Cintailah pasanganmu sewajarnya saja, agar pemilik hidupmu tak akan cemburu.
Gantungkanlah harapanmu hanya pada sang pencipta, niscaya kebahagiaan senantiasa menyertai.
Ketika aku berharap terlalu banyak padamu, rasanya itu sangat menyakitkan. Kau pernah datang menawarkan kebahagiaan untukku tapi kenapa dirimu juga yang memberiku rasa sakit yang sangat hebat ?
~~ Dilara Annisa ~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Yuzhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
He's So Damn Sexy
Maria menatap suami sirinya itu tanpa berkedip dengan mulut menganga tanpa disadarinya. Dia hampir mimisan saking terpesonanya. " Mama ! Itu ayah sudah siap ! Kenapa mama masih di situ ? " Pekik Ann berjalan tertatih menyusul langkah Fikri yang hendak mengambil kunci mobil di bufet tempat kunci.
Maria tersentak. Seketika kesadarannya kembali ketika mendengar seruan Ann. Dia jadi salah tingkah lalu menunduk tersipu malu, meskipun tidak ada yang melihatnya sedang tersipu, dia merasa wajahnya jadi memanas.
" Hmm...He's so damn sexy. " Batinnya bersorak resah dan membuatnya tersenyum-senyum sendiri sambil menggigit bibir bawahnya. Otaknya jadi berfantasi liar. " Andai aku dikungkung di bawah tubuh kekar itu. " Imajinasinya pun terbang tinggi.
Sedangkan Fikri terlihat bingung berdiri di depat bufet. " Kemana semua kunci mobil ? Kenapa hanya ada kunci motor di sini ? " Gumamnya bingung. " Siapa yang memindahkan ? Perasaan kemarin masih berada di sini. " Lirihnya sambil meraba-raba tiap ruang di bufet coklat itu.
" Kenapa ayah ? Ayah lagi cari apa ? Kita jadi kan jalan-jalannya ? " Cecar Ann setelah sekian menit melihat Fikri tak juga beranjak dari tempatnya berdiri.
Fikri tetap bungkam sambil membuka setiap ruang bufet itu. Keningnya semakin berkerut ketika tidak menemukan apa yang dia cari.
" Astagaa ! Benar - benar tidak ada. " Ucapnya lirih lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Ayah ! Kita jadi pergikan, yah ? " Tanya Ann lagi penasaran.
Dengan terpaksa, Fikri meraih kunci motor yang ada di situ. " Iya, kita jadi pergi. " Sahutnya lalu beranjak dari tempatnya menuju garasi rumah.
" Ann sama mama tunggu di depan. Ayah ambil motor dulu di garasi. " Imbuhnya lagi sambil mengelus kepala Ann dengan sayang.
" Loh...kok naik motor, yah ?! Kata mama kita naik mobil mewah ayah. Mobil keren yang ada di garasi itu, yah ! " Protes Ann setengah merengek ketika mendengar Fikri akan mengambil motor bukannya mobil.
Fikri kembali menggaruk kepalanya. " Kunci mobilnya tidak ada, Ann. Jadi kita naik motor saja, ya sayang ya ! " bujuk Fikri selembut mungkin.
Ann mencebikan bibirnya. " Tidak mau ! Ann mau naik mobil mewah ! " Pekik bocah itu lalu berlari ke arah ruang tamu di mana mamanya menunggu.
Maria hanya terpaku di tempatnya mendengar sayup perdebatan antara Ann dan Fikri. Keningnya berkerut.." Kenapa Kak Fikri tidak mau membawa mobilnya ? Padahal kan mobilnya bukan cuma satu. Masa pergi naik motor ? Issh...panas dong. " Gumamnya merasa kesal sendiri.
" Ann tidak mau pergi kalau cuma naik motor. Kata mama Ann tidak boleh naik motor lagi karena Ann sudah jadi anak orang kaya. " Ucap Ann ketus sambil menghempaskan tubuhnya di atas sofa di samping mamanya. Bibirnya cemberut sambil bersedekap dada.
Fikri yang menyusul Ann langsung duduk di samping Ann. " Ann ! Kunci mobil ayah tidak ada. Mungkin lagi disimpan bunda. Nanti kalau bunda sudah pulang, kita jalan-jalannya sama bunda, yaa. " Bujuk Fikri seraya mengelus lembut kepala anak sambungnya.
Maria yang mendengar ucapan Fikri seketika mendelik. " What ? Jalan sama bunda ? Trus aku gimana ? " Kesalnya tapi cuma berani di dalam hati.
" Enak saja. Ann anak saya, tapi si mandul yang mau jalan sama anakku. Ini tidak boleh ! " Batin Maria kesal luar biasa.
" Mana bisa naik motor dengan keadaanku saya seperti ini, kak ?! Saya takut kandungan saya akan bermasalah. Belum lagi keadaan saya yang belum begitu baik karena semalam saya di dorong kak Lara ke kolam. " Maria memberanikan diri untuk protes dan sedikit mengingatkan Fikri dengan kejadian semalam.
Fikri mendesah kasar. " Tapi kunci mobil tidak ada. Atau kita pesan gofood saja, saya juga sudah sangat lapar. " Keputusan Fikri Final tanpa ingin dibantah. Raut wajahnya sudah sangat tidak enak untuk dipandang mata.
Maria yang mendapat penolakan seperti itu, ingin sekali berteriak marah. Tapi ketika melihat raut wajah tak bersahabat dari Fikri, kemarahannya ditelannya dengan perasaan dongkol. Dia belum seberani itu untuk membantah keputusan Fikri.
" Aarggh...ayah sama mama bohong sama Ann ! Ann benci ayah ! " Pekik Annelies mendengar keputusan Fikri lalu berlari dengan langkah pincang masuk ke dalam kamar.
" Braakk ! " Gadis kecil itu membanting keras pintu kamar dibarengi dengan tangisan kencang yang memecah gendang telinga. Ann tantrum.
Fikri yang melihat tingkah Ann hanya mengusap wajahnya dengan kasar lalu menatap Maria yang acuh tak acuh dengan tingkah anaknya.
" Jangan menjanjikan apa-apa kepada Ann. Beri dia didikan untuk hidup sederhana. Janji saya pada papanya Ann untuk menjaga kalian, tapi bukan untuk memanjakan Ann menjadi anak yang minim akhlak. Saya memang menyayangi Ann seperti anak kandung saya, tapi tidak semua keinginannya harus saya kabulkan ! " Tekan Fikri dengan nada dingin pada Maria.
" Dan yaa...jangan coba coba mengintimidasi saya dengan memanfaatkan keadaan, saya harap kamu menjaga batasanmu ! " Maria menelan salivanya dengan kasar. Wajahnya tertunduk menelan rasa kecewanya mendengar setiap ucapan Fikri yang sangat menohok.
Fikri bangkit dari tempatnya lalu berjalan menuju kamarnya di lantai dua, meninggalkan Maria yang terpaku di tempatnya. Wajah kesalnya tidak bisa dia sembunyikan lagi. Dia geram dengan tingkah Maria yang memprovokasi Ann.
" Huff...kenapa hari-hariku tidak pernah ada ketenangan lagi ! " Dengusnya seraya menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam.
" Ini pasti Dilara yang menyimpan semua kunci mobil. Dia pasti kesal denganku karena membentaknya. Ini memang salahku. " Gumamnya lalu menekan nomor kontak sang istri, barangkali saja nomornya sudah bisa dihubungi. Harapnya.
" Hmm...dia benar benar marah padaku. " Keluhnya dengan wajah lesu. Pria tampan itu kemudian membuka aplikasi gofood di ponselnya. Dia ingin memesan makanan on line. Perutnya sedari tadi sudah keroncongan minta diisi.
♡♡♡
Di sisi lain.
Dilara benar benar memanfaatkan liburannya dengan baik. Hati sedikit terhibur, sebisa mungkin dia melupakan persoalan rumah tangga dan kesehatannya.
❤️❤️❤️
Selamat membaca...
Part kesekian yang diketik di bed rumah sakit 🙏🏻🙏🏻
Bagi like, komen dan vote 🙏🏻🙏🏻
..
Aku selalu meninggalkan jejak kok Thor...
boleh yaa double up /Pray//Pray/
double up dong Thor ...pliss !/Pray//Pray//Pray/
double up dong
tidak anak tidak ibu,dua duanya bikin kesel /Panic//Panic/
lanjut kak
dan pergi jauh dari fikri
Fikri Maruk...
mau dua duanya.
mana ada perempuan normal, yang rela melihat suaminya dengan perempuan lain ?
agak laen memang kau, Bambang !!