhirnya di tengah kesibukan, dia berinisiatif untuk bertanya pada Vanya.
"Van, Hana kemana?" tanyanya, padahal Vanya sudah senang saat pria itu mendekatinya. Namun, yang ditanya malah orang lain. Senyum Vanya pun berubah kecut.
"Oh Hana, dia izin masuk terlambat hari ini. Nggak tahu deh kenapa, Ibu Mia cuma bilang itu sama aku, Mas," jawab Vanya apa adanya.
Mendengar itu, Elgar langsung tersadar. Kenapa dia tidak kepikiran untuk menanyakannya pada Ibu Mia supaya lebih jelas.
Tak ingin membuang waktu Elgar pun langsung meninggalkan meja resepsionis, namun sebelum melangkah jauh dia melihat Hana yang baru saja keluar dari taksi. Dia langsung tersenyum sumringah dan tak segan untuk mendekati wanita itu.
makan tuh selingkuhan kamu
Sabar her? akan banyak kejutan lagi buat kamu, setelah kamu tahu kalau kamu dan hana bercerai..pasti sebentar lagi akan ada ledakan yang lebih dahsyat lagi...tunggu saja kabar selanjutnya her wkwkwk
emang mayang ini tipe perempuan RAI GEDEK