NovelToon NovelToon
Kamu Berhak Terluka

Kamu Berhak Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Bullying dan Balas Dendam / Enemy to Lovers
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bibilena

Gilsa tak percaya ada orang yang tulus menjalin hubungan dengannya, dan Altheo terlalu sederhana untuk mengerti kerunyaman hidup Gilsa. Meski berjalan di takdir yang sama, Gilsa dan Altheo tak bisa mengerti perasaan satu sama lain.

Sebuah benang merah menarik mereka dalam hubungan yang manis. Disaat semuanya terlanjur indah, tiba-tiba takdir bergerak kearah berlawanan, menghancurkan hubungan mereka, menguak suatu fakta di balik penderitaan keduanya.

Seandainya Gilsa tak pernah mengenal Altheo, akankah semuanya menjadi lebih baik?

Sebuah kisah klise cinta remaja SMA yang dipenuhi alur dramatis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bibilena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Flashback

Gilsa memiliki firasat buruk soal kejadian tadi, dia masih bertanya-tanya benda apa yang mereka paksa dia pegang dan mulai memikirkan bantahan jika mereka benar-benar mengadukannya. Gadis itu tak risau sama sekali, karena dia tahu dirinya tak salah. Sesuai dugaan selepas jam pelajaran pertama sesudah istirahat berjalan, Bu Rani datang ke kelasnya dan memanggilnya ke ruang konseling.

Ini waktu yang tepat untuk Gilsa memojokan mereka.

"Ada apa ya, Bu?" Sembari berjalan menuju ruang konseling Gilsa membuka percakapan. Bu Rani masih memiliki hubungan yang buruk dengannya karena kejadian Prima kemarin dan masih memiliki sisa perasaan buruk itu sampai sekarang. Hanya saja Gilsa tak peduli dengan tatapan sinisnya dan merasa tak harus memperbaiki itu.

"Kamu harus mulai berhenti mengurusi orang lain, Gilsa."

Gilsa tak mau mengambil kata-kata itu. "Saya dilaporkan seseorang kali ini?"

Bu Rani tak menjawabnya.

"Asalkan bukan saya yang melaporkan Ibu menerima saja ya laporan itu. Saya baru paham."

"Gilsa, berhenti mengkritik saya." Kali ini dia berhenti berjalan dan menghadap pada Gilsa dengan raut wajah yang buruk.

"Asal kamu tahu saya melakukan ini untuk kamu. Ayah kamu menitipkan kamu pada saya dan saya tahu mana masalah yang memang masalah kamu atau kamu hanya menyusahkan diri untuk masalah orang lain."

"Lalu apa karena orang tua Prima tak menitipkan anaknya pada Ibu jadi dia tak bisa dilindungi?"

"Kamu ya!"

Ekspresi wajah Gilsa mendatar.

"Bu, dia juga murid Ibu."

Bu Rani seperti hilang kesabaran menghadapi Gilsa jadi dia hanya lanjut berjalan kembali. Namun itu tampak menyedihkan di mata Gilsa sampai dia menjadi prihatin alih-alih tertawa.

Mereka akhirnya masuk ke dalam ruang BK, tak seperti bayangan, hanya ada satu orang siswa di sana. Gilsa dan anak itu saling berhadapan, dengan Bu Rani menjadi mediator di sofa tunggal.

"Jadi, Kevin, benarkah Gilsa merokok di sekolah?"

Gilsa sedikit terkejut mendengarnya tapi dia sembunyikan perasaan itu. Dia tak tahu benda yang tadi itu rokok, apa semacam rokok elektronik yang saat ini digandrungi remaja seumurannya? Apapun itu dia menjadi jijik saat melihat wajah Kevin yang tersenyum pada Bu Rani.

Dia menyerahkan sebuah ponsel dengan gambar Gilsa yang memegang pod di tangan.

"Saya tahu ini privasi, tapi dia melakukannya saat memakai seragam dan parahnya di area sekolah. Bukankah ini fatal, Bu?"

Drama sialan ini akhirnya dimulai.

"Fatal apanya? Kamu yang memaksaku memegang benda itu," bantah Gilsa. Dia tak peduli pada apakah akan ada yang mempercayai bantahannya atau tidak, atau apakah dia bisa membuktikan itu atau tidak. Gilsa tak peduli, selama dia tahu dia benar dia akan meyakini itu dan terus mencari opini yang membenarkan pendapatnya.

"Kamu menyangkal dengan menuduhku yang bukan-bukan? Tidak begitu caranya menjawab Gilsa."

"Apanya?" Gilsa tertawa. "Semua orang juga tahu kau memiliki dendam padaku karena laporan kemarin. Apa jangan-jangan kau akan memintaku mencabut laporan supaya aku keluar dari masalah ini?"

Provokasi itu mmenghasilkan kernyitan samar di wajah Kevin yang tak lama memudar dan terganti ekspresi tenang. Dia menatap Bu Rani lagi.

"Di foto ini tidak ada bukti pemaksaan, Bu. Lagipula saya ingin membuktikan bahwa anak yang suka mengadu seperti dia juga memiliki sisi buruk."

"Tidak ada pemaksaan? Apa anak-anak kelasku buta sampai tak tahu saat istirahat tadi aku diseret Clarissa dan Terre yang adalah temanmu, Kak Kevin?"

Tiba-tiba keadaan hening. Kevin menatap dengan tatapan miring wajah gadis itu. Dia tak bisa lagi menahan emosi sepertinya.

"Apa kau akan membalikan fakta sebegininya? Hanya karena aku yang melihat kau merokok di sekolah? Padahal kau orang yang menjunjung sikap adil kan?"

"Sudah, sudah." Bu Rani melerai keduanya. "Ibu sudah dengar sekarang cerita keseluruhannya, kalau begitu Ibu akan menyuruh anggota osis menggeledah kelas Gilsa. Kalian tunggu di sini."

1
Rasmi
🥲
Rasmi
😭😭😭😭
Rasmi
gilsa gk naik kelas????? 🧐 kok isoo
Rasmi
kencan??? 😌
Rasmi
Critanya mnarik bngt.. ada kisah pertemanan, masalah kluarga jga prcintaan ...ditnggu smpe end thorr 😌☺
Rasmi
nooooo 😭
Rasmi
altheo??
Rasmi
😲
Rasmi
susss😌
Rasmi
typo y yang trakhir thor mau ikutan kaget jdi gk jadi 😭🤣
Bibilena: Ah iya maaf aku baru tahu 😭😭
total 1 replies
Rasmi
jahat bngt bjingan😭
Rasmi
pengalaman bangettt 😵‍💫
Rasmi
bner banget knpa y orng kaya tuh suka caper 😕
Rasmi
wah, seru juga,kyaknya cweknya badass dehh
Gió mùa hạ
Tak terduga.
Bibilena: 😮 terima kasih (?)
total 1 replies
BX_blue
Jalan cerita seru banget!
Bibilena: Terimakasih atas dukungannya^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!