NovelToon NovelToon
My Husband Is Not Mine

My Husband Is Not Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:36.5k
Nilai: 5
Nama Author: Zaenab Usman

Menikah karena perjodohan orang tua, tidak menghalangi cinta antara Farrel dan Anastasya. Namun, hubungan yang tadinya sudah indah harus hancur berkeping-keping karena pemuda itu lebih mementingkan sahabat, daripada Tasya istrinya sendiri. Sehingga tidak tahu bahwa istrinya mengidap penyakit mematikan. Segalanya terbongkar setelah Tasya mengalami kecelakaan bermotor yang hampir menghilangkan nyawa gadis itu. Hal itu pula membuat Tasya koma hingga bertahun-tahun lamanya.

Bagaimanakah kisah rumah tangga pasangan remaja tersebut? Akan kah Farrel dan orang tua Anastasya menyesal sudah mementingkan hal lain daripada gadis malang tersebut? Jangan lupa tinggalkan jejak biar Mak Autor semagat nulisnya ya🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cincin yang Terlepas Sendiri.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

...HAPPY READING......

.

.

Sudah lebih dari empat jam menunggu, tapi pintu ruangan operasi belum juga dibuka lagi. Yaitu yang menandakan bila operasinya sudah selesai. Jika pun terbuka, itu hanyalah para suster yang keluar masuk dengan raut wajah cemasnya. Dan tidak mau menjawab salah satu dari mereka.

"Sya, bertahan ya... gue mohon. Please! Jangan tinggalin gue. Gue enggak bisa melewati semua ini sendiri. gue butuh Elo," gumam Farrel hanya duduk termenung di atas lantai rumah sakit. Padahal ada kursi tunggu yang berjejer rapi. Namun, dia memilih duduk di bawah, tidak bersama keluarganya. Mereka semua menunggu dalam keadaan cemas, karena tadi, sebelum masuk ruangan operasi, Dokter Gavin berkata agar mereka berdo'a untuk keselamatan Tasya. Dan bersabar apapun hasilnya nanti.

"Pa, kenapa lama sekali?" tanya Nyonya Risa pada suaminya. Mata wanita itu sama bengkak nya seperti besannya. Dia terus menangis karena menyesal sudah menyuruh Tasya datang ke hotel Kendari. Padahal apa yang beliau lakukan untuk kebaikan rumah tangga Anak-anaknya.

"Sabar ya, dokter lagi melakukan yang terbaik untuk putri kita," jawab Tuan Hendrawan mengelus lengan istrinya. Lalu tatapan mata beliau mengarah pada Farrel yang tidak jauh darinya.

"Cukup berdo'a saja kamu, Farrel. Apabila Tasya tidak mampu bertahan, maka bersiap-siaplah untuk menjadi duda. Disaat dia ada, kamu selalu mengabaikan istrimu kan, karena kamu lebih mementingkan Renata." cecar beliau yang sebetulnya sangat ingin memukul Farrel. Namun, dia tidak ingin membuat suasana semakin kacau.

"Papa benar. Selama ini mungkin aku terlalu cuek pada istriku sendiri. Hingga dia sakit keras pun aku tidak tahu. Suami macam apa aku ini. Aku hanyalah lelaki bodoh dan brengsek," kata Farrel di dalam hatinya. Dia tidak menyangkal karena memang itulah yang terjadi.

Gara-gara Tasya kecelakaan, dia juga membiarkan panggilan telepon dari Renata. Padahal ada puluhan kali gadis itu mengirim pesan padanya. Yaitu untuk menanyakan apakah dia sudah sampai rumah apa belum.

Waktu terus berputar hingga dua jam kemudian. Pintu ruangan operasi terbuka lebar. Selain para dokter yang keluar, ada Tasya di atas ranjang rumah sakit. Tubuh gadis itu sudah dipenuhi oleh puluhan alat yang tidak tahu fungsinya buat apa.

"Dokter, bagaimana operasinya? Apakah berjalan lancar?" Seru mereka semua serempak kecuali Farrel. Pemuda itu hendak mendekati Tasya, tapi dihalangi oleh beberapa orang dokter.

"Keadaannya sangat kritis. Jadi hanya beberapa operasi yang bisa kami lakukan untuk saat ini," jawab Dokter Gavin yang bertugas untuk menjelaskan pada keluarga pasien.

"Jangan halangi saya. Saya mau melihat keadaan istri saya," ucap Farrel ingin mengejar Tasya. Ranjang tempat gadis itu dibawa semakin jauh dari ruangan operasi.

"Iya, kami tahu, Tuan. Tapi, untuk sekarang dia tidak boleh dilihat oleh siapapun, termasuk Anda sebagai suaminya," jawab dokter yang menghalangi Farrel agar tidak mendekati Tasya.

"Dokter, kapan kami boleh menjenguknya?" tanya Tuan Erwin. Air mata beliau menetes begitu saja setelah melihat keadaan putrinya yang sudah tidak sadarkan diri. Ralat! Bukan tidak sadar, tapi lagi sekarat.

"Sampai keadaannya membaik atau melewati masa kritisnya. Tapi lebih tepatnya kami sebagai dokter juga belum tahu itu kapan. Sekarang pasien atas nama Tasya harus dirawat di ruang ICU. Sebab keadaannya... kritis, seperti yang saya jelaskan tadi," jawab sang dokter lagi.

Lalu, diapun pergi mengikuti rekannya ke ruangan ICU. Baik itu Farrel, ataupun orang tua dan mertuanya Tasya, hanya bisa melihat dari dinding kaca. Gadis itu terbujur kaku tidak ada pergerakan sedikitpun. Untuk mengetahui dia masih bernafas atau tidak pun sudah tidak tahu lagi. Mereka hanya bisa memantau dari layar monitor.

"Papa, putri kita," lirih mamanya Tasya semakin menangis. Di antara mereka berlima, hanya Tuan Hendrawan yang tidak menangis. Namun, tatapan matanya melihat Farrel penuh kemarahan yang tertahan.

"Kita hanya bisa berdo'a, Ma. Semoga Tasya baik-baik saja dan bisa melewati masa kritisnya," ucap Tuan Erwin sambil memeluk erat tubuh istrinya.

"Tuhan, tolong selamatkan Tasya-istriku. Jangan ambil dia karena aku belum bisa membahagiakannya," gumam Farrel menatap sang istri dari kejauhan. Hampir keseluruhan tubuh Tasya di penuhi oleh berbagai macam alat yang tidak tahu fungsinya untuk apa saja. Namun, yang jelas adalah agar gadis tersebut bisa bertahan hidup.

Akhirnya, sampai pagi mereka semua hanya bisa menunggu di luar ruangan ICU. Dan melihat beberapa kali para dokter memeriksa keadaan Tasya yang tiba-tiba monitor pendeteksi jantung menunjukkan angka dibawah standarnya.

"Risa, kalian pulang saja dulu. Biarkan kami berjaga disini untuk menemaninya," ucap Nyonya Lela pada sang besan. Kedua wanita itu duduk di kursi tunggu. Sedangkan para suaminya dan Farrel berdiri sambil melihat dokter masuk untuk memeriksa keadaan Tasya.

"Tidak. Kalian saja yang pulang! Biarkan aku yang menemani Tasya di sini," tolak Nyonya Risa cepat.

"Ma, Mama Lela benar. Sebaiknya mama dan papa pulang saja dulu. Farrel tidak mau mama ikutan sakit," sambung Farrel karena mendengar pembicaraan orang tuanya.

"Kalian saja yang pulang, Farrel! Kamu juga untuk apa ada di sini? Pulang lah! Tasya tidak membutuhkan kamu lagi. Sekarang dia hanya membutuhkan dokter yang bisa menyelamatkannya," seru beliau dengan judes.

"Ma, Tasya adalah istriku. Bagaimana mungkin aku pulang dan meninggalkan dia sendiri menghadapi---"

"Dia tidak butuh kalian yang sibuk, Farrel. Kemarin dia memang membutuhkan mu, tapi sekarang tidak lagi. Coba buka matamu lebar-lebar! Dia mengidap penyakit kanker stadium empat, apakah kamu tahu itu? Kemana saja kamu yang mengaku sebagai suaminya, hah?" teriak Nyonya Risa sampai menampar keras pipi putranya.

"Sudah berapa kali mama katakan padamu, Farrel. Jauhi Renata dan perhatikan istrimu sendiri. Namun, apa? Kamu lebih mementingkan dia kan. Jadi sekarang pergilah dari sini!" usir wanita itu yang entah mengapa balik marah pada Farrel. Padahal tadi malam, beliau membelanya.

"Dan sekarang, setelah keadaannya sudah kritis, kamu baru memperhatikan menantuku. Tasya tidak membutuhkan mu dan juga kalian Lela. Bukankah kalian bisa melarat bila tidak bekerja, jadi urus saja bisnis mu itu. Pergilah! Anakku Tasya tidak membutuhkan kalian lagi," ucap Nyonya Risa yang kali ini ikut memarahi besan sekaligus sahabat dari suaminya itu. Akan tetapi Farrel dan kedua mertuanya hanya diam memikirkan kesalahan mereka selama ini.

"Mama, sudah! Marah-marah seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah. Lihatlah, Tasya butuh dukungan dan do'a kita semua. Sekarang mama minum dulu ya," kata Tuan Hendrawan bergantian menyapih istrinya.

"Tapi mereka sudah menyakiti Tasya, Pa," keluh Nyonya Risa terisak meratapi keadaan menantunya.

"Iya, papa tahu." Pada saat bersamaan, pintu ruang ICU dibuka dari dalam.

"Dokter, bagaimana keadaan istri Saya?" Farrel bertanya lebih dulu dan mendekati dokter tersebut.

"Keadaannya masih kritis dan tidak ada perubahan sedikitpun," jawab dokter lelaki itu berhenti sejenak. "Ini, cincinnya terlepas sendiri dari jari manis istri anda. Tolong disimpan saja karena tidak baik juga pasien yang kritis memakai perhiasan mahal apalagi berlian."

Air mata Farrel kembali menetes. Tangannya bergetar menerima cincin pernikahan mereka.

"Tasya, Elo enggak mau pergi meninggalkan gue kan? Kenapa disaat tidak sadarkan diri, cincin ini bisa lepas sendiri. Ini bukan pertanda buruk kan? Elo nggak boleh pergi, gue mohon! Jangan tinggalkan gue, Sya. Gue berjanji tidak akan berhubungan dengan Rere lagi. Tapi Elo harus bangun, gue mohon!" batin Farrel ikut menangis. Namun, apapun itu Tasya sudah tidak meresponnya lagi. Seperti yang Nyonya Risa katakan, menantunya itu hanya membutuhkan dokter yang bisa membantunya yang lagi kritis.

...BERSAMBUNG......

.

.

Sekarang jaringan platform NOVELTOON lagi mengalami masalah. Jadi kadang sudah up tapi tidak lolos tinjau. Mohon pengertiannya ya🥰🥰 Terima kasih😘💕😘💕

1
dewi yunita
lanjut thor
Ira Tri puspita
ini gak update lg y thor
Fera Susanti
masih sebel sama farel
Harun Gayam
lemot athornya g niat up seminggu srkali kadang sebulan sekali lucu
Harun Gayam
aithornya banyak bngt alasan klo g up bilang aj g up tp jgn salahkn readers klo ngasih rate rendah pake marah² lg lucu.
Yeni Astriani
farel..farel udh jelas klo renata itu pelakor berkedok sahabat, dn jgn byk berjanji krn tak satupun janji mu itu kau tepati, dosa
JC
biarin tasya di urus sama dokter thorr sapa tau dokternya punya anak yg jg berprofesi dokter bisa sembuhin tasya biar kapok si ikan sarden makarel biar gigit jari sono sama si rere rere lanjutt thorr semangatt
Nofita Sari
betul urus saja bisnis mu jngan peduli'in tasya dn farel urus saja renata sono...biar tasya d urus dokter...
klo udh begini semua pada nyesel..
kmarin² kmana aja d saat tasya butuh perhatian udh nggk ngasih perhatian malah d katain anak gk berguna kna tampar pula..
Mrs.Riozelino Fernandez
😭😭😭😭😭😭😭
Mrs.Riozelino Fernandez
good papa 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Thavyra
janji" mulu tp ngk pernah di tepati, jadi kalp tasya ngk sadar lo bakal sama renatai donk...
rachma yunita
makan itu penyesalan rel.. semoga aja klo pun selamat, tasya bakal hilang ingatan ttg Farel dan ortu nya.. memori ttg orang yg nyakitin hilang aja..
Neneng Dwi Nurhayati
bagus
holipah
omong kosong lu farel waktu dia d dekat mu kamu g perduli & d turunin d jln skrng udah ky gini nyesel bt apa
Nasira✰͜͡ᴠ᭄
up bnyak"🤣🏃🏃
Ulfah Putri
sukurin nyesel juga dah gak guna makarel.
amilia amel
biarkan Tasya lupa dengan Farrel dan orang tuanya, yang diingat hanya mertuanya...
biar Farrel merasakan mengejar cinta Tasya, dan orang tuanya pun sama
Yasmin Titik
ok. di tunggu kelnjutanya
Ira Tri puspita
kalaupun farel kmbali dengan tasya ,biar pelakornya gak menang gpp thor,tp tolong buat farel tersiksa dulu ,,setidakny dengan lupa ingatannya si tasya
Mrs.Riozelino Fernandez: bener banget...atau bisa di pisahkan dulu la,biar Tasya diurus mertuanya.tinggalkan Farel yang bodoh.
tapi aku klo bisa gak balikan lagi.biar Tasya dapat yang lebih tulus mencintainya
Thavyra: harus berjuang dulu, soalnya kalau gampang baikan nanti kelakuan farrel ngk berubah", kalo bisa bikin farrel bucin angkut, sampek alergi sama cewek yg bukan istrinya
total 3 replies
Thavyra
udah pernah liat surat dokter lu malah ngk nanya ke tasya, malah lebih milih meduliin sahabatlu yg mukanya dua...
sekarang waktunya buat lu nyesel atas semua perbuatan lu, dah punya istri malah di abaiin demi cewek yg bukan tanggung jawablu rel
lo marah letika tasya sama sahabat Cowoknya tp lo ngk sadar sikap lo lebih parah... walau sahabatlo mau bunuh diri itu bukan urusan lo, bisa kan minta tolong org lain...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!