NovelToon NovelToon
Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Kubalas Kesombongan Keluarga Suamiku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Balas Dendam / Berbaikan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:74.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

"Kau hanyalah sampah yang dipungut dan dijadikan ratu oleh putraku. Bagiku sampah tetaplah sampah! Sampai dunia kiamat pun, aku tidak akan pernah merestui hubungan kalian!"

Cacian begitu menyakitkan telah dilontarkan oleh wanita tua, membuat gadis muda yang bernama Diana Prameswari hanya bisa menangis merutuki nasibnya yang begitu buruk.

Semenjak masih bayi dia sudah terpisah dari orang tua kandungnya, dia ditemukan di semak-semak dan dipungut oleh seorang wanita tua yang tidak memiliki keturunan.

Bertemu dengan seorang pria tampan yang begitu terobsesi oleh kecantikannya dan mengajaknya untuk membina rumah tangga, membuatnya bahagia. Diana berpikir keluarga dari suaminya akan merestui hubungannya, tapi sebaliknya, keluarga suaminya sangat membencinya karena ia hanyalah wanita miskin yang tidak memiliki apa-apa.

Mampukah Diana bertahan hidup bersama keluarga suaminya yang tidak pernah menghargainya?

Penderitaan seperti apa yang dirasakan Diana ketika tinggal bersama mertuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Andai Aku Bukan Anak Mama

Semenjak mendapatkan hujatan dari tetangga kompleks, Diva sudah tidak lagi pernah keluar rumah. Dia kembali mengurung diri di dalam kamar, dia bahkan jarang sekali mengobrol.

Indira maupun dokter Yuda merasa bingung tidak tahu apa yang sudah terjadi pada Diva hingga membuatnya murung dan menyendiri terus di dalam kamarnya.

Mereka ingin mencari tahu tentang apa yang sudah terjadi pada Diva hingga membuatnya jarang sekali mau diajak mengobrol atau bahkan Deva menjauh dari mereka.

"Mama tahu nggak, apa yang membuat Diva banyak berdiam diri di dalam kamarnya? Kemarin-kemarin dia sudah ceria bahkan berani menunjukkan mukanya di depan banyak orang, dia sudah berani keluar rumah, tapi kenapa sekarang dia tidak lagi mau keluar? Bukan hanya itu saja, Diva jarang sekali mau diajak mengobrol. Apa ya, kira-kira yang membuatnya kembali berubah?"

Yuda ingin menemuinya di kamar tapi tidak punya keberanian. Bukan tidak berani tapi dia takut mengganggu istirahat Diva.

Yuda juga mulai gelisah takut Diva mengingat sesuatu di masa lalunya namun dia tidak mau bercerita padanya.

Tidak ada seorangpun yang mengetahui perubahan sikap Diva, dan itu membuatnya penasaran dan ingin segera mencari tahu tentang kebenarannya.

"Mama sendiri juga tidak tahu Pa, apa yang membuat Diva kembali murung dan menyendiri di dalam kamarnya. Apa mungkin ada seseorang yang tengah mengganggu pikirannya hingga membuatnya tidak nyaman? Kemarin lusa dia masih berani keluar rumah sendirian, sepulangnya dari luar, dia sudah menunjukkan wajah murungnya, tapi saat Mama tanya dia jawab cuman kelelahan dan tidak ada masalah di luar. Mama juga bingung, kenapa sekarang dia berubah sikap seperti itu, terkadang Mama berpikir, apakah Mama ini sudah bersalah hingga menyakiti perasaannya?"

Sebagai orang tua tentunya sangat sedih melihat perubahan sikap anaknya.

Tidak ada angin dan juga hujan tiba-tiba Diva memilih untuk berdiam diri di dalam kamar dan tidak mau bertemu dengan siapapun.

Bahkan dia tidak lagi aktif ikut makan malam ataupun sarapan bersama. Dia lebih suka makan sendiri jika rumah dalam keadaan sepi.

"Ini ada yang tidak beres, Papa harus cari tahu penyebabnya. Tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Diva pasti tengah memiliki masalah, namun tidak berani mengatakan pada kita. Papa minta sama Mama, tolong bantu bujuk dia agar kembali ceria seperti semula. Ajak dia ngobrol supaya tidak jenuh sendirian di dalam kamarnya. Papa juga akan mencari tahu dari luar, mungkin ada seseorang yang sudah mengatainya buruk yang membuatnya diam seperti itu."

Yuda sendiri tidak tahu harus bertanya pada siapa untuk memberikan penjelasan mengenai anak perempuannya.

Dia yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh  Diva, entah Diva sudah mengingat masa lalunya, atau ada hal lain yang sengaja dipendamnya sendirian.

"Baik Pa, kalau gitu aku akan masuk ke kamarnya. Aku akan coba untuk mencari tahu apa penyebab dari perubahan sikapnya itu."

Indira memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya Diva dan melarang suaminya untuk ikut bersamanya.

Mungkin dengan cara bicara baik-baik, Diva akan terbuka untuk bercerita tentang apa yang tengah dialaminya saat ini.

Selain menjadi ibu buat Diva, Indira juga ingin menjadi sahabat buat anak perempuannya, karena selama ini Diva sendirian tidak pernah memiliki teman yang datang menemuinya.

"Diva, bolehkah mama masuk? Ada suatu hal yang ingin Mama bicarakan sama kamu, nak?"

Dengan mengetuk pintunya, Indira berharap Diva mengizinkannya untuk masuk ke dalam kamar.

Walaupun pintunya tidak terkunci tapi Indira ataupun yang lain tidak berani masuk tanpa mendapatkan izin dari pemilik kamar, meskipun itu di rumahnya sendiri.

Diva yang mendengar suara Indira, ia pun langsung memberinya izin untuk masuk, karena sama tidak sopan jika pemilik rumah tidak diizinkan untuk masuk menemuinya.

"Iya ma, masuklah."

Mendapatkan izin masuk dari Diva, Indira bernafas lega dia pun langsung membuka pintu dan menutupnya kembali.

Indira ingin bicara empat mata dan tidak harus diketahui oleh orang lain, termasuk suaminya.

Dia berharap dengan bicara sesama wanita, Diva akan banyak terbuka dan tidak terbebani lagi oleh masalah yang dipendamnya sendirian.

"Diva, sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kamu sekarang lebih memilih mengurung diri di dalam kamar terus? Tidakkah kamu bosan berlama-lama di dalam kamar? Bahkan kamu beberapa hari ini tidak mau ikut makan malam ataupun sarapan bersama kami. Memangnya ada masalah apa, Diva? Apa di antara kami ada yang mengusik pikiranmu? Kamu jangan diam saja, kalau ada masalah, kamu cerita sama Mama atau sama Papa, jangan memendam masalahmu sendirian, kamu masih punya orang tua, nak? Kalau kamu banyak pikiran nanti kamu bisa sakit, kasihan juga dengan bayi kamu."

Begitu baiknya Indira membuat Diva langsung menangis.

Dia tidak sanggup membohongi di Indira terus-menerus. Walaupun ia masih belum tahu identitas dirinya, setidaknya ingat tidak seharusnya membohongi orang sebaik Indira.

Karena mengikuti apa yang diperintahkan oleh dokter Yuda, ia sampai rela menjadi pembohong karena hanya ingin berbalas budi pada dokter Yuda yang sudah menyelamatkan nyawanya.

"Mama, kenapa Mama baik banget sama aku? Kenapa Mama begitu perhatian sama aku? Padahal kan aku ini ~~

"Tidak ada seorang ibu yang jahat pada anaknya sendiri, nak? Kenapa kamu tanya seperti itu pada Mama? Mama ini Mama kamu, orang yang sudah bertaruh nyawa melahirkan kamu, bagaimana mungkin Mama akan membencimu, Diva!"

Ucapan Diva langsung dipotong oleh Indira.

Indira ikut sedih merasakan kesedihan yang dirasakan oleh anak perempuannya walaupun ia belum tahu masalah apa yang membuat Diva sedih dan menangis.

Begitu tersayat-sayat hati kedua wanita beda usia itu, namun lebih lagi jika Diva mengatakan yang sebenarnya, mungkin akan sangat syok Indira mendengarnya.

"Mama, seandainya saja aku terakhir tidak dari rahim Mama, apakah Mama akan berbalik membenciku?"

Isak tangis Diva membuat hati Indira semakin teriris.

Wanita paruh baya itu mengulurkan tangannya mengusap air mata yang membasahi pipi putrinya hingga membuatnya terlihat begitu sembab.

"Apa maksud kamu bicara seperti itu? Kamu ini anak Mama, bukan anak orang lain. Mama sangat yakin sekali kalau kamu adalah anak Mama, Diva! Kenapa kamu masih meragukan kami sebagai orang tuamu? Apa yang membuatmu ragu kalau kami adalah orang tua kandung mu?"

Jawaban yang teramat sulit untuk dijawab oleh Diva, dia bahkan tidak bisa memberikan penjelasan jika dirinya hanyalah seseorang yang tidak diketahui asal usulnya.

Dia tak tau dari mana Dokter Yuda membawanya, ketika dia sadar sudah ada di rumah sakit tanpa seorangpun yang mengakuinya sebagai keluarga.

"Ma, bukannya aku meragukan Mama sebagai orang tua kandungku, tapi aku takut di saat aku kehilangan ingatan, aku sudah membohongi Mama dan mengaku sebagai anaknya Mama yang hilang. Andai saja aku sudah ingat dan ternyata aku bukan anaknya Mama, apakah Mama masih menganggapku sebagai anak?"

1
Rara Nospan
makin seru
Rara Nospan
jangan egois dong Arya
Rara Nospan
jgn² wanita ular yg dimaksud dr.Yuda adalah mertuanya Diana
Rara Nospan
sadis bangat😭😭😭
Rara Nospan
bikin emosi bacanya😡
Heryzal Chanharja
bagai mana dgn karin selesai begitu aja
Eni Eni
masa alka tidak punya fotonya diana.... memangnya ini jamannya apa....
Dessy Christianti
Luar biasa
Dessy Christianti
Lumayan
Muhyati Umi
kesalahan aeka juGa. sudah tau ibunya ga suka malah suruh tinggal serumah bahkan ditinggal pula
Muhyati Umi
apakah Diana anaknya dr Yuda?
Muhyati Umi
orang jahat cocoknya cama orang jahat. maleka sama Karin sama2 jahat
Muhyati Umi
harusnya alka mencarikan tempat yang aman dan nyaman buat istri sudah tau keluarnya kek gitu. Carikan aja rumah kontrakan daripada serumah dengan mertua jahay
Srie Sifa
akhirnya ketemu keluarganya
Mimy Laxmy Devee
mantap
Mimy Laxmy Devee
dokter lebih tau dgn tes DNA, kok tidak dilakukan ya
Riya Umar
Kecewa
Riya Umar
Buruk
Ipoen She Mandja
lanjut lagi donggg
Sumar Sutinah
hadeh alka suami macam apa istri g d belikan hp dn g d kasih nafkah uang katanya orang kaya apa d rmh g ada cctpnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!