NovelToon NovelToon
Satu Atap Dua Isteri

Satu Atap Dua Isteri

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:197.4k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Pernikahan karena perjodohan nyatanya membuat Rani harus merasakan penderitaan. Suami yang tidak mencintainya ternyata menikah lagi dengan kekasih pilihan hatinya. Hidup Rani bagai neraka setelah suaminya menikah lagi. Bahkan ia harus tinggal seatap dengan madunya.

Ikuti cerita ini, bagaimana Rani menjalani hari-harinya yang menguras emosi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Perdebatan Dua Isteri

Bab 8. Perdebatan Dua Isteri

POV Author

Tidak ada usah yang sia-sia bila di lakukan dengan sabar dan tekun. Begitulah banyaknya motivasi yang Rani baca. Ia pun akan bersabar mendapatkan hati Damar, meski harus menghadapi kemelut dalam rumah tangganya.

Menyambut pagi Rani sudah berdandan cantik dan menyiapkan kopi latte yang biasa di minum suaminya. Sarapan roti bakar dengan aneka selai pun sudah berjejer rapi di atas meja makan.

Langkah sepatu pantofel yang sudah Rani hafal pun mendekat. Tanpa takut di usir, Rani duduk manis berseberangan dengan kursi Damar. Berusaha tetap tenang meski jantungnya berdegup kencang.

Rani menyeruput teh herbalnya tanpa menoleh pada Damar yang menatap kesal dirinya karena masih bersikap tidak biasanya menurut Damar. Damar duduk di kursinya dan mulai menyeruput kopinya tanpa bicara sepatah kata. Meski di meja makan itu sunyi, namun ini termasuk kemajuan bagi Rani karena ia tidak di usir dari sana.

Rani merasa sedikit bebas karena tidak ada Laura ikut sarapan serta bersama mereka. Laura yang masih berada di bawah selimut tertidur pulas akibat pertempuran mereka tadi malam.

"Mas, apa ada yang ingin kamu makan malam nanti?"

"Tidak usah repot. Aku tidak mungkin makan bersama mu."

"Tapi aku akan tetap menyiapkan Mas."

"Terserah!"

Rani menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Sambil menguatkan diri dalam hati, untuk bersabar menghadapi apapun sikap Damar padanya.

Damar segera menyelesaikan sarapannya, lalu beranjak dan membawa tas kerjanya untuk segera pergi ke kantor.

"Mas, sebentar!" Tahan Rani buru-buru ngejar langkah Damar. "Dasi mu tidak rapi. Kamu pakai sendiri Mas?" Tanya Rani yang tangannya langsung cekatan merapikan dasi Damar.

Damar tidak menjawab. Tadinya Damar hendak menolak. Tetapi wangi tubuh Rani serta paras cantiknya yang segar membuat Damar telat untuk menolak, keburu tangan Rani yang bergerak dengan pelan dan lembut merapikan dasinya.

"Sudah Mas. Pergi lah nanti kamu telat." Ujar Rani sambil mengusap-ngusap lembut bahu tegap Damar. Lalu meraih tangan Damar, menyalami dan mencium punggung tangan itu.

"Jangan pernah lakukan hal ini di depan Laura!" Perintah Damar.

"Baik Mas. Ini rahasia kita saja." Ujar Rani lembut sambil mengedipkan sebelah matanya, menggoda Damar.

Damar tertegun sesaat sambil menelan salivanya melihat kelakuan Rani. Lalu ia tersadar dan segera pergi tanpa menoleh lagi pada isteri pertamanya itu.

Rani tersenyum sambil melambaikan tangan meski Damar enggan melihatnya ketika memutar mobilnya. Namun ketika mulai menjauh, Damar melirik sekilas pada spion mobil nya, Rani yang dengan setia masih menunggu sampai ia tidak terlihat lagi.

Rani masuk ke dalam rumah dengan tersenyum. Bertambah satu langkah lagi pencapaiannya mendekati Damar. Namun senyumnya segera ia sembunyikan begitu melihat Laura yang melintas menuju ke dapur seperti orang yang sedang lapar atau haus.

"Bi, buatkan sarapan!" Perintahnya.

Bi Siti ragu-ragu untuk menolak atau menjalankan perintah itu. Pasalnya ia sudah di beri arahan hanya melayani Rani saja.

"Kenapa diam saja?! Kamu tidak dengar majikan mu berbicara?!"

Bi Siti melihat pada Rani yang berjalan mendekat tanpa di ketahui oleh Laura. Dengan kode menggeleng oleh Rani, Bi Siti pun paham kalau perintah itu tidak perlu di kerjakan.

Bi Siti berjalan menjauh dari dapur untuk mengerjakan pekerjaan lain.

"Eeehh... Malah pergi! ART kurang ajar kamu ya!"

"Aku yang menyuruhnya pergi karena melayani mu bukan tugasnya." Kata Rani sambil berlalu hingga membuat Laura berang dan emosinya naik.

"Apa-apaan kamu?! Kamu cuma babu di sini pun Sok-sokan jadi nyonya rumah! Sini kamu!!"

Rani tidak mengindahkan perintah Laura yang baginya bukan siapa-siapa itu. Yang akhirnya Laura pun semakin berang dan menahan tangan Rani dengan kasar lalu membuangnya.

"Apa sih?!" Bentak Rani.

Rani tidak sungkan lagi untuk menutupi isi hatinya bila dia tidak suka dengan wanita itu. Selama ini Rani diam karena merasa rendah diri akan statusnya sebagai anak supir. Namun berkat dorongan dan kasih sayang ibu mertuanya, Rani pun menjadi lebih berani.

"Wahh, lihat cara anak supir ini menatap majikannya!" Sarkas Laura.

Mata Rani menatap tajam Laura. Perang adu mulut itu pun semakin tidak bisa di hindarkan.

"Ya, aku memang anak supir. Tapi jangan pura pura bodoh padahal kuliah di luar negeri, tidak bisa membedakan mana pembantu dan mana isteri pertama! Jangan lupa aku nyonya di rumah ini, yang lebih di akui oleh ibu mertua."

Laura menatap sinis Rani dan tersenyum getir menyambut ucapan Rani.

"Nyonya di atas kertas yang di nikahi hanya karena terpaksa! Sudah tahu Damar tidak akan pernah memberikan hatinya, kenapa masih bertahan juga sih?!"

"Kamu sendiri, kenapa masih mau dan bertahan padahal tidak di restui?!"

"Jangan membalikkan pertanyaan! Sudah pasti Karena Damar mencintai ku dan aku juga mencintainya!"

Rasa percaya diri Rani sempat goyah manakala mendengar ucapan Laura tentang cinta. Namun ia mencoba menutupi keraguan dirinya dan tersenyum menanggapi ucapan itu.

"Apa kamu yakin cinta kalian tidak akan goyah? Ah, bisa saja di luar sana akan ada yang menarik hati Damar. Nah, kalau sudah tidak cinta siapa yang akan bertahan, aku atau kamu tanpa dukungan mertua?!"

Laura mengepalkan tangannya hingga kuku-kuku jari tangannya memutih mendengar ucapan Rani. Namun ia kembali tersenyum getir seolah menutupi kegundahan hatinya.

"Kamu lupa, kami sudah lama bersama bertahun-tahun, dan Damar masih setia padaku. Itu artinya dia sangat mencintai ku dan tidak mungkin berpaling."

Giliran Rani yang tersenyum getir menanggapi ucapan Laura.

"Tidak ada yang tidak mungkin. Kan kamu bukan Tuhan." Jawab Rani dengan santai padahal hatinya ketar ketir.

"Kamu...!"

Laura tidak meneruskan kata-kata. Jika berhubungan dengan Tuhan ada rasa takut juga di hatinya.

"Aarghh!!" Geram Laura marah namun di tahan. Ia pun berjalan menuju utama dan membanting pintu saat menutupnya.

Blam!!

Rani memejamkan matanya sesaat ketika mendengar dentuman pintu di banting kasar. Merasa perdebatan saat itu sudah cukup, Rani pun kembali menuju kamarnya.

Di dalam kamar Laura segera menelpon Damar yang baru saja tiba di kantornya. Ia mengadu atas apa yang terjadi dan perdebatannya dengan Rani. Damar memijit pelipisnya karena pagi-pagi harus mendengar keributan di antara dua isterinya.

"Abaikan saja dia sayang..."

"Aku ingin kita pindah rumah, atau dia yang pindah!"

"Sabarlah, akan aku usahakan cari rumah untuk kita."

"Kenapa tidak secepatnya saja sih?"

"Sayang, kita sudah banyak memakai uang untuk pesta pernikahan, bulan madu ke luar negeri bahkan aku sampai menggunakan uang perusahaan untuk memenuhi keinginan mu selama di sana."

"Kamu kehabisan uang?"

"Bukan begitu sayang. Dana perusahaan tidak boleh sampai kosong. Takut terjadi apa-apa sama perusahan bisa bangkrut kalau tidak ada dana cadangan untuk menutupinya. Tolong mengerti... Aku janji pelan-pelan akan membangun rumah megah untukmu. Dan doakan supaya pekerjaan ku lancar juga perusahan semakin berkembang dan maju."

"Ya sudah."

Terdengar Damar menghela napas panjang disana. Akhirnya perdebatan mereka pun selesai dan ia bisa kembali fokus bekerja.

Tenyata sulit baginya untuk menyatukan dua Isteri dalam satu atap. Meski salah seorangnya hanya isteri di atas kertas.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
Surati
bagus
Sitywasitah Sity123
padahal c widia juga selingkuh kan wlu gak maceum2 tapj sudah 1 apartemen sama laki2 aneh
Olga Nabila
👍
Cahaya
Luar biasa
Leni
sebenar a Laura baik cuma karna dibwh ancaman mk a dia jahat
Lina Suwanti
emang enak,,niat mau ngambil hati malah menunjukkan sifat asli🙂
Lina Suwanti
semoga dgn dukungan ibu mertua Rani dpt mengalahkan Laura
Lina Suwanti
mampir kak,, sebenarnya sebal klo baca tentang poligami tp suka penasaran sm karakter tokohnya,apakah wanita yg kuat atau lemah
Khairul Azam
jujur ya aku paling gak rapi kembali sama damar,
Endang Supriati
bodoh krn miskin bin kere
Annie Soe..
Alur ceritanya bagus aku suka dgn episode pendeknya,
Cumaa menurut aku pembahasan tokoh2nya kurang detil,,
Tetap semangat & teruslah berkarya thor,,
Trm kasih tuk karyanya..
Elena Sirregar
tak ada manusia yg tak buat silap dan salah. apalagi mau mengakui dan bertauabta Allah maha mengetahui dan maha pengampun
Elena Sirregar
ya gak apa² tidak sudah duda Laura pun janda perbaiki diri. semoga Tuhan mengampuni dan merahmati orang yg bertaubat
Elena Sirregar
kasian juga Laura punya bapak tiri jahat ingat kesenangan dunia ja
Elena Sirregar
aduh capek deh rumit betul hidup mereka ni
Elena Sirregar
kenapa tidak tak dapat harta Gomo Gini. kan dia ikut bekerja keras untuk bangun perusahaan. walau pun modal Widya punya sepatutnya dia dapat Dr hasil kerja nya selama menjadi suami Widya
Elena Sirregar
baik yg lelaki dan yg perempuan sama² berbohong
Zaa-³
itulah istri yang kau puja dan cintai damar
Dina⏤͟͟͞R
alhamdulillah novelnya tamat. andai ada squelnya.. ditunggu novel selanjutnya😘😘
bening
ditunggu Thor dengan cerita baru nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!