Dikhianati demi kata bakti dan keturunan setelah apa yang sudah Alena dan Aris lalui selama lebih dari sepuluh tahun membuat Alena jatuh terpuruk tapi Alena mencoba bertahan setelah Aris berjanji akan berlaku adil dan akan bisa seperti dulu lagi.
Tak cukup sampai disitu sikap istri kedua Aris yang mulai menampakan wajah aslinya membuat Alena semakin pesimis jika rumah tangganya bisa terselamatkan.
Dan saat Alena ingin berjuang kenyataan pahit pun harus Alena telan dimana dirinya mengidap alzheimer yang menambah ujian yang harus Alena lewati.
Akan kah Alena bisa kembali bahagia bersama Aris atau malah Alena akan menyerah dan memilih mundur dari pernikahan yang coba iya pertahankan sekuat tenaga.
Ikuti kisah Alena yang mencoba berjuang dan bertahan demi cinta dan pernikahan suami yang sangat iya cintai dan apakah perjuangan Alena akan berbuah manis atau hanya akan memberi luka yang mendalam di hati Alena ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lepas..
Sejak kedatangan Aris dan Erika satu Minggu yang lalu, Alena menjadi lebih pendiam bahkan pada Bu asih pun Alena tak banyak bicara ataupun bercerita seperti biasanya.
" Bu, apa mba Alena baik baik saja ?" tanya ya Cindy yang merasa khawatir dengan kondisi Alena.
" ibu juga tidak tau, tapi jika ibu perhatikan seperti nya mba Alena baik baik saja " ucap Bu asih yang hanya mencoba berpikir positif dengan keadaan Alena saat ini.
" bunda, di depan ada nenek yang datang mencari mba Alena " ucap salah satu panti sambil menunjuk ke arah ruang tamu dimana di sana ada seorang wanita paruh baya yang sedang membelakangi Bu asih dan Cindy.
" ibu temui wanita itu dulu, kamu cepat panggil mba Alena ya " ucap Bu asih yang penasaran pada wanita yang datang mencari Alena.
Bu asih pun berjalan perlahan sambil menerka nerka siapa kira kira yang datang, apa mungkin orang tua Alena atau kah orang tua pak Aris yang tak lain mertua Alena.
" selamat siang " sapa Bu asih yang kini sudah berada tepat di belakang wanita paruh baya itu.
" mana Alena ?" tanya wanita itu dengan gaya sombong dan bahkan tak membalas sapaan Bu asih.
" maaf Anda siapa dan apa tujuan anda datang dan mencari mba Alena ?" tanya Bu asih yang masih bersikap baik meski lawan bicaranya tak memiliki ada.
" nanti juga anda akan tau siapa saya, cepat panggil Alena saat ini juga karena ada yang ingin saya bicarakan dengan wanita itu "
" ibu... " Alena yang baru saja sampai di ruang tamu tertegun melihat wanita yang tak ingin iya temui kini sudah ada di hadapannya.
" sebenarnya mau kamu itu apa ?" tanya Bu Gendhis yang tak menanyakan kondisi Alena saat ini.
" kenapa kamu begitu jahat sebagai seorang wanita ?" tuduh Bu Gendhis yang berhasil membuat Alena semakin tak mengerti dengan arah pembicaraan Bu Gendhis wanita yang hanya tinggal hitungan hari akan menjadi mantan ibu mertua.
" bukan kah kamu sedang mengandung ? lalu kenapa kamu dengan tega merenggut kebahagiaan anak kecil yang bahkan belum tau apa apa ?" tanya Bu Gendhis.
" ibu yang telah memaksa Aris untuk mau menikah dengan Erika, lalu salah zahwa dimana ?" tanya Bu Gendhis.
" kenapa kamu tega membunuh Zahwa cucu ku, apa salah Zahwa disini ?" tanya Bu Gendhis yang kini sudah berurai air mata.
" tunggu... Apa maksud ibu mengatakan hal itu ?"
" Zahwa baik baik saja kan ?" tanya Alena yang sama sekali tak membenci Zahwa.
" Jangan berpura pura, ibu sangat tau jika kamu iri melihat kebahagiaan yang Aris dapatkan dari Erika " ucap Bu Gendhis semakin tak terkendali.
" dan karena pandangan buruk yang kamu berikan pada Zahwa membuat Zahwa harus kehilangan nyawanya secara tiba tiba " Alena dan Bu asih tertegun tak percaya dengan apa yang baru saja Bu Gendhis sampaikan.
" kapan ? Dan bagaimana bisa Zahwa meninggal ?" tanya Alena yang sudah berhasil menguasai hati dan pikirannya.
" satu Minggu yang lalu atau lebih tepatnya setelah Erika bertemu dengan kamu " ucap Bu Gendhis seperti yang Nanda sampaikan padanya.
" tapi Alena tak mengatakan apapun, bahkan Alena tak bertemu dengan Zahwa saat itu " ucap Alena apa adanya.
" mba Alena benar Bu " ucap Bu asih membela Alena.
" memang benar mba Alena bertemu dengan pak Aris dan juga mba Erika, tapi anak mereka tak ikut "
" jadi bagaimana bisa semua itu salah mba Alena, sedangkan mba Alena tak melakukan apapun pada semuanya " ucap Bu asih berharap dengan mengatakan hal itu bisa membuat Bu Gendhis mengerti jika tuduhannya pada Alena tidak lah mendasar.
" asal ibu tau jika Alena sudah tak memiliki keinginan untuk bisa kembali dengan mas Aris apapun yang terjadi, jadi bagaimana bisa ibu masih menyangkut pautkan semuanya dengan Alena, sedangkan Alena pun baru tau jika Zahwa sudah tak ada lagi di dunia ini " ucap Alena berharap pikiran Bu Gendhis bisa terbuka dan tidak asal menuduh seseorang tanpa alasan dan bukti yang nyata.
" jadi lebih baik, ibu pulang dan ingatkan anak dan menantu ibu untuk tidak pernah datang dan mengusik kehidupan saya karena saya sudah tak memiliki perasaan apapun lagi pada anak ibu " jelas Alena.
" dan untuk anak yang saat ini sedang tumbuh di rahim saya, ibu dan mas Aris tak memiliki hak atas dirinya, ingat itu "
✍️✍️✍️ Ada kalanya wanita akan menjadi sangat tangguh saat dirinya tak memiliki sandaran dalam hidup, begitu juga dengan Alena yang mencoba menjadi kuat untuk anak yang akan menjadi miliknya satu satunya.
Apa semuanya akan memiliki jalan hidup masing masing nanti nya ? Lalu bagaimana dengan Erika ? Apa Erika akan diam saja dengan sua yang Aris lakukan padanya ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘