NovelToon NovelToon
Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Persahabatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Xiao Chuhe

Seorang jenderal wanita pertama dari Kota Yunan bernama Liang Xinyu, terlibat aksi perampokan di dalam Kantor Jiandu, dia menyelamatkan perampoknya yang ternyata adalah pemuda dari dunia persilatan yang memiliki reputasi tinggi, Yi Xuan.

Karena merasa memiliki maksud yang sama, Yi Xuan memutuskan untuk membantu Liang Xinyu memecahkan masalahnya.

Padahal sebenarnya, Pendekar berjulukan Weihu Zhengyi ini memiliki niat tersembunyi dari kemunculannya. Dia adalah putra dari Wang Qingshu, seorang pengkhianat yang dipenggal karena membantai 57 orang Keluarga Liang dalam semalam.

Dia menjelajah dunia persilatan untuk menegakkan keadilan demi ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Chuhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Dekat Baru

Tiga orang keluar dari sebuah kereta kuda. Ketiganya berdiri berjejer di depan Kediaman Tuan Besar Guo. Rumah besar yang tampak lebih kuno itu terlihat misterius jika dilihat dari depan gerbang.

Yi Yusha menyenggol lengan Yi Xuan. "Bagaimana? Datang sebagai tamu atau sebagai penyusup?"

Yi Xuan menunjukkan dua jarinya. "Dua-duanya saja."

Ziqian refleks menoleh dengan heran. "Apa maksudmu?"

"Kau." Yi Xuan mengarahkan telunjuknya tepat di wajah Ziqian. "Ikut aku masuk sebagai tamu. Yi Yusha adalah mata-mata profesional, kamu menyusup ke dalam dan pastikan Tuan Besar Guo menemui kita tanpa dorongan atau hasutan dari orang lain.*

Yi Yusha mengangguk, dia memisahkan diri dan masuk lewat atap. Dia harus menemukan Tuan Besar Guo sebelum Yi Xuan dan Ziqian masuk ke dalam.

Di malam hari, kediaman luas dengan berbagai kamar dan paviliun itu terlihat membingungkan karena semua atapnya berbentuk sama.

Yi Yusha langsung turun setelah menemukan paviliun paling besar di antara yang lain. Itu pasti kamar Tuan Besar Guo. Yusha mengendap di sekitar paviliun itu.

Dia melihat Tuan Besar Guo berada di dalam bersama selirnya, Ning Ruanruan. Keduanya terlihat mesra sambil makan malam bersama.

Yi Yusha berdecih, "Mereka bahkan tidak sadar ada tamu yang sedang menunggu di luar."

Tak lama, seorang penjaga mengetuk pintu paviliun dan menyampaikan bahwa Tuan Muda Ketiga Jiang ingin bertemu dengan Tuan Besar.

Yusha bersembunyi dengan santai, dia menunggu Ziqian masuk bersama Yi Xuan. Seharusnya semua akan berjalan lancar jika Tuan Besar Guo tidak sulit diajak berbicara.

Tuan Besar Guo mengizinkan penjaga itu membawa masuk Ziqian. Sementara itu dia menyuruh selirnya untuk segera pergi karena makan malam juga sudah berakhir.

Para pelayan membersihkan meja, Tuan Besar Guo menyuruh mereka untuk menyiapkan teh terbaik. Kedatangan Tuan Muda Ketiga Jiang ini pastilah tidak sederhana.

Ziqian memberikan kotak panjang dari tangan Yi Xuan, dengan ramah dia meletakkan kotak panjang itu di atas meja.

"Ini adalah kali pertamaku datang ke Kediaman Tuan Besar. Aku menghadiahkan barang kecil ini sebagai bentuk persaudaraan." Ziqian menyerahkan kotak itu kepada Tuan Besar Guo.

Begitu membukanya, dia langsung terpana. Itu adalah lukisan super besar yang di dalamnya terlukis pemandangan gunung-gunung dan padang salju yang indah.

Di ujung jalan, ada gambar seorang pria yang sedang menggendong wanita yang sudah meninggal. Itu adalah lukisan yang sangat indah sekali.

"Lukisan ini dibuat oleh cendekiawan muda yang terkenal pada masanya. Lukisan ini hanya ada satu di seluruh dunia, usianya lebih dari seratus tahun, dan harganya pasti sangat mengesankan. Entah ada maksud apa Tuan Muda Ketiga Jiang memberikan lukisan berharga ini padaku?" Tuan Besar Guo tersenyum ramah. Dia tahu ada yang diinginkan pemuda ini di balik memberikan barang mahal padanya.

"Tuan Besar pandai memuji. Aku tidak tahu lukisan ini begitu berharga. Sepertinya aku tidak salah ketika memilihnya untuk diberikan kepada Tuan Besar sebagai hadiah," Jiang Ziqian membalas senyuman itu.

Dia pura-pura melihat gambar lukisan dengan lebih jelas, lalu pura-pura menanyakan makna yang tersirat di dalamnya, "Karena lukisan ini begitu berharga, pasti bukan merupakan lukisan biasa. Apakah Tuan Besar Guo mengetahuinya?"

Tuan Besar Guo tertawa renyah, "Sepertinya Tuan Muda Ketiga memang hanya berniat memberikan hadiah kecil padaku. Bahkan tidak mengerti arti lukisan yang dibelinya sendiri."

"Mohon Tuan Besar untuk mengajariku sedikit." Ziqian menautkan tangan untuk memohon sedikit pengetahuan itu.

"Menurut sejarah, lukisan ini ditulis oleh putra tunggal Jenderal Shen pada masa Dinasti Hui. Cendekiawan ini berjanji pada ayahnya untuk tidak pernah terjun ke dunia militer, Sang Putra menepati janjinya.

"Pada akhir kejayaan Dinasti Hui, Jin Daqiang memberontak dan menyebabkan perang besar antara dua pihak. Jenderal Shen dan istrinya, Komandan Xu berperang membela negara.

"Komandan Xu gugur di bulan pertama perang. Meski sudah mati, Jenderal Shen tetap melindungi istrinya dari serbuan panah musuh.

"Dirinya pun akhirnya mati karena tak sanggup hidup setelah ditinggal istri yang disayanginya. Jasad kedua orang yang berjasa itu digantung di tembok kota bersama ratusan pahlawan lainnya.

"Dinasti Hui jatuh ke tangan Jin Daqiang, cendekiawan ini menyesal seumur hidupnya. Jika dia terjun ke dunia militer dan ikut berperang bersama orang tuanya, dia mungkin bisa mati menggantikan mereka.

"Akhirnya, cendekiawan ini membuat sebuah lukisan besar sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk orang tuanya. Jenderal yang berjalan melewati gunung-gunung bersalju ini adalah Jenderal Shen yang sedang menggendong istrinya.

"Setelah lukisan dibuat, dia datang ke istana tempat Jin Daqiang si Pemberontak itu tinggal. Dia mengacungkan pedang dan bertekad ingin membunuh bedebah itu.

"Hanya saja dia jelas kalah kuat dari Jin Daqiang. Cendekiawan Shen akhirnya mati dengan kepala terpenggal di tangan orang yang sudah membunuh orang tuanya."

Tuan Besar Guo menghela napas berat, "Itu adalah kisah pilu salah satu prajurit di semenanjung benua ini. Setiap dinasti, selalu ada kisah menyedihkan lainnya."

Ziqian dan Yi Xuan saling menatap.

"Kudengar Tuan Besar Guo juga pernah mengabdikan diri untuk militer negara selama puluhan tahun sebelum akhirnya pensiun. Apakah Tuan Besar juga memiliki kisah pilumu sendiri?" Ziqian bertanya lagi.

Tuan Besar terdiam sambil menatap Ziqian cukup lama. Dia juga mengalihkan pandangannya pada pria di sebelah Ziqian yang sedari tadi hanya diam.

"Kedatangan Tuan Muda Ketiga sepertinya ada maksud lain, bukankah begitu, Tuan Muda Yi?" Tuan Besar Guo menatap Yi Xuan cukup lama dan tersenyum.

Yi Xuan menatap Ziqian sambil menelan ludah. Dia tidak berniat menyamar tapi Tuan Besar lebih dulu mengira bahwa dirinya pelayan di sisi Tuan Muda Ketiga.

Yi Xuan tersenyum, memberi salam pada Tuan Besar, "Maaf sebelumnya tidak menyapa Tuan Besar."

"Sepertinya kamu juga tidak sengaja memalsukan kematianmu. Seperti hari ini kamu tidak sengaja menyamar di depanku." Tuan Besar Guo terkekeh, "Katakan, apa yang kalian inginkan? Aku tidak menerima barang mahal tanpa membayar sepeser pun."

Ziqian menghela napas, "Karena sudah tau, aku akan mengatakannya secara langsung saja kepada Tuan Besar."

"Pada tahun peperangan, selain Jenderal Agung Liang Yi, apakah ada jenderal atau pejabat negara lain yang istri atau selirnya melahirkan? Atau, apakah ada pejabat yang satu angkatan dengan Tuan Besar yang menikahi gadis dari luar Ibu Kota?"

Tuan Besar tertawa, dia berdiri lalu mengatakan kalau perkataan Ziqian terlalu berbelit-belit.

"Aku ini hanya jenderal kecil di pojok medan perang yang luas. Aku tidak mengerti dan tidak pernah peduli dengan hal-hal yang kau tanyakan itu, Tuan Muda Yi. Aku tidak tahu siapa yang kau cari dan jawabannya tidak ada padaku."

Yi Xuan menghela napas berat, "Aku tahu Tuan Besar akan memberikan jawaban yang kami inginkan. Karena kamu tidak pernah membiarkan dirimu mendapatkan barang mahal tanpa membayar.

"Kecuali kalau kamu tidak menginginkan lukisan ini, Tuan Besar? Kalau begitu, kami akan mengambilnya kembali dan Tuan Besar tidak perlu menjawab apapun lagi."

Yi Xuan berdiri dan memberi salam, kemudian meminta Ziqian kembali membungkus lukisan itu dan membawanya pulang.

"Tunggu dulu!" Tuan Besar Guo, merasa tidak rela dirinya kehilangan lukisan mahal itu, dia meminta Ziqian untuk meletakkannya kembali di atas meja.

"Mohon Tuan Muda sekalian agar memberiku waktu untuk memeriksa catatan lama sebentar." Tuan Besar Guo pergi untuk memeriksa buku-buku lama di rak buku kamarnya.

"Aku ini orangnya sangat pelupa. Jika tidak mencatat dengan baik, aku akan melupakan semua teman-teman seperjuanganku di masa terdahulu.

"Kalian seperti sudah mencari orang yang tepat. Aku memang memiliki catatan kecil tentang nama istri dan anak teman-teman seperjuanganku."

Tuan Besar Guo meletakkan sebuah buku di atas meja, dan membiarkan Yi Xuan membacanya sendiri.

Catatan itu bertuliskan nama-nama jenderal dan prajurit yang berperang melawan Nanhu 20 tahun lalu. Beserta istri dan anaknya

Yi Xuan mendengus saat dirinya tidak menemukan hal yang janggal dari catatan ini, "Tuan Besar, apakah pada masa itu ada pejabat pemerintah yang istri atau selirnya melahirkan anak?"

"Menteri Bahan Pangan, Ye Cheng,"Tuan Besar menyebutkan sebuah nama.

"Siapa orang itu, Tuan Besar?" Ziqian bertanya antusias.

"Orang tua itu sudah lama meninggal. Tapi aku ingat dia pernah menitipkan istrinya, Nyonya Su, kepada Pasukan Xinzhou untuk dibawa melarikan diri ke Xinzhou.

"Bayinya baru berusia sebelas hari. Menteri Ye mengatakan kalau dia ingin istri dan anaknya selamat di tengah kecamuk perang ini, karena itulah mengirimnya ke Xinzhou yang lokasinya paling jauh dari perbatasan Nanhu."

Ziqian dan Yi Xuan saling menatap, mungkin inilah jawabannya. Mereka harus pergi ke Xinzhou untuk mengetahui di mana tempat Nyonya Su tinggal.

Di tengah obrolan, Yi Xuan mencium baru menyengat dari luar paviliun. Itu adalah sinyal yang diberikan Yi Yusha untuk menyuruh mereka cepat mundur.

"Tuan Besar, karena kami sudah mendapatkan jawaban yang kami inginkan, harap Tuan Besar menerima lukisan pemberian kami dan menjaganya dengan benar. Kami memiliki kesibukan lain, jadi harus segera pamit pergi."

Tuan Besar mengizinkan mereka pergi. Yi Xuan dan Ziqian bertemu Yi Yusha di depan gerbang kediaman. Yi Yusha buru-buru menyuruh Yi Xuan masuk ke dalam kereta.

"Ada seseorang yang tidak perlu kamu temui sedang berada di sini."

•••

"Aku tidak menyangka, ternyata Jenderal Agung sangat baik hati dan penyayang. Jenderal Agung, kapan-kapan bawa aku melihat-lihat kediamanmu, boleh, kan?" Tang Xi'er nyengir lebar, dia bersama Xinyu berjalan keluar kediaman Guru Besar untuk mengantar Xinyu pulang.

"Xi'er, kelak kita akan menjadi teman dekat, akan jauh lebih nyaman jika kamu memanggilku, Kakak Xinyu. Panggilan seperti tadi sangat tidak nyaman didengar," Xinyu merangkul pundak Xi'er sambil tersenyum lebar.

"Baiklah, Kakak Xinyu," Tang Xi'er balas tersenyum.

"Jika ada waktu luang, aku akan mengundangmu ke kediamanku untuk bermain. Besok kamu harus lebih fokus belajar, kudengar Guru Besar sampai kewalahan karena kamu sulit sekali disuruh belajar dengan baik." Xinyu terkekeh pelan.

Di depan gerbang Kediaman Guru Besar, Yu Ning dan Yu Shan sudah menunggu. Xinyu menatap Xi'er untuk berpamitan dengannya.

"Ayah itu suka mengada-ngada, aku ini tidak pernah malas belajar. Kakak Xinyu pulanglah. Kita akan segera bertemu lagi."

"Kalau begitu, saat bertemu lagi, aku menagih hafalan sepuluh bab pelajaran adab wanita. Apa kamu bersedia?"

Wajah Xi'er langsung tertunduk, dia mengangguk samar lalu melambaikan tangan saat Xinyu berjalan mendekati kereta kudanya.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, dia melihat sebuah kereta kuda di depan Kediaman Tuan Besar Guo. Dia juga melihat Ziqian dan Yi Yusha menaiki kereta kuda itu.

"Dari mana mereka?" Xinyu bergumam dalam hati.

Rupanya, di dalam kereta kuda itu terdapat orang lain, Xinyu mengetahuinya karena tirai jendela terbuka sedikit, Xinyu menatap heran dari kejauhan, "Pria itu, siapa?" Xinyu ingin berjalan mendekat sebelum kereta kuda itu berangkat.

"Nona!"

Tapi seruan Yu Shan mengejutkannya hingga dia mengurungkan niat. Dia berjalan kembali ke kereta kudanya. Dia melupakan kereta kuda Yi Yusha yang berhenti di depan kediaman Guo itu.

1
NurAzizah504
Aduh, patah hati lagi /Facepalm/
NurAzizah504
Lanjut, Kak /Grin/
NurAzizah504
Pastilah keturunan terakhir itu Xinyu
NurAzizah504
Pepet terus, jgn lepas /Facepalm/
NurAzizah504
Cemburu, ya, Bang, ya /Joyful/
Floricia Li
eeh lucu bangett
Floricia Li
seleranya yi xuan saaangat tinggi
Floricia Li
banyaknya selirnya 😅
NurAzizah504
Oh, wow sekali, Yi Xuan /Chuckle/
Floricia Li
hmmm dua duanya sama sama licik 😌
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Buat Yi Xuan makin merasa bersalah /Joyful/
NurAzizah504: /Joyful//Joyful/
Xiao Lianhua: nanti aku yang merasa bersalah beneran/Sob/
total 2 replies
mama Al
nah bisa jadi
mama Al
nona jika dia pendekar tampan apa kamu akan jatuh cinta
mama Al
betul betul betul
NurAzizah504
Aku berharap Yu Shan bisa sembuh
Xiao Lianhua: doain ya kak:)
total 1 replies
NurAzizah504
Makin bikin penasaran sama alurnya /Sob/
NurAzizah504: Eh, jgn, dong /Sob/
Xiao Lianhua: bersabarlah menantikan bab berikutnya😭😭 sepertinya besok bolos up lagi🤣
total 2 replies
Floricia Li
ngakak, kasihan banget 😂
NurAzizah504
Aih, kok, malah jadi gini? /Sob/
NurAzizah504
Ampun, deh, Ziqian /Sob/
Ryo Manawa
rajin bener upload nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!