NovelToon NovelToon
My Husband, I Love You

My Husband, I Love You

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Balas Dendam / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:813k
Nilai: 4.8
Nama Author: Afifatun Nasobah

Kalila Wulandari, seorang Office Girl disebuah perusahaan ternama.

Suatu hari presdir dikantornya digantikan oleh penerus berikutnya. Seketika Kalila langsung terkagum oleh ketampanan presdir baru itu, rasa kagumnya berubah menjadi cinta.

Hingga suatu hari, Kalila melupakan satu angka yang berakibat membuatnya menikah sang presdir.

Bagaimana satu angka mengubah hidup Kalila?

Kesalahpahaman terjadi karena siasat yang meleset dari orang ketiga.

Siapakah orang ketiga itu?

Yuk simak kisah Kalila Wulandari dan Keenan Alvaro Pradipta, Presdir baru yang membuat Kalila jatuh hati dalam sekali pandangan.

Penuh teka-teki karena balas dendam orang dimasa lalu...


NB : Kalau tidak halangan, akan UP tiap jam 12.00

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifatun Nasobah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Pekerjaan

" Hei! Kamu jangan bilang kaya gitu Lil, walau kita sahabatan belum lama, bukan berarti aku gak nganggap kamu sahabat disaat seperti ini. Aku percaya sama kamu, kalau kamu juga korban dalam kejadian itu." Ucapan Eva membuat Kalila merasa masih dihargai dan dipercaya.

" Maaf ya aku gak support kamu pas kemarin kamu dibully di kantor. Kemarin aku ijin, soalnya agak sedikit meriang." Ujar Eva menjelaskan ketidak adaan dirinya dikantor.

Kalila diam, ia merasa bersalah karena sudah salah paham.

" Kalo Siska sih katanya udah ketempat saudaranya yang nikahan. Jangan salah paham ya, kita gak masuk kemarin."

" Emm." Tak tau harus menjawab apa, dia salah sudah tidak percaya pada kedua sahabatnya.

" Terima kasih Va, aku gak nyangka kalau masih ada yang percaya padaku. Tapi sebenernya apa yang ada diberita itu gak bener. Gak terjadi apapun antara aku dan tuan Keenan." Ucapnya menjelaskan.

Mungkin dengan ini, akan ada sedikit celah membuktikan dia bukan perempuan seperti yang banyak orang bicarakan.

" Serius?!!!." Tanya Eva terkejut.

" Iya, semuanya hanya salah paham."

Kalila kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Eva secara detail, bagaimana ia salah kamar, Keenan memeluknya dalam keadaan mabuk, sampai saat seluruh keluarga Keenan memergoki mereka, sehingga terjadilah kesalah pahaman itu.

Walau dengan bercerita tak merubah keadaan, tapi sedikit meringankan beban pikirannya.

" Astaga...aku gak nyangka itu cuman salah paham."

" Ya begitulah...kebanyakan orang hanya menilai dari apa yang mereka lihat." Ucapnya lesu.

" Terus sekarang apa yang mau kamu lakuin?."

" Mungkin aku akan resign dari kantor, aku juga lagi diterminal."

" Terminal? Kamu mau pergi keluar kota?."

" Ya kurang lebih begitu, aku ingin menenangkan diri dulu."

" Hmm, baiklah aku mengerti. Jaga dirimu baik-baik ya, aku pasti bakal kangen sama kamu."

" Ya, makasih ya kamu mau percaya sama aku."

" Udah memang seharusnya kaya gitu, kitakan temen. Eh ralat, sahabat..."

" Terus kapan kamu mau balik kesini lagi?." Tanya Eva.

" Kalau soal itu belum ada rencana. Mungkin aku akan selamanya diluar kota."

" Yah, masa kita gak bisa ketemu lagi sih."

" Walau gak bisa ketemu, kan masih bisa telpon dan chattingan."

" Iya sih, tapi tetep aja rasanya beda. Kita masuk kerja hampir bareng, selau bertiga. Eh sekarang tiba-tiba kamu pergi."

" Ya udah, kalau keadaan sudah membaik dan aku ada waktu, aku usahain pulang."

" Nah gitu dong..."

" Eh udah dulu ya, pada bisik-bisik tuh liat aku telponan, soalnya ini masih jam kerja."

" Ya udah. Bye..."

" Bye juga." Balas Eva kemudian mengakhiri panggilan.

Kalila tersenyum mendengar perkataan Eva, Eva sudah memberinya semangat.

Kalila merasa bisa sedikit menghirup udara, ternyata ada yang masih percaya padanya. Siska, sahabatnya yang satu itu tidak menelponnya.

' Haah, dia pasti sibuk dengan acara keluarganya.'

Kalila meneguhkan hatinya, mulai sekarang ia harus belajar sabar, karena akan banyak orang-orang yang menggunjingnya saat melihatnya.

Apalagi, Keenan bukanlah sembarang pengusaha. Wajah pria itu sudah terkenal dimana-mana, walau baru beberapa bulan memimpin perusahaan. Pasti bukan hanya orang dikota yang sama dengannya yang tau akan berita ini, tapi juga luar kota.

Itu sebabnya, ia harus menyiapkan mental jika orang-orang lingkungan barunya akan melontarkan berbagai hinaan. Lagipula sudah menjadi hal wajar, orang akan menilai apa yang mereka lihat tanpa menelusuri lebih dulu kebenarannya.

Setidaknya, walau orang-orang baru itu menghinanya, dia tak akan bertemu dengan orang-orang yang ia kenal.

...

Kalila sudah sampai dikota barunya, kota yang menjadi tempat tujuannya. Sebuah kota terpencil yang jarang diketahui. Kalila mengingat kota ini karena saat kecil dulu, keluarganya yang masih utuh pergi untuk liburan kesini.

Kota dengan perkebunan teh yang mendominasi, membuat suasana yang menyejukkan dan menenangkan orang-orang dengan beban pikiran sepertinya.

Kini ia tengah membersihkan tempat tinggal barunya, sebuah rumah kontrakan berukuran minimalis. Ada ruang tamu, sebuah kamar tidur, kamar mandi, dan sebuah dapur kecil. Karena memang hanya orang miskin, kontrakan barunya sudah cukup nyaman baginya.

Dan untuk perabotannya juga memadai, mulai dari peralatan makan, peralatan masak seperti kompor gas dan sejenisnya, lemari, serta rice cooker.

Sudah sangat cukup baginya, lagipula biaya perbulannya juga tak terlalu besar, jadi tak mungkin ia berharap lebih. Ia bersyukur ia suka menabung, karena uang untuk kontrakan ia ambil dari uang tabungannya.

Sedangkan uang pesangon yang ia dapatkan akan digunakan untuk menyambung hidupnya sampai mendapatkan pekerjaan.

Sejenak ia lupa masalahnya, pindah ketempat baru memang solusi yang tepat.

Setelah selesai beberes, Kalila memutuskan untuk mandi, membersihkan tubuhnya yang lengket oleh keringat.

Setelah selesai mandi, ia memasak mie instan yang ia beli saat diperjalanan. Karena hanya ini makanan yang tak memerlukan banyak bahan agar siap dimakan.

Kalila menikmati makanannya dengan nikmat. Dilingkungan yang baru harus memulai semua dari awal. Cukup menatap masa depan tanpa menoleh kebelakang.

" Aah, rasanya nikmat sekali." Gumamnya kekenyangan.

Setelah puas menikmati makanan sederhananya, Kalila masuk kekamar. Ia harus cepat tidur malam ini, selain karena ia tak ingin terus melamun memikirkan nasibnya, besok dia juga harus mulai mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya.

Keesokan harinya, Kalila mulai menyiapkan surat lamaran. Ia tak berharap menjadi seorang pegawai, tapi siapa tau perlu. Iyakan?.

Kalila memutuskan jalan kaki, menyusuri bangunan disisi jalan, siapa tau ada yang membutuhkan lowongan. Satu persatu toko-toko ia datangi, mulai dari toko pakaian, konter HP, toko kelontong dan yang lainnya.

Namun, sampai pada jam makan siang, ia belum juga mendapatkan pekerjaan. Tak satupun tempat yang ia datangi membutuhkan karyawan baru. Berjalan sedari pagi membuatnya betisnya pegal. Ia memutuskan duduk diemperan sebuah restoran.

" Haah, lelahnya." Gumamnya mengusap keringat yang mengucur didahinya. Kemudian meraih botol aor mineral disampingnya yang tadi ia beli.

" Loh kok disini aja, pengunjung udah mulai ramai tuh." Ucap seorang wanita berseragam padanya. Membuat Kalila mengernyitkan dahi.

" Maksudnya?."

" Kamu Lastri kan? Karyawan yang baru?." Tanya wanita itu.

Kalila bangun dari duduknya..

" Sepertinya mbak salah orang, saya Kalila, bukan Lastri." Ucapnya menjelaskan dengan ramah.

" Loh salah orang ya, aduh maaf ya, saya gak tau soalnya wajah orang yang namanya Lastri. Saya kira mbak yang namanya Lastri lagi bingung mau masuk kedalam karena baru kerja." Jelasnya merasa tak enak hati.

" Iya gak papa mbak."

" Kalau gitu saya duluan ya."

" Eh tunggu mbak!." Cegahnya.

" Iya?."

" Disini masih butuh karyawan gak?."

" Emm, kemarin sih baru nerima karyawan baru, yang namanya Lastri itu. Tapi mungkin masih butuh. Saya tanya kemanager saya dulu ya..."

" Oh iya mbak."

Wanita itu langsung masuk kedalam, tak berapa lama ia kembali menghampiri Kalila.

" Ayo mbak masuk aja, katanya mba mau di interview."

" Beneran mbak?!." Tanya Kalila semangat. Secercah harapan sudah muncul dihadapannya.

" Iya."

Dengan semangat, Kalila mengikuti langkah wanita tadi menemui manager.

***

1
3sna
jgn jd bodoh untuk kesekian kalinya nan,selidiki dulu
3sna
ttp aja gk bener,seorng dgn setatus istri mo dia kabor ato apa ya gk pantes satu atap sm laki bukn siapa2nya
3sna
lha ngapain ngebrak2 meja lngsung aja kedepan,nopelnya bnykrn drma kyk india jeng jeng jeng
3sna
penjelsan dn percakapan yg sm dn diulng2
Riyah Gpm
cemburu tuh tanda bucin.. Presdir kenan
Cinta Aini
cembura ya mas kenan
Helena Martini
cerita nya bagus banget
Dhea Rosady
buat kalila ,knapa masih brtahan ,udh tinggalin aj tuan muda nya ,dri pda trus mnderita ,😅
Tatik R
❤❤❤❤
Sumarni Al Fa
👍👍
ousky
lanjutkan thor seri
ousky
next
ousky
seru lanjutkan thor
ousky
akui alin klai itu anak devan
ousky
kalila buka lembaran baru
ousky
apa maksd kenan
ousky
kalila sabar y
ousky
jahat keenan
ousky
ceruita yg bagus
ousky
kenan bukalah mata hati mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!