Sinopsis : Kisah seorang wanita juara taekwondo ,silat dan kungfu dalam mencari cinta sesungguh nya dari pria yg jadi idaman nya .
gagah dalam berjalan hingga di sebut wanita gagah dan berani .
ia di kelilingi oleh banyak lelaki tetapi tak satu pun ia pilih sebab menurut nya belum cocok dan pas tuk menjadikan sosok seorang suami bagi nya.
terutama teman semasa kuliah nya yg begitu mengejar ngejar selalu sampai membuat nya risih sebal dan kesal
mampukah ia menemukan sosok idaman nya??"
simak di novel satu ini .karya asli bukan plagiat karna akan berbeda dari yg lain .
jika suka beri dukungan nya dan komen .
selamat membaca , ikuti terus sampai end .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 34 " Martabak untuk Reza
Ervino menuju ke rumah sakit setelah selesai menjual buah dan mendapatkan banyak Rezeki .
Dengan membawa martabak kesukaan Reza .
Sampai lah di sana dengan peluh keluar banyak .
" Assalamualaikum , sayang paman bawa martabak " Ervino masuk dengan senyuman dan sebungkus martabak .
" Waalaikum salam , paman , buat paman aja " Reza menolak dengan senyuman .
" buat Eza , paman beli 3 , Eza satu yg satu nya untuk kakek dan nenek Eza dan ini untuk paman . Ervino menaruh 2 kotak martabak itu ke meja khas rumah sakit itu .
" makasih vin, tapi uang mu ada lagi ?" Fajar mengelus pundak lelah itu.
" ada , om aku dapat uang lebih hari ini" Ervino menjawab sambil membuka martabak itu .
" syukur lah , sekarang udah makan?" Fajar mengusap peluh yg jatuh dari pipi Ervino .
" udah , tadi sebelum kemari aku beli bakso dulu" Ervino menjawab dengan senyuman sambil menyuapi Reza martabak itu.
" iya , makasih nak kau udah menyayangi cucu om dengan kasih sayang yg lebih " Fajar mengelus pundak Ervino .
" iyah om sama sama , aku senang karna Reza udah ku anggap putra ku sendiri " Ervino tersenyum bahagia.
" vin makasih ,ya atas semua yg kau berikan walau murah tapi berarti bagi kami" Evita mengelus pipi Ervino dengan senyuman manis nya.
" iya sama sama , aku mau hubungan kita semakin dekat dan semakin harmonis " Ervino tersenyum .
" vin aku gak sabar mau menjadi istri mu , kalau di percepat aja gimana tanggal pernikahan kita?" Evita menyandar ke pundak Ervino .
" boleh , tapi izinkan aku untuk mengumpulkan lagi uang itu selama satu minggu lagi , baru kita nikah minggu depan nya " Ervino tersenyum mengelus pipi Evita .
" asik ,paman dan bibi mau menikah " Reza girang dengan coklat itu ke pipi.
" iya sayang , sini di bersihkan dulu pipi nya " Ervino membersihkan pipi Reza dengan tisu.
" hihi iya paman ,makasih" Reza tertawa sambil mencium pipi Ervino .
" vin makasih ya , kau begitu menyayangi putra ku" Reid menepuk pundak Ervino dengan senyum haru mewarnai .
" iya tenang aku bahagia kok bersama Reza " Ervino tersenyum. melihat wajah Reid .
Getaran ponsel Ervino membuat nya kaget .
" siapa paman?" Reza ingin tau sambil melihat mata nya.
" kakek amir , sayang paman mau mengangkat nya dulu " Ervino menjauh untuk menjawab panggilan dari amir.
" oke paman" Reza tersenyum sambil meminum air putih .
Ervino pun mengangkat panggilan itu .
" halllo pa ada apa ?" Ervino memulai .
"obat kakak mu habis , boleh beli in bapak gak punya uang karna udah di tabungkan ke bank." Amir menjawab sambil duduk menatap wajah sang putra sulung yg tengah terlelap .
" oke aku beli in , kebetulan lagi di rumah sakit , Reza demam pa" Ervino menjawab sambil memberitahu.
" sekarang gimana kondisi nya?" Amir cemas.
" udah mendingan pa " Ervino menjawab sambil tersenyum ke arah Reza .
" oh iya syukur lah , jangan lupa ya " Amir lega .
" iya pa " Ervino menjawab dengan bahagia.
lalu panggilan itu berakhir , Ervino pun kembali mendekati Reza.
" ada apa vin?" Evita ingin tau .
" obat rutinan kakak habis , bapak menyuruhku membelikan nya lagi " Ervino menjawab sambil mencium pipi Reza.
" memang harus terus di obat ? " kalau tidak kenapa gitu ?" Vani ingin tau sambil melihat mata Ervino
" iya kalo telat nanti suka bicara nya makin berulang ulang terus tan tanpa beres beres kata kata nya " Ervino menjawab sambil mengingat masa lalu itu.
" oh iya , maafkan tante ya " Vani mengelus pundak Ervino .
" iya tan , aku sedih karna kakak seperti itu " Ervino melihat nya dengan wajah sedih.
" sabar lama lama juga sembuh bisa normal asal rutin obat nya " Fajar mengelus lembut pundak Ervino.
" iya om , aku akan terus berjuang mencari biaya nya agar sembuh total" Ervino mengusap butiran bening yg jatuh dari kelopak mata nya .
" sabar " Reid memeluk tubuh kurus itu .
Ervino hanya diam melihat ketulusan mereka.
"