Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Jam menunjukkan pukul 6 sore. Rafka bersiap-siap untuk pulang, dia membereskan sebagian berkasnya untuk di bawa pulang. semenjak ia melihat video yang di kirimkan oleh mama Ayu Rafka menjadi senyum-senyum sendiri, Fajar dan Desi yang melihat itu merasa heran sendiri.
'kenapa tuan Rafka? kok senyum-senyum begitu?
batin Fajar dan Desi bertanya-tanya.
"Tuan, apa Tuan sedang merasa bahagia?" tanya Fajar
"memangnya kenapa?" bukannya menjawab Rafka malah balik bertanya.
" tidak apa-apa, hanya saja tuan dari tadi tersenyum terus." jawab Fajar.
"memang keliatan banget ya?" Ucap Rafka
"Iya tuan, malahan dari awal tuan keluar dari ruangan CEO, sampai sekarang sudah di dalam lift malahan sudah mau sampai ke lantai bawah tuan masih tersenyum" jelas Fajar.
"Apa?? sekarang kita sudah mau sampai di lantai bawah?? kenapa aku tidak tahu?" Ucap Rafka kaget selama dia tersenyum membayangkan wajah karin sampai tak sadar sekarang sudah di lantai bawah.
Ting..
Suara lift berbunyi menandakan mereka sudah sampai di lantai bawah perusahaan.
"Sebahagia itu tuan melamun sampai tak sadar tuan pergi kemana? jangan senyum-senyum sendiri lagi Tuan, takutnya orang lain mengira saya berjalan mengikuti orang gila. hehehe" Fajar terkekeh geli melihat kelakuan tuannya.
"Sialan kau Fajar, mau aku potong gaji mu. hah?" Ujar Rafka Kesal.
"Ti-dak tuan" jawab Fajar menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Karena aku sedang bahagia, jadi aku tidak akan memotong gaji mu"
Fajar menghembuskan nafasnya lega.
Rafka yang melihat supirnya sudah menunggu di samping mobil. Dia mengayunkan langkahnya menghampiri mobilnya, Rafka masuk dengan pintu yang sudah di bukakan oleh sang Supir.
"Terimakasih pak Dani" Ucap Rafka.
Pak Dani menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Pak Dani langsung masuk dan mengemudikan mobilnya pulang ke rumah Mama Ayu.
...****************...
Reza memutuskan untuk pulang. Hari semakin sore takutnya Mama Ayu mencarinya, meskipun dia tidak yakin akan hal itu. Raisa mengantarkan Reza ke depan rumah, Reza langsung menaiki motornya dengan Raisa yang melambaikan tangannya ke arahnya dengan tersenyum. Reza membalas senyuman Raisa, Namun Raisa tak dapat melihatnya karena tertutup helm. Raisa sudah memastikan bahwa Reza telah pergi akhirnya dia masuk ke dalam rumah Karin.
" Sudah pulang kak Reza nya teh?" tanya Kiki menghampiri Raisa
"Udah Ki" jawab Raisa.
Raisa kembali duduk di kursi ruang tamu bersama Karin yabg masih diam seperti saat Reza ada di sana. sedangkan Kiki masuk ke dalam kamarnya Karen banyak tugas, mengingat dirinya sudah kelas 3 akhir, Karin dan Raisa mempersilahkan Kiki pergi.
"Ra, kenapa kamu bisa sama Reza?" tanya Karin memulai percakapan.
"huuh, ceritanya panjang Rin" ucap Raisa menghela nafasnya.
"kalau mau cerita silahkan, kalau gak juga gak papa" Ucap Karin.
*flashback On*
Raisa saat itu sedang tidur. terdengar suara ketukan pintu, dia langsung membukanya dan melihat siapa yang mengetuk pintunya. dilihatnya Ibu tirinya bersidekap di depan pintu, sejurus kemudian menarik tangan Raisa untuk keluar.
"Sini kamu" Ucap Ibu tiri Raisa.
"Lepasin, kenapa juga harus di tarik segala" Ucap Raisa berontak.
"Sekarang juga kamu ganti baju, pakai baju ini. sebentar lagi juragan Empang Pak Slamet akan kesini, kalian akan Ibu nikahkan" Ucap ibu tiri Raisa sembari menyerahkan baju kebaya pengantin ke arah Raisa.
Raisa yang mendengar ucapan ibu tirinya melongo tak percaya, sedangkan saudara tirinya yang bernama Bram tersenyum miring ke arah Raisa.
"apa-apaan ini, aku gak mau !! kenapa juga aku yang harus nikah sama juragan Empang itu" teriak Raisa.
"Heh, dasar anak gak tau diri. emangnya bapak kamu bisa membayar hutang-hutangnya sama juragan Empang? kerjaannya keluyuran gak jelas, lagian Pak Slamet itu suka sama kamu. jadi sebagai bayaran hutang yang sudah menumpuk kami harus menggantinya dengan menikahkan kamu dengannya." jelas ibu tiri Raisa.
"lagian nih ya, Pak Slamet itu banyak duitnya. bukannya terimakasih sama ibu karena dinikahkan sama juragan ini malah marah-marah" sindir Bram.
Surya selaku ayah dari Raisa datang dari arah belakang Bram, dengan wajah penuh penyesalan dia menghampiri Raisa.
"Maafkan bapak Raisa, gara-gara bapak kamu harus jadi sasarannya" ucap Surya sendu
"sudah jangan banyak drama, sekarang kamu ganti baju waktu kita tidak banyak" ibu tiri Raisa mendorong Raisa ke dalam kamar.
Suryo yang melihatnya tidak bisa berbuat banyak, dia menghampiri anaknya dan menutup pintu kamar.
"Nak, maafkan bapak ya. ini semua salah bapak, sekarang kamu bawa uang ini dan kamu pergi dari sini" Ucap Suryo menyerahkan uang satu juta kepada Raisa.
"Tapi, bagaimana dengan bapak?" tanya Raisa khawatir.
"Tidak usah khawatirkan bapak, bapak baik-baik saja" Suryo berkata sambil tersenyum.
Raisa akhirnya mengganti pakaiannya dengan memakai jeans hitam, Hoodie serta kacamata hitam ditambah tas selempang yang berwarna biru kesukaannya. Raisa Kabur lewat jendela setelah Suryo keluar dari kamar, Suryo langsung keluar ke arah jendela kamar Raisa.
Raisa yang melihat ayahnya langsung keluar di bantu oleh Suryo. bertepatan dengan Raisa pergi, Pak Slamet datang beserta anak buahnya. melihat Calon istrinya kabur, Pak Slamet menyuruh kedua anak buahnya mengejar Raisa. dengan sekuat tenaga Raisa pergi dari Rumah itu, anak buah pak Slamet terus mengejarnya sampai dia terjatuh membuat tasnya putus dan dia meninggalkannya karena takut tertangkap. Raisa lari kearah taman , kebetulan saat itu ada seseorang sedang duduk di Kursi memandangi danau, dia lantas menghampirinya meminta bantuan.
*flashback off*
"Jadi gitu ceritanya Rin" Ucap Raisa setelah menceritakan masalahnya pada Karin.
Karin yang mendengarnya merasa iba dengan nasib yang dialami sahabatnya Raisa.
"Ya sudah, kau tinggal saja di sini. Aku malah senang dengan adanya kau disini aku tidak merasa bosan lagi, selama kakiku sakit aku tidak bisa kemana-mana." Ucap Karin
"Iya sebelumnya terima kasih ya Rin. Memangnya kamu udah berapa hari sakit? aku tidak tahu kalau kamu sakit, soalnya aku izin sama Lusi beberapa hari ini aku sedang tidak enak badan. dan udah 3 hari pula aku gak masuk" tanya Raisa.
"pantesan aku gak liat kamu saat overship kerja, biasanya kamu suka nongol di dapur" tanya Karin.
"iya, makanya gak masuk, maaf juga gak ngasih tau soalnya hp ku di bajak si nenek sihir itu. jadi mau cerita gak kaki kamu kenapa?
Karin menceritakan awal mula kejadian dari awal sampai akhir. Raisa mendengarkan semua cerita Karin dengan seksama, Karin menceritakan dengan detail tanpa ada yang terlewat. Karin dan Raisa sudah berteman sejak masa sekolah, jadi mereka selalu bercerita satu sama lainnya tanpa ada yang di tutupi.