NovelToon NovelToon
Istri Kedua Mas Dokter

Istri Kedua Mas Dokter

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Berbaikan / Selingkuh / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:56.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Jatuh cinta sejak masih remaja. Sayangnya, pria yang ia cintai malah tidak membalas perasaannya hingga menikah dengan wanita lain. Namun takdir, memang sangat suka mempermainkan hati. Saat sang pria sudah menduda, dia dipersatukan kembali dengan pria tersebut. Sayang, takdir masih belum memihak. Ia menikah, namun tetap tidak dianggap ada oleh pria yang ia cintai. Hingga akhirnya, rasa lelah itu datang. Ditambah, sebuah fitnah menghampiri. Dia pada akhirnya memilih menyerah, lalu menutup hati rapat-rapat. Membunuh rasa cinta yang ada dalam hatinya dengan sedemikian rupa.

Lalu, apa yang akan terjadi setelah dia menutup hati? Takdir memang tidak bisa ditebak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Part 34

"Aku sudah pernah jatuh cinta, Lusi. Jangan lupakan akan hal itu. Aku sangat-sangat bisa membedakan yang mana obsesi dan yang mana cinta."

"Jadi, jangan cemas akan perasaanku saat ini. Karena saat ini, aku tidak sedang terobsesi pada mu melainkan sedang jatuh cinta. Dan aku sedang berusaha mempertahankan orang yang aku cintai dengan sebaik mungkin. Karena aku tidak ingin kehilangan lagi."

Terlalu kesal, Lusi malah tertawa kecil. Tawa yang menjadi tanda kalau dirinya mencemooh Saga saat ini.

"Ha ha ha. Kamu juga jangan lupa kalau kamu pernah bilang padaku, Ga. Kamu tidak akan pernah bisa jatuh cinta pada wanita lain selain mantan istrimu itu. LES TA RI." Lusi berucap dengan nada penuh penekanan pada kata Lestari yang terakhir ia ucapkan.

Sontak. Saga langsung mengalihkan pandangannya dengan cepat dari Lusi. Dia pun tak lupa untuk menarik diri agar sedikit menjauh dari wanita nya itu.

"Aku pikir aku bisa memilih takdir, Si. Nyatanya tidak. Aku malah jatuh cinta pada wanita yang dulunya aku tolak. Aku tidak bisa menahan perasaan ku sekarang. Meski aku sadar kalau diri ini tidak layak untuk jatuh cinta padamu, tapi hati tidak bisa aku tahan, Lusi. Aku juga sadar aku sudah bersalah pada Tari. Tapi ... tidak, aku tidak bisa menutupi perasaan kalau aku suka padamu."

Ucapan Saga membuat Lusi terdiam sejenak. Tapi hati yang sudah terluka malah terasa sedih saat ini. Lusi ikut membuang muka sekarang. Melihat ke arah luar jendela mobil sambil menahan air mata agar tidak jatuh.

"Cinta yang terlambat tidak ada gunanya, Ga. Seperti kata pepatah, kasih sayang yang terlambat bak tanaman mati yang tidak bisa dihidupkan kembali. Lebih baik membuangnya dari pada menahannya. Karena sekali dia mati, itu akan tetap mati."

Saga langsung menoleh.

"Tapi aku percaya akan adanya kesempatan kedua, Si. Aku yakin, setiap usaha pasti akan memberikan hasil. Keajaiban itu pasti ada. Jadi aku mohon, izinkan aku berusaha selayaknya dirimu yang dulu pernah berusaha dengan keras. Aku ingin membuktikan kalau diriku layak untuk kamu cintai lagi." Saga berucap sambil mengenggam erat tangan Lusi.

"Si, tolong. Jangan dekat dengan pria lain selagi aku berusaha. Jangan jatuh cinta pada pria lain meski kamu tidak bisa jatuh cinta padaku untuk saat ini. Aku sangat amat tidak sanggup untuk kehilangan orang yang aku cintai lagi."

"Aku pernah kehilangan sekali. Butuh waktu lama untuk menata hati. Jika kali ini aku kehilangan istri lagi, aku tidak yakin aku bisa bertahan, Lusi."

Entahlah. Lusi kini tidak tahu harus bicara apa. Sebagian hatinya terasa cukup bersimpati pada Saga. Tapi sebagian yang lainnya malah sangat kesal pada pria tersebut.

Apalagi dengan melihat ulah Saga hari ini. Dirinya semakin berada di tengah-tengah dilema yang akut. Dilema besar yang menelan dirinya. Membuat dia tenggelam dan tidak tahu harus melepaskan diri seperti apa.

Mobil yang melaju dengan kecepatan sedang itu akhirnya tiba ke rumah. Saga turun duluan untuk membukakan pintu buat istrinya. Untuk yang pertama kalinya dia memperlakukan Lusi bak ratu yang sangat dia junjung tinggi.

"Aku tidak bisa pulang ke rumah sekarang. Karena aku punya banyak pekerjaan di kantor."

"Untuk hari ini, tinggallah bersamaku lebih lama, Si. Aku mohon. Aku akan hubungi papa untuk bilang kamu harus pulang ke rumah sore ini. Papa pasti ngerti."

"Saga apa-apaan sih? Kamu-- "

"Agh! Tidak perlu. Aku akan bilang sendiri nanti sama papa." Kesal Lusi sambil keluar dari mobil dengan wajah cemberut. Pada akhirnya, dia tetap kalah pada permintaan Saga.

Karena kesal, Lusi malah berjalan duluan mendahului Saga. Lusi berjalan cepat dengan langkah besar. Sebaliknya, Saga malah tersenyum sambil berusaha mengimbangi langkah Lusi.

Tapi ....

"Hachim."

Lalu di susul lagi.

"Hachim."

Dan lagi. Saga malah bersin-bersin sekarang.

Lalu terdengar gumaman pelan dari bibir Saga. "Ya Tuhan. Jangan sekarang," ucapnya sambil mengosok hidung dengan cepat.

Ingin mengabaikan, tapi hati Lusi tidak terbuat dari batu. Hati lembut itu malah merasa peduli bahkan sangat peduli saat melihat Saga yang sepertinya tidak baik-baik saja sekarang.

Lusi menghentikan langkah kakinya. Dia menoleh dengan enggan.

"Kenapa kamu?"

"Ah, gak papa. Hanya flu ringan."

"Flu ... ringan? Dokter juga bisa flu ya?"

"Hei! Dokter juga manusia kok. Hachim."

Nyatanya tidak. Saga bukan flu ringan melainkan alergi dengan serbuk sari dari bunga mekar yang ada di taman rumah sakit tadi. Meski sebelumnya dia sudah meminum obat penahan alergi. Tapi tetap saja, efek dari obat itu tidak bertahan terlalu lama. Alergi beratnya sangat cepat terlihat.

"Hachim."

Saga yang terus bersin membuat Lusi langsung memperhatikan gejala flu yang Saga derita dengan seksama. Anehnya, Lusi merasa kalau itu bukan flu biasa. Karena saat ini, mata Saga terlihat agak memerah. Hidungnya persis seperti orang yang sedang di serang flu berat. Bahkan, warna hidungnya kini juga terlihat sedikit memerah.

"Flu ringan apa ini? Ayo masuk sekarang!"

"Hachim. Aku gak papa."

"Hachim."

Hati nurani Lusi memang tidak bisa benar-benar membenci orang lain. Buktinya saja sekarang, dia malah terlihat prihatin dan juga cemas akan keadaan Saga yang kelihatannya sangat tidak baik-baik saja.

Masuk ke dalam rumah, Lusi langsung meminta bi Rina untuk menyiapkan air hangat untuk Saga minum. Si bibi pun langsung bergerak cepat.

"Apa di rumah punya obat flu, Bi?"

"Punya, non."

"Bawa sekalian ya, Bi."

"Baik, non."

Si bibi pun datang dengan segelas air dan kotak obat. Namun saat melihat Saga, tentu saja dia langsung tahu kalau Saga tidak sedang dalam keadaan flu biasa melainkan efek dari alergi yang dia derita.

"Den Saga kok bisa begini? Kenapa bisa alergi parah begini sih?"

Sontak, Lusi langsung menatap si bibi dengan tatapan lekat. Sekarang dia baru tahu kalau Saga sedang mengalami alergi.

"Apa, Bi? Saga ... alergi? Alergi apa?"

"Aku baik-baik saja, Bi. Jangan cemas."

"Si, jangan dengarkan apa yang bi Rina katakan. Aku hanya flu ringan kok."

"Bi. Katakan! Saga alergi apa?"

"Anu, den Saga alergi serbuk sari, Non."

Lusi pun langsung menoleh ke arah Saga yang kini ada di sampingnya. Tanpa dijelaskan secara panjang lebar juga Lusi sudah tahu tentang alergi itu. Karena memang tadi, di tan rumah sakit sedang banyak bunga yang mekar.

"Tapi kok ... kenapa alerginya baru muncul sekarang?" Lusi langsung mengutarakan kejanggalan yang ada dalam benaknya.

"Ya ... itu karena tadi sebelum datang ke taman aku minum obat dulu. Tapi sepertinya, efek obat penghilang alergi tidak bertahan lama."

1
Iyas Masriyah
Luar biasa
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
D_Mayanti
Luar biasa
Rani: makasih banyak. yuhu....
total 1 replies
Wisteria
si authornya g adil banget masak cuman segitu pembalasan buat si saganya. peran ceweknya gampang mleot
Rani: anu, aku nya lagi gak mood soale. maaf yah
total 1 replies
Angga Gati
bagus thor karyamu
Rani: makasih banyaj❤❤❤❤😘
total 1 replies
Dewi S Ayunda
berkurang lg deh.. novell ksukaan ak. moga sukses selalu thor
Rani: hiks, suka kah kamu sama karya aku ini? 😭😭 makasih buanyak lho
total 1 replies
Dewi S Ayunda
yah udah tamat saja.. kak.. lusi saja masih bersegell.haha
Rani: hiks, lagi gak mood atuh aku kemarin.
total 1 replies
mama fia
suka sama saga - lusi - Marsel..
mama fia
semangat Thor..
Bunda
Kaget baca endingny...
Tapi thank's ya thor buat tulisannya. tetep semangat menulis
Nurfaikoh Ikoh
bagus novelnya
Patrick Khan
. makasi ceritanya y kak
. q tunggu cerita br nya🥰
Patrick Khan
. biasa nya klo tamat ginie.. pasti ara cerita baru☺☺
Zainab Ddi
Ya author kok Uda tamat 😭😭😭 padahal suka ceritanya Krn memberikan pelajaran yg bagus buat kita para pembaca bahwa kita harus bisa menghargai orang yg mencintai kita jangan mengabaikan ketulusan nya ,makasih author 💪🏻💪🏻💪🏻 selalu untuk bekarya 😘😘😘ditunggu cerita selanjutnya
Yuli Ana
sehat2 terus ya kk... semangat berkarya...
sebenernya masih kurang sih... he he..
tpi kalau emang kk author lelah, y udh berhenti aja jngn dipaksakan...🥰🥰🥰
ditunggu karya barunya..🥰😍
Yuli Ana
woww.... cpt bngt tamatnya...
pdahal blm puas... he he... effort saga buat deketin lusi masoh kurang...😢
Yuli Ana
entar saga langsung tau kalau biang keroknya si hana... 🤣
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 😘🙏🏻💪🏻
Zainab Ddi
dasar si saga pria bodoh istrinya jd berita trending topik malah ngak tahu sih mending cerai tuh sama suami ngak peka
Nayla Arshaka
papa Saga.. cari tau siapa org yg buat menantu mu malu di dunia ini... jgn beri ampun.. menantu kesayangan kmu lagi di fitnah..
dan satu... kmu menghukum saga aja bsa knp kmu gak bsa mnghukung org yg telah mmfitnah menantu mu itu... ayooookkk begerak cepat papa... jgn mw kalah ma cewek2 ular itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!