aku Lady Aryana de Venetian seorang wanita gemuk berumur 26 tahun yang saat ini sedang berada di depan pisau pancung akibat fitnah suamiku dan juga kekasih nya untuk menyingkirkan diriku dan juga untuk menjatuhkan keluarga ku. ku pandangi lagi wajah tampan yang memiliki tatapan kejam ke arah ku dengan segaris senyum meremehkan.
aku bersumpah di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. jika aku di beri kesempatan maka aku akan membalas kan sakit hati ini. dan akan ku pastikan lelaki yang masih berstatus suami ku bertekuk lutut di hadapan ku kelak, dan aku akan benar-benar menjadi monster untuk mereka.
Dan tiba-tiba sebelum hukum penggal ku di laksanakan jiwa ku seperti di tarik keluar dari raga ku. membuat ku sesak dan hampir tak bisa bernafas aku memejamkan kan mata sekejap dan tersentak membuka mataku. betapa terkejutnya diriku yang saat ini tidur di ranjang kamar ku sebelum aku menikah dengan lelaki brengsek itu.
"apa yang terjadi!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jiwa yang semakin terbelenggu
Lady Odella bangkit dengan marah dan mengambil teko teh yang berisi teh panas dan menyiramkan nya kearah ku. Namun dengan sigap aku menaikan kipas ku melindungi wajah ku. namun aku tidak merasakan Apa-apa.
Yah aku tidak merasakan panas dari air teh itu mengenai diri ku. Dengan perlahan aku menurunkan kipas ku dan betapa terkejutnya aku melihat pria cabul Nicholas sudah berdiri membelakangi ku dan menghalangi siraman air teh dari lady Odella. Mereka yang berada di sini semuanya terkejut tak terkecuali Isabella dan juga aku. Bagaimana pria cabul ini bisa tiba-tiba berada di hadapan ku.
"grand.. Duke.." lady Odella tergagap menyebut nama pria cabul Nicholas. Wajah lady yang berada di sini pun menatap takut ke arah pria cabul Nicholas.
"apa yang ingin anda lakukan kepada istri saya?. Apa anda ingin melukai nya lady Cristopher? Jika saya tidak cepat menyelamatkan istri saya. mungkin anda sudah merusak wajah istri saya yang cantik ini dengan teh yang panas" pria cabul Nicholas memandang wajah lady Odella seperti pandangan saat dulu dia menyiksa ku.
"maaf kan saya grand Duke saya tidak sengaja melempar teh ini ke arah lady Aryana!" kilah lady Odella untuk menutupi kesalahannya.
"minta maaf lah kepada istri ku lady Cristopher! Dan aku juga akan meminta pertanggung jawaban ayah mu atas kekacauan yang kau buat." Nicholas semakin menatap tajam kearah lady Odella. dan tiba-tiba seseorang pria yang tinggi nya hampir sama dengan Nicholas datang menghampiri Isabella yang saat ini masih menangis.
"apa yang terjadi disini sayang, kenapa kau menangis?" pria itu membawa Isabella kearah nya dan merangkul wanita itu juga menghapus air mata Isabella.
"maaf kan aku Evan.. Acara untuk mengumumkan pertunangan kita berantakan gara-gara aku," ternyata Pria yang merangkul Isabella adalah Duke Evans Shander. Apa ini semua, kenapa sangat berbeda. Jika Isabella menikah dengan orang lain, bagaimana aku bisa membalas kan dendam dan perubahan sikap dan sifat Nicholas juga tidak seperti sebelumnya.
apa mungkin kehidupan sebelumnya hanya sebuah mimpi, jika sebuah mimpi kenapa aku merasa kan sakit dan aku juga merasakan semua penderitaan itu. Dan tiba-tiba
"Berhenti mencari tau Aryana!!" sebuah suara menggema di kepala ku. Jantung ku berdetak kencang lagi dan kepala ku menjadi pusing. kekuatan ini semakin gencar bertolakan, yang satu ingin menyatu dan yang satu lagi ingin menolak. Aku menahan kekuatan ini. Aku akan mengunjungi pendeta agung! "BERHENTI MENCARI TAU ARYANA!!!" suara itu semakin kuat dan terdengar marah. Seketika aku menggapai tangan Nicholas. Dan menggenggam nya erat. dan aneh nya jantung ku berdetak normal dan kekuatan ini berangsur angsur tenang.
Tubuh ku terasa lemas karena menahan kekuatan ini. Nicholas menatap ku dengan wajah yang khawatir.
"sudah lah.. Aku ingin pulang!" ucap ku lemah kepada Pria cabul ini.
Akhirnya jamuan teh ini di bubar kan oleh Duke Evans. Mereka semua bergegas meninggalkan tempat perjamuan ini. Termasuk aku yang saat ini berjalan dengan lemah dan di bantu oleh Nicholas. Dan betapa terkejutnya aku tiba-tiba pria cabul Nicholas menggendong ku. "apa yang kau lakukan, aku masih bisa jalan sendiri. Turun kan aku, di sini masih banyak orang yang akan melihat kita". dengan tenang pria cabul ini mengatakan jika dia tak peduli dengan ucapan orang lain. Biarkan saja lah. Aku berada di gendongan nya dan dada Pria ini basah dan berbau daun teh akibat ulah lady Odella. Apa dia tidak merasa sakit akibat siraman teh panas itu?
baru beberapa langkah Nicholas berjalan Duke Evans memanggil nya.
"maaf grand Duke, saya dan calon istri saya memohon maaf atas kejadian yang tidak mengenakkan ini" ku lirik lagi kedua orang itu. Isabella memandang ku dengan tatapan iba dan khawatir? Apa yang terjadi pada mu Isabella. Kenapa kau tidak membenci ku. Seharusnya kau menatap jijik ke arah ku dan seharusnya kau marah aku berada di gendongan pria cabul ini.
setelah permintaan maaf yang di ucapkan oleh Duke Evans. pria cabul Nicholas membawa ku ke dalam kereta yang tadi kami naiki. Ku lihat Maya sudah berada di depan kereta kuda tersebut dan berbincang dengan tuan kusir. Saat aku berdebat dengan 3 lady tersebut aku tidak melihat Maya di sekitar tempat tadi. Apa jangan-jangan dia yang mengadukan hal itu pada pria cabul ini dan membuat nya datang di waktu yang tepat. Aku akan menanyakan hal ini nanti kepada nya.
tingkah pria cabul Nicholas semakin membuat ku sedikit kesal. Pasal nya dia malah mendudukkan aku di pangkuan nya dengan paksa.
"untuk kali ini biarkan lah seperti ini dulu" ucap nya, aku sungguh kesal dan malu dengan perlakuan pria cabul ini. Jika aku tidak lelah pasti aku akan menendang wajah nya yang cabul ini.
"pakaian mu basah dan bau teh. Aku tidak nyaman dengan itu" ucap ku untuk segera lepas dari pria cabul ini. Dan dengan seketika dia memandang ku begitu dekat. Dan aku sungguh tak bisa berkata apa-apa lagi mendengar ucapan nya.
"baiklah jika begitu aku akan membuka pakaian ku agar kau merasa nyaman!" pria ini memang cabul dia berkata seperti itu dengan enteng nya. Dan masih menatap wajah ku Nicholas membuka satu kancing baju teratas nya.
"tidak!! Tunggu!!! Aku baik-baik saja dengan pakaian yang basah ini. Jadi urungkan niat mu itu pria cabul!" aku menatap nya dengan kesal dan dia malah membalas nya dengan kekehan.
"tidur lah kau tadi berkata tubuh mu lelah, aku akan menjaga mu, aku di sini akan selalu berada di pihak mu istriku, walau harus membelenggu jiwa ku untuk menyelamatkan mu!" apa maksud ucapan pria ini. Untuk apa dia membelenggu jiwa nya hanya untuk ku? aku benar-benar harus menemui pendeta agung.
"apa kau baik-baik saja? Maksud ku apa teh panas itu tidak melukai kulit mu?" aku bertanya seperti itu bukan karena khawatir ya. Aku bertanya hanya ingin memastikan saja. Tapi ku kira pertanyaan ku itu di salah artikan oleh pria cabul ini.
Dia semakin mendekatkan wajah nya ke arah wajah ku. Dan berkata "apa kau menghawatirkan ku sayang?" suara nya berubah sedikit berat dan kemudian dia mengecup keningku, kedua mataku ,kedua pipi ku dan juga hidung ku. Sial.. Mengapa dia melakukan hal ini, tidak kah dia sadar jika dia masih di dalam kereta yang sedang berjalan. Dan ada apa tubuh ku ini malah menikmati perlakuan nya. Jantung ku berdetak kencang tapi bukan ke arah yang sebelum-sebelum ini aku rasakan ini seperti perasaan yang menegangkan dan aku ingin lebih.
Kemudian bibir yang sedikit tebal itu semakin dekat kearah bibir ku semakin dekat dan dekat, bahkan aku bisa merasakan deru nafas nya yang berbau mint dan lemon. Matanya sayu menatap kedua mataku. Yang aneh nya aku malah menanti kan bibir itu menyentuh bibir ku. Hingga sesuatu terjadi.
saya baca nya Ampe narik napas bekali kali.../Sob//Sob//Sob//Sob/