NovelToon NovelToon
Bara Penjilat

Bara Penjilat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Harem / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Chep 'NJune

Mirna Anak seorang Milyuner bernama Tuan Ambarita, Pemilik 5 perusahaan besar dan mampu mengguncangkan Kota itu dengan Kekayaannya.


Sudah hampir 10 tahun, Mirna menikah dengan Harun, namun perjalanan pernikahannya itu selalu mendapat masalah, lantaran Suaminya Harun berambisi untuk menjadi Seorang Milyuner Kaya.


Sehingga Niat untuk ambisinya untuk mengambil alih Semua perusahaan dari Mertuanya itu dan melakukan hal bodoh untuk mendapatkan segalanya, sehingga imbas dari kelakuannya itu pada Istrinya Mirna.


Hingga pada suatu hari rencana Harun dan Anak buahnya itu untuk menggelapkan Aset Anak cabang perusahaan Mertuanya itu terbongkar dengan tidak sengaja.


Harun pun geram, dan Dia melihat seorang Pegawainya menguping disaat Mereka sedang merencanakan Penggelapan itu.


Lantas Dia memanggil Orang itu dan langsung dipecatnya, dan Orang yang malang itu adalah Hilman, Anak hasil hubungan Mertuanya itu dengan Wanita simpanannya yang tidak diketahui oleh Istri dan keluarga Mertuanya it

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chep 'NJune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilman menceritakan kisahnya

Hilman diam dengan tatapan kesedihan yang dalam terlukis di wajahnya itu. Orang- orang yang perhatian dan sayang kepadanya seolah akan meninggalkannya. Melihat Hilman bersedih lantaran kepergiannya itu, kemudian Rita pun menghampirinya.

“Maafkan Tante, Hilman! Kepergian Tante ini tidak bisa di tunda, nanti Tante cari waktu yang tepat untuk bisa bersamamu lama. Sudah jangan menangis begitu!” Ucap Rita merasa sedih melihatnya.

Lantas Hilman memandangnya sambil mengangguk.

“Atau Kamu ikut dengan Tante ke Jerman? Tapi resikonya Kamu pasti sudah mengetahuinya!” Ucap Rita lagi sambil memeluk Hilman itu.

Hilman hanya menggeleng- gelengkan kepalanya saja tidak menjawabnya.

Tiba- tiba terbesit pikiran penasaran Tante Rita, tentang awal mula penangkapan Hilman oleh Harun, yang seakan mengganjal dalam hatinya itu.

“Tante merasa penasaran, bagaimana awal mula Harun menjadikanmu target penangkapannya itu. Tante Merasa tidak mengerti. Bisa Kamu ceritakan itu pada Tante, Hilman?” Tanya Rita seakan ingin tahu.

Hilman lantas mantap wajah Tante Rita, dan tidak lama Hilman pun mengangguk kemudian menjawabnya.

“Baiklah, Hilman ceritakan pada Tante! 

BEGINI CERITANYA…

Sore itu terlihat di rumah Hilman, Orang- Orang Harun, dengan berseragam hitam dan tampang seramnya, sedang mengelilingi Hilman yang bersimpuh di lantai.

"Apakah dengan mengerumuni dan mengelilingi diriku ini lantas Aku mau melakukan apa yang Harun perintahkan itu padaku, begitu?" Tanya Hilman pada mereka Semua dengan geramnya.

Para Anak buah Harun merasa marah mendengar ucapan Hilman itu kepada mereka, lantas karena marahnya itu mereka segera menghampiri untuk memberi pelajaran pada nya yang sedang tidak berdaya itu.

Lalu Mereka mengancam dan memaksa Hilman untuk menandatangani secarik kertas pengakuan yang ada di hadapannya, lantas terdengar suara keras dengan ancaman dari Orang- Orang Harun itu kepadanya.

"Cepat tanda tangani, atau siksa Kami akan lebih kejam lagi!" Ucap Seorang Pengawal itu pada Hilman mengancam.

Tatapannya yang tajam memandang mereka dengan emosi yang ditahannya itu, lantas terdengar jawaban Hilman dengan sumpah serapahnya itu.

"Tidak mau. Sampai kiamat pun Harun menyuruhku, Aku akan tetap pada pendirianku ini. Dengar Setan alas!" Sumpah serapah Hilman pada mereka semua merasa sangat benci pada kelakuannya itu.

Hilman tetap kukuh tidak mau untuk menandatanganinya, Dia tetap diam sambil menunduk. Melihat itu semakin marah lah Orang- Orang Harun kepadanya, dan salah seorang dari mereka bicara lagi pada dirinya.

 "Ayo tanda tangan sekarang juga! Jangan sampai nanti Kami yang akan memaksamu!" Ucap salah satu pengawal itu pada Hilman mengancam.

Para Anak buah Harun itu semakin keras mengancamnya, dengan pukulan dan tendangan telak pada Hilman, sambil terus memaksa dan mengancamnya untuk menandatangani surat tersebut, "Ayo cepat tanda tangan, keparat!" Ucap Pengawal itu lagi memaksanya untuk segera menandatangani surat itu sambil kakinya menendang keras ke tubuh Hilman.

"Bukk!...Bukk!...Bukk!" 

Sehingga Hilman tersungkur dan merintih kesakitan dibuatnya. 

"Uhh...Aw!...Uhh!" Teriaknya.

Hilman tergeletak di lantai tak berdaya karena siksaan dari orang- orang Harun itu.

Dan datang lagi seorang temannya menghampiri lantas tangannya menampar Hilman dengan telak nya. 

Plakk!...Plakk!...Plakk! 

Lalu Dia bicara dengan sangat keras pada Hilman. 

"Cepat tanda tangan! Jangan bikin Kami terpaksa untuk menyiksamu lebih kejam!" Ucapnya pada Hilman itu terus mengancam.

Hilman tetap diam tak menjawab sepatah kata pun, sambil tangannya memegang kedua pipinya yang merah lebam akibat tamparan itu.

"Aduh sakit juga tamparan Si Setan itu!" Ucap Hilman pada dirinya itu.

Lalu tiba- tiba Harun datang dengan mobil mewahnya, sambil dikawal empat Orang Pengawal Pribadinya berpakaian lengkap.

"Berhenti! Turunkan Aku di sini!" Ucap Harun menyuruh pada Sopirnya itu.

Dengan sigapnya Sopir pribadinya pun lantas menurutinya sambil berkata padanya.

"Siap, Boss!" Jawab Sopir Pribadinya itu pada Harun memberhentikan mobilnya itu.

Dia pun turun sambil tergesa- gesa sehingga tidak memperdulikan para pengawalnya itu dengan kepala dianggukkan padanya memberi hormat.

Harun adalah pengusaha kaya raya di Kota itu, sekaligus menantu pemilik beberapa perusahaan besar ternama yang sangat disegani dan ditakuti, Yaitu Stelin Ambarita yang keturunan Jerman, karena Mertuanya inilah Harun berubah menjadi Pengusaha yang kaya raya, karena Dia menikah dengan Putrinya Stelin Ambarita yakni Mirna.

Melihat Harun datang, semua Orang Anak buahnya yang berada di tempat itu langsung berbaris rapi menyambutnya, sambil kepalanya menunduk, layaknya Komandan Upacara tiba, lantas Wanto tangan kanan Harun yang berkepala botak, dan berbadan tegap, segera menghampiri dan langsung bicara kepadanya. 

"Boss, Dia masih tetap pada pendiriannya, tidak mau untuk menandatangani surat pengakuan itu!" Ucap Wanto pada Harun menjelaskan.

Dengan segera Wanto menghampiri Harun untuk laporan tentang tugasnya itu.

Harun lantas mengangguk pada Wanto seakan Dia mengerti, lantas Dia pun segera masuk ke dalam rumah Hilman.

"Baik akan kulihat seberapa kuat nanti dia mengabaikanku, Wanto!" Ucap Harun pada Wanto memberi tahunya.

Wanto menganggukkan kepalanya pada Harun sambil berjalan sedikit membungkuk padanya itu.

Melihat Harun datang, Hilman menatap tajam padanya, dalam hatinya Dia merasa muak sambil nyinyir padanya.

Cih!

Dia nyinyir sambil membuang muka, karena tidak ingin untuk melihatnya lagi.

“Si Setan Harun itu rupanya datang juga kemari untuk memaksaku lagi!" Ucap Hilman di dalam dirinya itu merasa benci.

Harun tahu bahwa Hilman sangat membencinya, tapi dia tetap berjalan seolah semuanya adalah miliknya.

Harun tidak memperdulikannya, dengan angkuh dan sombongnya Dia langsung bicara pada Hilman. 

“Jika mau untuk melakukan apa yang Aku perintahkan, mungkin nasibmu akan segera berubah. Ayo cepat tanda tangani!" Ucap Harun dengan keras.

Hilman hanya diam terpaku tanpa bicara sepatah kata pun juga, melihat itu timbul perasaan marah dan jengkel pada Harun, sehingga Dia bicara lagi padanya.

"Ayo Hilman segera tandatangani surat ini, jika menuruti perintahku, semua penderitaanmu akan hilang, dan nasib hidupmu akan senang, Bagaimana?" Ucap Harun dengan wajah garang sambil menatap tajam padanya.

Hilman menunduk dengan tetap kukuh untuk tidak mau menuruti perintahnya itu, serta tidak menghiraukan Harun yang sedang bicara kepadanya itu, tapi di hatinya dia bergumam marah padanya.

"Si Keparat ini selalu seenaknya padaku. Dia pikir Aku sebodoh itu, dasar Brengsek!" Gumam Hilman di benaknya.

Amarah Harun semakin terpancing keluar melihat Hilman tidak sedikit pun untuk merespon perintahnya itu, lantas Dia bicara lagi padanya.

"Ayo segera tandatangani, Hilman! Jangan buat Aku semakin marah padamu!" Ancam Harun pada Hilman merasa tidak tahan lagi melihatnya diam.

Sementara Hilman malah membuang muka terhadapnya itu, sehingga membuat Harun semakin emosi juga.

Karena tidak bisa menahan emosi dan amarahnya itu, serta merta Harun melayangkan tamparan lagi telak di kedua pipi Hilman. 

Plakk!...Plakk!...Plakk! 

Hilman oleng sambil merintih kesakitan karena tamparannya itu. 

"Aw…Uhh…Argh!" Rintihnya.

Dia langsung memegang kedua pipinya yang memerah lebam akibat tamparan keras Harun padanya.

Kemudian Harun menatap tajam Hilman karena sangat marah, lalu Dia berpikir dalam otaknya untuk merayu pada dirinya lagi dengan bicara sedikit pelan. 

"Jika Kamu mau untuk menandatangani surat tersebut, maka Aku akan memberikan uang serta jabatan di perusahaanku lagi, Hilman!" Ucap Harun berusaha merayunya.

Hilman tetap diam dengan seribu bahasa seolah tidak memperdulikan lagi penyiksaan terhadap dirinya itu.

Lalu Harun segera berjalan menuju meja untuk mengambil Ballpoint dan secarik kertas yang berada di atas meja itu, agar ditandatangani oleh Hilman, lalu kembali menghampirinya, lantas Harun bicara padanya dengan kata- kata rayuan yang terlontar dari mulut busuknya itu.

"Bayangkan jika jabatan serta uang Kamu punya, mungkin semua penderitaan yang Kamu alami akan menjauh dari hidupmu itu, dan Aku berjanji untuk memberikannya kepadamu. Ayo lekas tandatangani secarik surat ini, Hilman!" Ucap Harun dengan sedikit pelan untuk memaksanya.

Kemudian Hilman menatap tajam dengan amarahnya pada Harun sambil tetap tak bergeming sedikitpun.

Tanpa diduga- duga Hilman segera mengambil paksa secarik kertas itu dari tangan Harun.

Sereset!

Lantas melemparkan tepat ke wajah Harun.

Syut!

Kertas melayang menerpa wajah Bastian dengan telak nya.

1
Ramadhan Lukman Hady
Cihuyyy🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!