Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Hari hari telah berlalu liburan sekolah pun tiba, waktunya bermain bersama teman di lorong. Sebelumnya Reni sudah janjian dengan temannya untuk bermain bersama, main jual²an baik itu jual sayur, makanan dan minuman seperti halnya di pasar.
Saat pagi ibunya memanggil "Reni bangun sudah pagi, Reni... Ren... Kamu dengar ibu nak? Bangunlah sudah pagi jam 6". Dengan malas iya harus bangun dan waktunya shalat subuh meski sudah lewat yah namanya anak² masih belajar, asalkan mau shalat itu sudah Alhamdulillah. "masih pagi bu, masih ngantuk nih", berjalan keluar kamar sambil mengucek matanya yang belum terbuka lebar.
Menuju kamar mandi di belakang rumah, berwudhu lalu shalat. Selesai menunaikan kewajiban Reni harus mencuci pakaian, khususnya pakaiannya sendiri. Kalau pakaian ayah dan ibunya terkadang ayahnya yang mencuci bergantian dengan Reni. Selesai menjemur bersiap untuk main bersama temannya.
"bu aku mau pergi main ya?"
"ini masih pagi Ren, kamu mau main dimana? Sama siapa?" banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh ibunya. "sarapan dulu, tadi ayah sudah masak, kamu sudah besar harusnya rajin bantu masak" gumam ibunya. Selesai mengurus Naysa ibu pergi ke dapur mengecek hasil masakan ayah sekaligus ibu mau sarapan.
Reni menyahut, "aku nanti saja makan karena masih pagi". lantas Reni bersiap berangkat main, beranjak pergi keluar rumah meninggalkan ibunya yang masih mau bertanya. "itu anak mau main kemana sih pagi² begini, harusnya bisa jaga adiknya".
"aku hanya main sebentar bu" sahut Reni. "eh belum jadi berangkat dia" kata ibu. Selesai sarapan ibu bereskan piring kotornya disimpan di tempat cucian piring berharap putri²nya yang akan mencucinya.
**
**
Sampai di rumah temannya Reni memanggil "Kak Tati, Assalamu'alaikum. Kak Tati mana Bude?" tanya Reni. "Tati ke sungai mencuci baju banyak, kesana saja kamu susul dia", kata bude Restu.
"baiklah bude, saya susul Kak Tati ke sungai", jawabnya. "seru kali ya sekalian mandi" gumamnya. Cuaca mendung, sebenarnya kurang baik untuk anak² main di sungai, jangan sampai tiba² turun hujan dan berakibat banjir. Biasa terjadi hujan lebat di hulu sehingga mengakibatkan banjir mendadak di hilir bahkan sampai ada korban yang hanyut dibawa oleh arus sungai jika deras.
Saat diperjalanan menuju sungai Reni bertemu Agus teman sekolahnya. "Dari mana Gus"?, Agus berhenti sejenak dia bersama 2 orang teman lelakinya.
"Kami dari sungai, mau mancing tapi tidak jadi karena mendung, iyakan Bro?". Agus meminta dukungan dengan kedua temannya.
"Iya kami akan main di sekitar rumah saja karena cuaca mendung mau hujan", yang dipanggil Bro itu namanya Kadek Brian, dia agama Hindu dan satu lagi namanya Tian, dia keluarga Agus yang baru tiba dari luar kota.
"Baiklah, aku hanya mau lihat kak Tati mencuci, kami janjian mau main bareng tapi kak Tati belum selesai mencuci". Ucap Reni sambil tertunduk lesu karena gagal main bareng, seusia Reni masih serunya main bongkar pasang, main boneka, main masak² dan lainnya mainan tradisional.
"Ok hati² saja, kami duluan ya", Agus berucap seraya melambaikan tangannya hingga melangkah pergi menjauh. Reni hanya memandang punggung ketiga lelaki yang pulang dari sungai tersebut.
Reni melanjutkan perjalanannya ke sungai, setelah sampai dia melihat kak Tati sudah bersiap untuk pulang, karena mendung yang makin gelap bertanda hujan akan turun.
"Reni ngapain kesini?" ucap kak Tati kaget karena Reni menyusulnya.
"iya kak, kan kita janjian main bareng", sambil berjalan mendekat kepada kak Tati.
Huh... kak Tati menghembuskan nafas kasar seraya berdiri. "mungkin cape karena banyak cuciannya" gumam Reni dalam hati.
kak Tati berdiri, sebelum mengangkat baskom berisi pakaian² yang banyak dia berucap "kita mainnya lain kali saja ya, tidak apapa kan? Aku harus pergi ke kebun menemani mamaku petik buah coklat, lumayan bisa pake beli jajan, hahaha" dia berucap sambil ketawa. Dia mengangkat baskomnya lalu beranjak pergi. "ayok" ajaknya.
"ya udah deh, padahal mau hujan kok tetap petik coklat kak?" tanya Reni lesu sambil berjalan mengikuti kak Tati dibelakangnya.
"tidak apapa sambil hujan²an petik coklat,, semoga hujannya tidak lama" ucapnya penuh harap. Biasa Reni juga harus bantu ibu dan ayahnya ke kebun untuk petik coklat, menanan sayur, dan Reni yang menjual keliling.
Orang tua Reni bekerja sebagai petani, memiliki kebun coklat, ada juga kebun kosong yang ditanami sayuran untuk biaya makan dan hidup sehari²nya. Ibunya selain bertani membantu ayahnya, biasa menjahit di rumah, menjahit pakaian anak² dan juga orang dewasa, hanya menjahit kecil, Alhamdulillah bisa untuk membiayai sekolah anak²nya. Selain petani ayahnya sempat mengajar menjadi guru honorer eh lebih tepatnya guru suka rela mengajar inginnya mendapatkan pahala tapi biar bagaimana pun butuh biaya hidup, jika mengandalkan keikhlasan orang memberi itu tidak cukup untuk kehidupan bersama ketiga anaknya.
**
**
Reni pulang ke rumah menjelang siang, sekitar pukul 10.30 tiba di rumah.
"Ren, kamu sudah makan?? Jam segini baru pulang, katanya sebentar perginya?" cecar ibunya karena geram kepada anaknya yang katanya pergi sebentar tapi ternyata lama baru pulang, belum sarapan juga.
"aku dari rumah kak Tati bu, sempat ke sungai juga" jawab Reni tertunduk, merasa takut karena diomeli oleh ibunya.
Ibunya sedang duduk² istirahat setelah bermain dan menemani Naysa tidur. "Sana makan di dapur cari sendiri, makan kok dijamak" omelnya perhatian.
Dalam hati Reni berkata "ibu ngomel tapi perhatian apa semua ibu begitu ya"... Lanjut ke dapur ambil makanan, langsung makan dengan lahap, selesai makan cuci piring, ambil air karena belum memiliki dinamo atau mesin air apalagi air PDAM oh tentu belum ada banget! Hehehe...
"Ngapain ya Nayla?" melangkahkan kakinya menuju kamar Nayla setelah selesai cuci piring dan angkat air. "wah ternyata dia tidur, buku apa ini dia baca? Nayla rajin banget baca buku". Gumamnya sambil membuka buku Nayla yaitu buku Matematika.
Nayla sebenarnya anaknya sering nangis, rewel, suka ikut kalau Reni pergi main, tapi dia anak kuat tidak mudah tersinggung hehehe. Nayla juga tidak rajin sekali membaca hanya suka, lebih sukanya nyusun buku, koleksi di kamarnya makanya dia terlihat rajin, tapi diakui sih dia selalu dapat juara 1, 2 atau 3 dalam kelasnya, di kelas Nayla ada sekitar 30 siswa, lumayan pintarlah dia.
***
Insya Allah akan author tulis cerita hidup Nayla kalau banyak yang suka tulisan ini. Hehehe
***
Selamat membaca
Semoga suka
Happy selalu pembaca semua
***
...Hidup penuh perjuangan, hidup selalu ada ujian, ketika tidak mau diuji solusinya mati, tapi itu bukan solusi terbaik karena masih ada kehidupan setelah dunia, siapkan bekal untuk kehidupan kelak~~~ Hani_Hany...
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih
Jangan lupa like, kritik dan sarannya.../Rose/