NovelToon NovelToon
WARS OF SYSTEMS

WARS OF SYSTEMS

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA

Ketika kampus memasang sistem di tubuh setiap mahasiswanya untuk mengontrol fokus mereka dalam berkuliah dan mencegah adanya gagal lulus. Mahasiswa yang berhasil luput dari pemasangan sistem itu, berjuang untuk melawan sistem yang telah memperbudak dan membunuh perasaan para mahasiswa yang kini bagaikan robot akademik. Apakah para mahasiswa itu berhasil mengalahkan kampus dan sistemnya ? Atau justru kampus akan semakin berkuasa untuk mengontrol para mahasiswa nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASRAMA

Hanya tiga minggu Ray menghabiskan waktunya di rumahnya, sebelum akhirnya ia berangkat ke asrama kampusnya di Universitas Sepuluh April. Selama di rumah pun, Tebas tak pulang ke rumahnya. Ia membiarkan Ray di rumahnya selama tiga minggu, dan baru pulang ketika Ray berangkat menggunakan taksi online ke asrama kampusnya. Sebenarnya masa pengenalan kampus baru dimulai pada 1 Agustus, tapi asrama kampus boleh dimasuki seminggu sebelumnya dan Ray tak menyia-nyiakan itu. Apalagi ia ingin lepas dari cengkraman ayahnya.

Ray mendapat tempat di Asrama Randu Putra, yang terletak di belakang Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Jadi di sekitar asramanya, sudah tentu banyak sekali kantin. Dan itu selalu ramai peminatnya. Tapi, Ray tak tertarik untuk menghabiskan uangnya dengan berbelanja dulu. Apalagi tabungannya begitu mepet, cuma dua juta rupiah. Tak ada cara lain selain berhemat. Ia pun tak mau minta pada ayahnya, apalagi setelah perdebatan di Mikata, ia tak pernah berbicara atau berkomunikasi dengan ayahnya. Lagipula untuk apa ? Ia tak mau terikat lagi dengannya.

“ Rayendra Nugraha. NIM, 0288912, “ katanya pada penjaga asrama, yang kemudian memberikan padanya sebuah kunci kamar.

“ Nomor 66. Lantai dua. Koridor tujuh. “ Penjaga asrama itu terlihat datar. Lebih kepada tidak ramah. Tak ada kegembiraan di wajahnya. Tanpa ekspresi. Satu kata yang menggambarkannya, robot.

Ray mengambil kunci itu dan mengangkat barang bawaannya menuju ke lantai dua. Asrama itu dilengkapi dengan lift, yang memudahkan setiap penghuni termasuk dirinya untuk ke atas apalagi dengan bawaan berat seperti ini. Saat tiba di lantai dua, ia merasakan kesepian yang teramat ngeri. Asrama itu terasa tidak seperti asrama putra pada umumnya, yang riuh dan berisik. Asrama ini aneh, batin Ray.

Tak sulit untuk menemukan kamarnya karena kamarnya berada di paling ujung koridor tujuh. Itu memberinya sedikit keuntungan karena punya sudut yang lebih banyak untuk menjemur baju. Hal yang menyenangkan baginya karena ia harus berbagi kamar untuk asrama ini.

Ketika membuka kamarnya, ia melihat kegelapan yang teramat sepi di dalam. Tapi ketika ia menyalakan lampu, kegelapan itu sirna. Tapi, kesepian itu masih ada. Segera saja, ia memutar lagu kesukaannya, 1985-Bowling for Soup yang melodinya cukup keras untuk mengisi kesunyian dalam kamarnya itu.

Di dalam kamar itu terdapat dua ranjang, satu lemari, dan satu meja. Ada AC di dalam kamar itu, yang cukup membuatnya terkejut. Ini jackpot yang luar biasa, Ray terkagum kagum. Kamar mandi pun kamar mandi dalam, meski cuma satu tapi sudah cukup worth it untuk kamar asrama. Ray memberi nilai sembilan koma lima untuk kamar asrama ini. Kurang televisi sama mesin cuci saja, sih, gumam Ray yang mulai menata barang-barangnya di ranjang sebelah kiri, yang dekat dengan tembok. Seusai menata barang-barangnya, ia kemudian mengunci pintu, menyalakan AC, lalu merebahkan diri di ranjang dan tidur. Menikmati kehidupan barunya, tanpa ayahnya.

TOK TOK TOK

Mata Ray yang baru saja terpejam, langsung terbuka. Siapa lagi ini ? Mungkinkah teman sekamarnya ? Ray bangkit dan berjalan untuk membuka pintu, menemukan seorang remaja seusianya dengan tas gunung yang begitu menonjol dan dua tas besar yang ia pegang di kanan-kirinya. Remaja itu tersenyum, giginya putih bersinar sementara kacamatanya agak miring. “ Halo.. Aku Jo.. “

“ Aku Ray., “ Ray diam sejenak, kemudian mempersilahkannya masuk. Ia memerhatikan setiap langkah Jo yang terasa aneh baginya, tapi mau bagaimanapun dia adalah teman sekamarnya saat ini. Keanehan bagaimanapun harus diterimanya.

Jo meletakkan semua barang-barangnya dengan sesegera mungkin. Ia langsung membuka jaketnya dan mengambil handuknya. Ray agak kaget, meski ternyata dia mau mandi. Ada ada saja keunikan teman sekamarnya itu. Karena berbeda dengan Ray, ia memilih untuk tidur daripada mandi dan itu dilakukannya sampai malam hari, dimana ia dibangunkan oleh Jo.

“ Ray.. Ray.. “ bisik Jo untuk membangunkan Ray, yang kemudian membuka matanya. “ Ada apa ? “

“ Kau mau makan kah ? “ tanya Jo, tapi Ray menggelengkan kepalanya. Tak berselang lama, terdengar suara perut Ray yang keroncongan.

“ Itu kau lapar. Makanlah ayo ! Ikut aku ke bawah ! “ Jo terus mengajaknya, namun Ray yang tahu uangnya sedikit sekali tetap menolaknya. Ia tak mau memberitahu alasan sebenarnya karena ia gengsi, tapi ia akhirnya jujur juga pada Jo. “ Maaf, tapi aku tak punya banyak uang. “

“ Hei, Ray.. kau belum tahu, ya ? “ Ray mengerutkan keningnya. Apa yang belum diketahuinya ? Jo melanjutkan ucapannya, “ Kita itu diberi jatah makan gratis. Tiga kali di universitas untuk setiap harinya mulai hari ini. Tapi, untuk minggu ini hanya di kantin asrama saja. “

Ray tertawa. “ Kau bercanda.. ? Kenapa ga bilang dari tadi ? Sialan ! Aku udah lapar banget ! “ Ia langsung bangkit dari ranjangnya, ikut dengan Jo ke bawah, ke kantin asrama.

Koridor tujuh yang semula gelap, kini mulai ramai dengan lampu-lampu kamar yang menyala. Ada beberapa penghuni asrama yang berkumpul di tangga, mengobrol bersama. Meski masih terasa sepi, tapi kehadiran beberapa orang sedikit banyak mengurangi kesunyian di asrama.

“ Oh ya, kau dari jurusan apa, Ray ? “ tanya Jo sambil berjalan menuruni tangga. Mereka memilih tangga, sengaja supaya bisa mengobrol lebih banyak.

“ Aku dari jurusan Hukum. Kau sendiri ? “ Ray bertanya balik. Pertanyaan yang dasar sekali, tapi setidaknya tidak buruk untuk pembuka percakapan.

“ Waw, Hukum ! Jurusan elit, tuh. Aku dari Teknik Informatika, “ jawab Jo dengan nada serendah mungkin.

“ Heh.. itu juga elit, ya.. “ Ray melirik tajam, menyeringai kepada Jo.

“ Ilmu padi abangkuuhhh.. “ Ucapan Jo itu seketika membuat mereka tertawa terbahak bahak. Apalagi ketika Ray membalas dengan, “ Kelas Capt.. “ lengkap dengan gestur hormat yang membuat mereka menikmati percakapan ini.

Di kantin asrama, para penghuni memenuhi meja-meja kantin. Hampir tak ada yang tersisa, kecuali dua kursi kosong tanpa meja. Dan akhirnya Jo menjaga dua kursi itu untuk mereka, sementara Ray yang memesan makanan untuk mereka. Cara membayarnya pun mudah, hanya dengan menyebutkan NIM, dan pesanan pun sudah terbayar. Betapa mudahnya.

“ Kau asli sini, Ray ? “ tanya Jo sambil menunggu pesanan mereka.

“ Ya. Kau sendiri ? “ Ray sebenarnya sedang membuka gamenya, namun tetap menjawab pertanyaan dari Jo untuk menghargainya.

“ Aku dari Pulau Riverex. Ke sini karena tertarik dengan kualitasnya, “ jelas Jo yang justru membuat Ray menyipitkan matanya, heran dengan jawaban dari Jo.

“ Lho, bukannya Insitut Teknologi Lautan Api lebih baik soal teknologi, ya ? Kenapa ga ke sana aja ? “ Fokus Ray sekarang terbagi dua, antara game dan mengobrol dengan Jo, bahkan tiga sebenarnya yaitu menunggu makanan, dan anehnya dia tak mau menghentikan salah satunya.

“ Ya.. ga tau.. lebih enak disini aja. Bapakku juga alumni sini. “ Ray hanya mengangguk angguk saja mendengar jawaban Jo. Kini dia fokus pada gamenya, tapi Jo masih berusaha menariknya ke pembicaraan. “ Oh, kau main game, ya ? Game apa ? “

“ Crisis Soldier.. kau main ? “ tanya Ray tanpa melihat ke Jo, matanya fokus pada layer gamenya.

“ Main, sih. Tapi, masih pemula banget. “ Jo membuka game dan menunjukkan betapa rendahnya levelnya di game itu. “ Ajarin aku dong, puh.. sepuh.. “

“ Hahahahaha.. “ Ray tertawa. “ Kau anak meme, ya ? “ tanya Ray dengan dahinya yang berkerut. “ Aku juga suka meme, kok. “

“ Yah, beberapa orang menganggap itu alay, sih. Tapi, bagiku itu lucu. “ Jo menambahkan.

“ Yah, meski meme itu lucunya receh, sih. “

Ray mengangguk. “ Receh, tapi lucunya tuh asik. “ Ia tersenyum, lalu berkata pada Jo, “ Mau tukar id kah ? Biar bisa main bareng. “

“ Boleh, tuh. “ Jo menyebutkan id gamenya dan mereka pun bermain game bersama sambil menunggu pesanan. Sialnya, saat bermain game, pesanan mereka justru tiba. Dan karena tak ada meja, terpaksa mereka memangkunya. Tapi, karena yang mereka pesan adalah nasi goreng dan itu masih panas, tangan kiri mereka memegang nasi goreng itu, sementara tangan kanan mereka memainkan game. Ga apa-apa yang penting ga AFK..

~~

1
wiz khalifa
lanjut thor, nungguin nih
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz: semangat juga kak
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
Weh jangan 😫
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz
tapi dia pun tak bisa keluar begitu saja karena situasinya
Acelinz
Memang pada dasarnya itu adalah sifat aslinya
Acelinz
Seperti itulah manusia, mudah tergiur akan sesuatu yang menarik tapi sebenarnya tidak jelas.
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
hah tak guna egois 😒
piyo lika pelicia
sebenar nya guru ini manfaatin mereka gak sih kok di fikir fikir gitu 🤔
Acelinz: benar, meski sebenarnya ada simpati dan harapan dari dosen tersebut kepada para mahasiswa nya
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
ya gak usah kuliah kalau mau bebas diam aja di hutan
piyo lika pelicia
murit yang nakal
piyo lika pelicia
semangat adik ☺️
piyo lika pelicia
bukan kekanakan marah lah di tinggal gitu aja bahkan apa yang dia bilang enggak di dengerin.😒
Acelinz: lebih kepada kecewa, hanya saja dia juga butuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!