Fricilla Andini Windari
Gadis cantik dan pintar biasa dipanggil Cila.
Dia diusir dari rumah akibat difitnah adik tirinya.
Tidak hanya itu, calon tunangan Cila juga ikut membatalkan pertunangan mereka. Betapa kecewa dan terluka hati Cila mengalami itu semua.
Akibat hal itu dendam melekat dihatinya. Saat sedang terpuruk, Tuhan mempertemukan Cila dengan sosok laki-laki tampan dan ternyata awal pertemuan mereka membuat laki-laki itu jatuh cinta kepada Cila.
Alfian Anggara
Laki-laki yang memiliki sifat humoris dan penyayang. Namun jika orang terdekat nya di sakiti dia akan langsung bertindak.
Pertemuan antara Cila dan Alfi berawal dari kecelakaan yang dialami Alfi.
Disitu awal kisah mereka dimulai.
"Dimana rumahmu gadis cantik?"
"Aku tidak memiliki rumah karena diusir oleh keluarga ku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33 - Mencari Identitas Dokter
Hari sudah malam dikediaman Alfi mereka sedang berkumpul bersama diruang keluarga. Mama Rena juga ikut bergabung dengan mereka semua. Sore tadi Tante Hesti dan Kak Dinda datang berkunjung ke rumah Alfi karena besok Mami Ara akan pergi ke Paris untuk urusan pekerjaan. Mama Rena akan ikut Mami Ara pergi ke Paris menemani Mami Ara. Mereka sudah berbaikan setelah mengetahui jika Mama Rena sebenarnya tidak sejahat yang mereka pikirkan.
"Hesti kamu ngak mau ikut mbak ke Paris?" kata Mami Ara.
"Ngak mbak. Kalo aku ikut kasihan Dinda sendirian di rumah." jawab Tante Hesti.
"Dinda tinggal disini aja sama Alfi dan Cila. Jadi kamu bisa ikut mbak." usul Mami Ara.
"Mama kalo mau ikut ke Paris gapapa. Dinda juga udah besar kenapa harus dikhawatirin sih." ucap Kak Dinda.
"Selama kamu belum menikah mama pasti bakal khawatirin kamu terus Din."
"Udah Tante ikut Mami Ara sama Mama Rena aja ke Paris, kak Dinda biar tinggal disini aja biar Alfi yang jagain." kata Alfi kepada Tante Hesti.
"Iya tan. Kan jadi buat teman Cila disini." ucap Cila ikut menimpali.
"Iya ma, biar nanti Dinda tinggal disini biar mama ngak khawatir. Lumayan kan jalan-jalan bareng bertiga sesama ibu-ibu." kata Dinda tersenyum.
"Iya deh mama ikut ke Paris. Udah lama mama ngak jalan-jalan juga."
Akhirnya Tante Hesti menyetujui ikut pergi ke Paris bersama Mami Ara dan Mama Rena.
"Eh iya duo jomblo kemana Fi kok ngak ikut kumpul?" kata Mami Ara tidak melihat keberadaan duo jomblo.
"Duo jomblo siapa mbak?" tanya Mama Rena tidak tahu.
"Zay sama Anjar itu Ren." Mami Ara menjawab terkekeh.
Mama Rena mengangguk ikut terkekeh mendengar jawaban Mami Ara. Dia jadi teringat tadi pagi saat Mami Ara bercerita pernah menjuluki Mama Rena dan mamanya Dika dengan sebutan duo ular.
"Zay sama Anjar lagi ke rumah sakit tempat Mama Rena melahirkan buat nyari data dokter yang bantuin Mama Rena melahirkan." jawab Alfi jujur.
"Gerak cepat juga kalian ya Fi." kata Tante Hesti.
"Iya tan, soalnya biar cepat ketemu siapa orang tua kandung Cila." jawab Alfi tersenyum kepada istrinya.
"Maafin mama ya Cila, seandainya mama ngak ada niatan mencari bayi pengganti pasti kamu sekarang bahagia sama keluarga kandung kamu." Mama Rena merasa sangat bersalah karena membuat Cila terpisah dari keluarganya.
"Mungkin udah takdirnya ma jadi jangan merasa bersalah." Cila memeluk Mama Rena dengan erat. Dia sama sekali tidak menyalahkan Mama Rena. Entah kenapa Cila merasa tidak membenci apa yang sudah Mama Rena perbuat.
Saat mereka sedang memperhatikan Cila dan Mama Rena, mereka dikagetkan suara dua manusia yang suka menjadi bahan bullyan Mami Ara dan Tante Hesti.
"Kami datang."
Mereka yang berada di ruang keluar langsung menoleh semua ke arah pintu.
"Ya ampun kalian ya jelangkung darimana?" Mami Ara menatap sinis Zay dan Anjar.
"Eh mami jangan galak gitu. Maaf deh ngak ngulangin lagi." Zay mengangkat 2 jari ke atas sambil tersenyum memamerkan giginya.
"Udah jomblo ngak ada akhlak lagi." Tante Hesti menyindir dua orang itu dengan santai.
"Mama nyindir kita berdua ya?" tanya Anjar tidak suka.
"Kalian berdua merasa tersindir ya? Baparan banget jadi cowok." kata Tante Hesti.
"Tante kok jadi sama ngeselinnya sih kayak Mami Ara." Zay mendekati Mami Ara dan duduk di sampingnya.
"Walaupun ngeselin kamu sayang kan sama mami?" ucap Mami Ara melirik Zay.
"Sayang dong." jawab Zay tersenyum.
Anjar duduk disebelah Kak Dinda dan berhadapan dengan Alfi.
"Gimana hasilnya?" Alfi bertanya langsung.
"Ini baca sendiri." Anjar menyodorkan sebuah map kepada Alfi.
Alfi membaca informasi tersebut dan berkerut.
"Cuma segini aja identitas dokter itu?" tanya Alfi.
"Iya Fi, kyaknya dia bukan dokter sembarangan. Kita tadi sempat cek CCTV rumah sakit pada waktu persalinan Mama Rena tapi ngak ada informasi apapun yang bisa jadi petunjuk." ucap Zay dengan raut wajah serius.
"Kenapa bisa seperti ini ya? Mama Rena apa dokter yang bantuin mama melahirkan sama dengan dokter yang biasa mama konsultasi semasa kehamilan?" tanya Alfi kepada mama mertuanya.
"Ngak Fi beda. Waktu hari mama melahirkan dokter yang seharusnya bantu mama melahirkan ternyata sudah pindah tugas ke luar kota jadi mama melahirkan dengan dokter lain." jawab Mama Rena yang mengingat kejadian yang sudah lama itu.
"Apa mama yakin?" tanya Alfi kembali.
"Yakin Fi, mama masih inget jelas kok kejadian itu." Mama Rena menjawab sangat yakin sekali.
"Apa ngak ada tanda sama sekali buat kita nyari identitas dokter itu? Masalahnya kita ngak ada dapetin foto dokter itu juga jadi susah buat nyarinya." ucap Anjar.
"Rena coba kamu inget-inget lagi siapa tahu ada sesuatu yang bisa buat nyari dokter itu." ucap Mami Ara.
Mama Rena mencoba mengingat sesuatu mengenai dokter yang membantunya melahirkan. Tiba-tiba dia tersenyum dan berkata.
"Dokter itu punya lesung pipi sebelah kanan dan tanda berbentuk bintang di tangan sebelah kiri. Ya aku ingat tanda bintang ditangannya sebelah kiri berwarna merah terang." kata Mama Rena.
"Kok kyak pernah lihat ya." Alfi dan Cila berkata secara bersamaan dan mereka saling menatap.
Dinda pasti pacaran sm Jeremy, astoge 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Tuhan aja bisa memaafkan & mengampuni..