NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 15 TERNYATA TIDAK SESERAM YANG DIDUGA

Sementara itu kepanikan masih menguasai Arabella, Michella, dan Aurellia saat menyaksikan Clarissa dengan berani menerobos keluar tirai pelindung.

Kalau saja tidak dicegat oleh Pak Burhan, mungkin Arabella juga ikut menerobos keluar menyusul Clarissa.

Sedangkan Michella dan Aurellia masih dikuasai kepanikan menyaksikan kejadian mengerikan ini. Namun mereka malah bingung mau berbuat apa.

"Teman aku, Papa," desah Indah dengan nada pilu. "Clara...."

"Tenang, kamu harus tenang!" bujuk Pak Burhan yang ternyata ayahnya Arabella menenangkan. "Tidak akan terjadi apa-apa dengan Tuan Putri."

"Kalian juga harus tenang!" kata Pak Burhan lagi, juga membujuk Michella dan Aurellia. "Tidak akan terjadi apa-apa. Percayalah!"

"Pak Hendra, putri Tuan Presiden," kata Jenderal Himawan penuh kekhawatiran yang sangat.

"Tenang, kita harus tenang!" kata Pak Hendra juga menenangkan keadaan. "Jangan panik! Manusia bertopeng hitam itu tidak akan menyakiti Tuan Putri, malah dia akan menjaganya dari serangan musuh. Percayalah!"

Jenderal Himawan dan Pak Wapres Bambang serta kedua ajudannya mana bisa tenang putri junjungan mereka dalam bahaya. Namun mereka bisa apa. Terpaksa harus mempercayai ucapan Pak Hendra dan Pak Burhan.

Sementara itu, Clarissa yang tadi berlari, terus berjalan cepat dengan langkah lebar menuju lelaki misterius.

Namun begitu 8 meter lagi jaraknya dengan lelaki bertopeng hitam, tiba-tiba lelaki itu berdiri dengan cepat, terus segera menghadapnya dan langsung menatapnya dengan tajam.

Tentu saja Clarissa terkejut bukan main hingga kedua kakinya seketika merandek. Bukan saja sekedar merandek, gadis berambut colat ekor kuda itu langsung terdiam bagai patung.

Wajah cantiknya yang tadi sudah pucat, kini makin bertambah pucat. Sepasang mata indahnya seketika membulat cukup lebar bagai melihat sesuatu yang amat menakutkan.

Ditambah lagi dia merasakan semacam suatu aura kekuatan yang aneh terpancar dari lelaki misterius itu yang membuat nyali langsung lumer.

Belum lama Clarissa menikmati perasaan takutnya, seketika napasnya hampir berhenti, jantungnya hampir copot. Suasana horor semakin mencekik perasaannya.

Matanya semakin membulat lebar mana kala melihat lelaki serba hitam itu bergerak amat cepat seraya mengayunkan pedang rampasan yang ada di tangan kanannya.

Clarissa tidak bisa melihat secara keseluruhan bagaimana lelaki misterius itu bergerak. Tahu-tahu orangnya sudah berada di depannya.

Bukan cuma itu saja, kapan mengayunkannya, tahu-tahu pedang yang berada di tangan lelaki itu sudah berada di atas kepalanya, siap membelahnya.

Semua orang yang masih berada di serambi dapat melihat adegan mengerikan itu. Ya, mereka semua menyaksikannya.

Jenderal Himawan, Pak Wapres Bambang serta kedua ajudannya makin merasakan ketegangan, kengerian, kehororan, kepanikan.

Tiga gadis cantik personil geng Red-Blue Girls 8 tidak kalah tegang dan panik melihat kejadian itu. Sementara mereka seolah tidak bisa melakukan apa-apa selain hanya berteriak histeris.

"Claraaa..., awaaas...."

"Lari, Claraaa....!"

"Awaaas, Clarissaaa...!"

Sedangkan Pak Burhan yang tidak terpengaruh dan bahkan seperti tahu akan keadaan, tidak berhenti menasehati ketiga gadis itu agar tetap tenang. Semua akan baik-baik saja.

Begitu pun juga dengan Pak Hendra yang sepertinya juga tahu akan keadaan sesungguhnya, terus saja menenangkan keempat aparat negara itu

★☆★☆

Sementara Clarissa seperti terhipnotis akan keadaan menegangkan sekaligus mengerikan itu. Sekujur tubuhnya seakan tidak bisa bergerak, seolah pasrah kepalanya dibelah. Tapi kengerian yang menggila makin mencabik-cabik perasaannya.

Begitu pedang itu tinggal satu jengkal lebih lagi di atas kepala Clarissa, tiba-tiba pedang itu terputar 180 derajat. Mata tajamnya seketika berada di atas, sedangkan sisi tumpulnya menghadap ke bawah.

Bukan itu saja....

Tanpa henti, tiba-tiba pedang itu meluncur turun dengan melenceng ke kiri dengan amat cepat lagi.

Sejurus kemudian terdengar bunyi berdentrang saat punggung pedang itu menghantam benda logam satu jengkal di samping sebelah kanan kepala Clarissa.

Traaangng...!

Clarissa kembali tampak terkejut ketakutan. Telinga kanannya terasa pekak mendengar dentrangan suara logam beradu.

Namun keberuntungan berpihak pada Clarissa, meski dia tidak menyadarinya. Kepalanya tidak sampai pecah akibat terkena benda logam yang ternyata bintang merah segi 5. Karena senjata rahasia itu langsung berbelok ke arah bawah akibat terhantam punggung pedang dengan kuat.

Sedangkan lelaki serba hitam itu, hampir bersamaan setelah melakukan aksi memukaunya tadi, dia segera merapat Clarissa di sisi kanan dengan cepat. Lalu tangan kiri merangkul pinggang ramping Clarissa tanpa malu dan sungkan, sepertinya.

Kejap berikut, tanpa perduli apakah Clarissa tersinggung atau tidak, lelaki bertopeng hitam itu langsung membawa si gadis mundur ke belakang dengan cepat sambil terus merangkul pinggangnya.

Sedangkan Clarissa, entah sadar atau tidak, dia tampak diam saja lelaki misterius itu merangkul pinggangnya dengan erat. Insiden mengerikan yang terjadi di depan matanya membuatnya seperti orang linglung.

Hampir bersamaan pedang di tangan lelaki misterius yang kini sudah berposisi seperti semula terus bergerak terayun mendatar ke samping kiri dengan cepat.

Sedangkan Clarissa tidak melakukan reaksi apa-apa. Dia hanya mampu menatap diam pedang itu dengan mata membelalak lebar melintas di depan wajah pucatnya, tanpa tahu maksud pedang itu terayun.

Dan tahu-tahu mata pedang yang melintas sesaat itu telah berbenturan dengan senjata rahasia yang sedianya tadi menyasar samping kepala Clarissa sebelah kiri.

Bintang merah segi 5 itu langsung terbelah dua, terus terlempar jauh ke dua arah yang berbeda.

Tunggu sebentar, ternyata serangan mematikan masih belum berakhir....

Sesosok Pasukan Siluman Topeng Merah yang entah datang dari mana, tahu-tahu dia sudah berada di samping kawannya yang lagi asyik berbaring pingsan.

Lalu seketika tangan kirinya mengibas ke arah lelaki bertopeng hitam dan Clarissa yang baru saja diselamatkan oleh lelaki misterius itu dari serangan kedua.

Maka melesatlah beberapa senjata rahasia dengan amat cepat dari balik lengan bajunya. Kejap berikut dia menusuk kepala rekannya dengan pedangnya sendiri hingga mati. Setelah itu dia berkelebat cepat tinggalkan tempat itu.

Sementara serba hitam, selepas menggagalkan serangan kedua, dia langsung melenting ke udara setinggi 6 meter dengan cepat sambil terus merangkul pinggang Clarissa. Sambil melenting ke udara tubuh mereka berputar sedikit cepat.

Maka senjata-senjata rahasia yang melesat ke arah mereka hanya lewat di bawah kaki saja. Lalu terus meluncur hingga menghantam tirai ghaib yang memagari kediaman Jenderal Himawan Subandhi.

★☆★☆

Sedangkan Clarissa, dibawa melenting ke udara cukup tinggi tentu saja dia terkejut dan sedikit merasakan kengerian. Maka refleks dia memeluk lelaki misterius tanpa sungkan, membenamkan wajah cantiknya di dada bidang si lelaki bertopeng hitam.

Gadis cantik itu tidak menjerit, tapi jantungnya cukup dibuat sedikit berdebar. Bukan karena dia takut akan ketinggian, namun dia cuma terkejut saja.

Di sela ketakutan dan kepanikan yang melanda perasaannya, namun ternyata hidung Clarissa tidak ikut panik. Hidung bangirnya dengan sadar dapat mengendus aroma yang menguar dari tubuh lelaki bertopeng hitam itu.

Aroma itu memang terasa aneh dan belum pernah Clarissa menciumnya, namun begitu lembut dan wangi. Apakah aroma itu adalah parfum lelaki misterius itu?

Setelah beberapa detik memanjakan hidungnya dengan aroma wangi tubuh lelaki itu, entah keberanian apa yang merasuki pikirannya, seketika dia mengangkat wajahnya.

Lalu di hadapkan ke depan wajah lelaki misterius itu yang cuma berjarak kurang dari satu jengkal. Dan tentu saja dia melihat wajah lelaki misterius yang tampak menyeramkan dengan amat jelas.

Eh tidak, bukan seram!

Begitu Clarissa menatap wajah datar itu lekat-lekat, ternyata wajah itu sebenarnya tidak seseram seperti yang dipikirkan. Dalam artian bukan wajah seram yang kasar, jelek buruk mengerikan seperti setan atau siluman.

Permukaan wajah hitam itu tampak halus meski agak tebal. Tampak gagah dan keren yang bisa dikatakan tampan. Apalagi dengan style pakaian yang dikenakannya itu, membuat penampilannya semakin keren.

Hanya saja ketika pertama kali melihatnya, tentu siapa pun akan merasa ngeri dan takut. Tapi kalau sudah melihat dengan jelas, dia sebenarnya berwajah tampan dengan penampilan model begitu.

Sementara itu, dengan masih berputar di udara, lelaki bertopeng hitam dan Clarissa meluncur turun ke bawah dengan ringan. Sedangkan Clarissa masih saja memandang wajah gagak yang amat dekat di depannya seakan tak mau berpaling.

Sampai saat ini benak gadis itu masih belum bisa menyimpulkan, apakah wajah yang berada cukup dekat di depan matanya itu adalah topeng atau wajah asli?

Karena baginya, cukup sukit membedakan antara topeng dengan wajah asli pada wajah lelaki misterius itu.

Sedangkan lelaki misterius yang ditatap sedemikian rupa seolah tidak menghiraukan. Sembari meluncur turun sepasang matanya yang menyorot tajam dilayangkan ke sekelilingnya.

Mengamati keadaan sekitar pelataran belakang kediaman Jenderal Himawan Subandhi selagi dia dan Clarissa masih berputar di udara.

Tidak sekerlingan mata pun melirik pada wajah cantik di depan matanya.

Tidak lama kemudian, sepasang kaki lelaki serba hitam dan Clarissa telah berpijak di atas lantai paving dengan ringan. Lalu hampir tanpa jeda lelaki misterius itu melepas rangkulan tangan kiri pada pinggang Clarissa.

Tetapi Clarissa, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, pelukannya pada tubuh lelaki misterius belum dilepas. Seolah-olah dia belum rela melepas tubuh yang selalu menguarkan aroma aneh namun wangi itu.

Tentu saja 3 sahabat cantiknya melihat adegan itu. Sehingga membuat mereka saling bertatapan dengan sorotan mata yang berbeda-beda.

Lalu mereka bergegas hendak menghampiri Clarissa yang masih memeluk lelaki bertopeng hitam. Namun tindakan mereka dengan cepat dicegat oleh Pak Burhan.

"Jangan gegabah!" kata Pak Burhan mengingatkan. "Keadaan masih belum aman sampai lelaki bertopeng itu menyatakan aman."

Dengan terpaksa mereka mengurungkan niatnya. Tapi sepasang mata mereka masih terus menatap Clarissa yang masih memeluk lelaki misterius itu.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!