NovelToon NovelToon
Same But Different

Same But Different

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Teen School/College / Mengubah Takdir / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanza Hann

Isya sadarkan diri dalam kondisi amnesia setelah mengalami kecelakaan ketika studi wisata. Amnesia itu membuat Isya lupa akan segala hal yang berkaitan dengan dirinya, bahkan banyak yang menilai jika kepribadiannya pun berubah. Hari demi hari ia jalani tanpa ingatan yang tersisa. Hingga pada suatu ketika Isya bertemu dengan beberapa orang yang merasa mengenalinya namun dengan identitas yang berbeda. Dan pada suatu hari ingatannya telah pulih.

Apa yang terjadi setelah Isya mendapatkan ingatannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanza Hann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

034 : Lupa Rasanya Ciuman

Di sisi lain gelapnya ruangan malam, ada seseorang yang tiba-tiba muncul dari kegelapan bayangan menuju cahaya di sekitar jendela. Orang itu mengenakan jaket hitam dengan hoodie menutup kepala serta menggunakan masker, sehingga hanya bagian mata yang terlihat.

Mata hitam kecoklatan itu menatap tajam ke arah bulan purnama yang terlihat jelas dari balik kaca jendela. Sepertinya ia teringat akan sesuatu setelah melihat bulan itu. Tidak lama ia mengamati indahnya bulan malam ini. Dirasa cukup, dia kembali melangkah ke titik pusat ruangan.

Ia menyalakan senter untuk menerangi apa yang ada di dinding ruangan. Setelah terkena cahaya senter tadi, satu persatu foto seorang gadis mulai terlihat jelas. Anehnya semua foto yang memenuhi dinding itu adalah foto Isya. Segala aktivitas Isya terekam jelas di sana dalam bentuk lembaran polaroid.

"Trisya Oliviana... kamu terlalu cantik sehingga sangat sulit untuk aku miliki!" orang itu menyusuri dinding ruangan hingga ke bagian sudut, sembari mengamati foto Isya yang ia lewati. Begitu sampai di sudut ruangan ia berhenti. Ia berpikir sejenak mengenai apa yang membuatnya sangat sakit hati.

"Sudah lama kita tidak bertemu, pasti kamu sudah melupakanku! Bahkan kamu sama sekali tidak pernah datang berkunjung. Apakah hanya aku yang terlalu banyak mengingat tentang dirimu?"

Kemudian, ia berjalan lagi ke titik pusat ruangan agar jangkauan cahaya senter semakin luas memperlihatkan semua foto Isya. Dendam yang melekat begitu kuat membuatnya sangat sulit melepaskan Isya sebelum rasa sakit hatinya lunas terbayarkan. Ia menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya mengatakan, "Hufft... baiklah, sepertinya aku harus melakukan sesuatu sampai kamu kembali mengingat siapa aku!"

***

Weekend kali ini, Isya kembali berolahraga pagi. Hari ini terasa sangat menyenangkan karena Haikal ikut lari pagi bersamanya. Tanpa hentinya ia memandangi wajah tampan Haikal meski terlihat agak sembap setelah bangun tidur. Haikal memergoki Isya yang lari tanpa memerhatikan arah jalan dan malah terpaku melihat wajahnya.

"Ada apa? Apa wajahku setampan itu hingga kamu tiada bosannya memandangiku? Padahal tadi aku belum cuci muka loh!" tanya Haikal tanpa berhenti lari di samping Isya.

Isya sudah tidak lagi tersipu malu. Sekarang ia mampu mengontrol diri untuk lebih santai menjawab pertanyaan Haikal. "Iya, tentu saja kekasihku akan jauh lebih tampan jika sudah cuci muka!"

"Haha... jadi sekarang aku nggak tampan gitu?!"

"Masih terlihat tampan kok, tenang saja! Hahaha..."

Haikal gemas dengan tingkah Isya barusan. Jarang sekali kekasihnya itu terlihat begitu ceria seperti sekarang. Tanpa aba-aba, Haikal meraih tangan Isya saat keduanya masih asyik lari-lari kecil untuk dibawa masuk ke dalam pelukan hangat di pagi hari.

Sekarang langkah sepasang kekasih itu jadi terhenti akibat pelukan tadi. Isya terkejut setelah tepat mendarat di pelukan Haikal yang terasa sangat hangat. Detak jantungnya seolah kian dipercepat.

Dah dig dug dag

Perlahan Isya mendongak untuk melihat wajah Haikal yang berada lebih tinggi darinya. Nampak jelas Haikal tersenyum senang setelah kedua mata mereka saling berjumpa. "Bukankah pagi ini masih terasa dingin?" tanya Haikal dengan lembut.

Isya kembali tidak bisa mengontrol situasi hati dan jantungnya. Hati kian berdebar dan jantung mulai berdetak kencang. Seperti ada sengatan listrik di tubuhnya hingga ia sedikit terbata saat menjawab pertanyaan Haikal. "I-iya sepertinya begitu..."

"Kalau begitu tetaplah seperti ini!" Haikal semakin mempererat pelukannya. Tubuh Isya semakin terhimpit dalam hangatnya pelukan. "Apa?" Isya jadi loading lama untuk mencerna maksud perkataan Haikal.

"Kamu tidak ingin tetap seperti ini? Padahal aku ingin memelukmu lebih lama lagi!" karisma Haikal membuat suasana diantara mereka semakin memanas. Isya hanya bisa meneguk ludah saat membayangkan apa yang mungkin terjadi jika mereka tetap berada di posisi ini.

Glek

Benar saja, Haikal mulai merendah lebih dekat dengan wajah seorang gadis yang terperangkap dalam pelukan. Nampaknya Haikal tertarik dengan rona cerah yang jelas terlihat di bibir Isya dan ingin sekali mencicipinya. Perlahan Haikal memejamkan mata sebelum kedua bibir mereka tepat bersentuhan. Sementara itu, mata Isya malah terbelalak lebar karena terkejut. Apakah benar mereka akan ciuman sekarang juga di tempat umum?

Isya sedikit menarik diri untuk menjaga jarak diantara mereka agar ciuman itu dapat ditunda sejenak, "Tu-tunggu dulu!"

Haikal terkejut saat Isya menolak untuk berciuman. Matanya terbuka, kemudian ia kembali mengangkat kepala. "Ada apa? Kamu tidak ingin melakukannya?"

"Bu-bukan begitu!" Isya jadi panik saat menjawab.

"Kalau begitu ayo lakukan sekali lagi!" ajak Haikal secara terang-terangan.

"A-apa?" Isya masih belum bisa menangkap kemauan Haikal yang begitu membara.

"Kalau kamu mau, ayo kita lakukan sekali lagi! Aku lapar sekali!" tegas Haikal.

"La-lapar? Ka-kalau kamu lapar makan saja! Iya kan? Lagipula aku belum siap untuk..." nada bicara Isya semakin melemah hingga ia tidak bisa mengatakan sebuah kata terakhir dari kalimatnya.

"Kenapa belum siap? Bukankah dulu kita pernah mencobanya?" ucap Haikal santai. Seperti tidak ada masalah mengingatkan Isya secara terang-terangan bahwa mereka sudah pernah melakukan ciuman.

Namun, Isya kembali lambat menangkap maksud Haikal. "Mencoba apa?"

"Kissing! Muach..." Haikal meperagakan gerakan kiss bye tepat di depan Isya.

"Ki-kita sudah pernah berciuman?" Isya sulit menerima kenyataan bahwa ia sudah berciuman dengan Haikal. Sepertinya ia belum pernah melakukannya. Bukankah terlalu vulgar jika mereka ciuman ketika masih sekolah? Atau dialah yang ketinggalan jaman dengan tren romansa anak muda sekarang?

Masih kecil sudah pacaran bahkan sampai pernah ciuman, hal itu sama sekali belum ada bayangan dalam pikirannya. Sehingga ia jadi kaget dengan Haikal yang mendadak ingin mencium bibirnya.

"Iya! Apa kamu sudah lupa dengan rasanya ciuman?" goda Haikal disertai seringai nakal.

"E-entahah... sepertinya aku belum pernah merasakannya!" jawab Isya jujur.

Haikal teringat akan kemungkinan Isya bisa lupa, "Oh iya... kamu kan amnesia, pantas saja kalau lupa! Mau mencobanya sekali lagi? Kali ini aku akan lakukan dengan lembut! Bagaimana?"

Isya ragu untuk mengiyakan tawaran Haikal. Dadanya semakin terasa sesak. Sepertinya dia benar-benar belum siap untuk mencoba hal itu meski Haikal sudah bilang akan melakukannya dengan lembut. "Sebaiknya jangan sekarang! Di sini ada banyak orang. Bagaimana kalau mereka memperhatikan kita?" pandangan Isya beralih menatap orang-orang yang berada di sekitar meski jaraknya sangat jauh dari mereka.

Haikal pun memegang kepala Isya agar dia dapat dengan benar menatapnya sekarang. "Jangan pedulikan mereka! Lihatlah hanya pada aku seorang saja!" dengan lembut Haikal membelai kepala Isya. "Tidak masalah jika kamu masih belum siap! Tapi nanti kalau sudah siap beritahu ya!" ucap Haikal sambil berkedip manja.

Isya masih dalam mode linglung, sehingga dia mengiyakan permintaan Haikal begitu saja, "I-iya..."

Sekarang Haikal membiarkan Isya lepas. Sepertinya pagi ini ia terlalu antusias mendapatkan sesuatu darinya. Selepas itu, Isya berbalik arah dan mulai berjalan menjauh dari Haikal dengan ekspresi penuh kelinglungan.

Haikal mengikutinya dari belakang sembari berusaha menahan tawa. "Pfftt... manis sekali!"

1
Anonymous
keren
Wy Ky
.
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
F.T Zira
like sub dan 🌹 untukmu kak Thor🫰🫰
F.T Zira
aku ninggalin jejak di chapter 1 dulu ya kak.. nanti baca secara berkala...

-One Step Closer-
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!