"apa ini mata ini bisa menembus segalanya" ucap seorang pria yang tersadar dari pingsannya.
"nona tahi lalat di punggungnya tampak begitu cantik".
"tuan di dalam tubuhmu terdapat gumpalan darah yang menumpuk dan sangat berbahaya".
"mata ini mampu melihat segalanya bahkan sampai menembus tubuh seseorang" ujar pria itu
novel ini menceritakan perjalanan seorang pria biasa yang berubah sejak mendapatkan sebuah mata yang tidak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 24 PESAN AYAH SANDRA
Kemudian dengan cepat Tina langsung memanggil penjaga toko bahwa dirinya ingin membeli kalung itu.
"Hanya membeli beberapa pakaian saja apa bagusnya, tidak sebanding dengan kalung yang akan aku belikan," Denada berjalan mendekati Samuel dan sengaja mengatakannya.
Akan tetapi Samuel masih tidak memperdulikannya dan justru Samuel malah mulai tertarik pada sebuah kalung di toko itu.
"Kalung ini kelihatannya lumayan," Samuel melihat sebuah kalung berlian.
"Halo tuan , harga kalung ini 4 milyar," ujar penjaga toko menghampiri Denada.
"Heh hanya 4 milyar saja," Denada masih terlihat sombong sambil tangannya membelai rambutnya.
Denada tampak tidak terlalu mendengarkan penjaga toko itu dan baru sedetik kemudian dirinya mulai sadar.
"Apa katamu kalung ini saja 4 milyar?" seketika Denada menjadi kaget.
"Sayang ayo cepat belikan," Tina merayu Denada dengan memperlihatkan bagian belahan dadanya.
Denada sendiri hanya diam, dirinya yang bekerja sebagai seorang manajer hanya menerima gaji 50 juta saja perbulan. Sehingga jika dirinya membeli kalung itu maka akan menghabiskan tabungannya.
"Sialan, baru bermain satu malam saja ingin aku mengeluarkan banyak uang, kamu pikir aku bodoh," pikir Denada.
"Ehem, sayang aku rasa kalung itu tidak cocok untukmu," ucap Denada kepada Tina.
"Kalung ini sangat cantik pasti sangat cocok denganku," paksa Tina.
Tina terus memaksa Denada untuk membelinya, tapi Denada terus menolaknya dengan berbagai alasan.
"Tuan tadi anda bilang begitu sangat ingin membelinya," penjaga toko tiba-tiba saja datang dengan membawa mesin pembayaran di tangannya.
Denada langsung terkejut dan mulai menggigit bibirnya sendiri. Dirinya lebih baik malu dari pada harus kehilangan begitu banyak uang.
"Aku tidak jadi," jawab Denada dengan pelan.
"Semuanya minggir!" teriak Samuel kepada Denada dan Tina yang menghalang jalannya.
Samuel mulai berjalan menuju ke arah penjaga toko kalung itu.
"Aku mau kalung itu," Samuel menunjuk sebuah kalung berlian yang berada di dalam sebuah etalase.
"Tuan kalung itu adalah sebuah kalung berlian terbaik di toko ini, kalung ini berharga 7 milyar," jelas penjaga toko.
"Bukan masalah," Samuel langsung menggesekkan kartu bank nya ke mesin pembayaran.
"Tit," pembayaran berhasil.
Sontak saja Denada dan Tina begitu terkejut melihat Samuel yang telah membayar kalung seharga 7 milyar.
"Brengsek sejak kapan dia mempunyai banyak uang?" ucap Denada dalam hati.
"Pria ini lebih murah hati dari pada Denada," Tina mulai tertarik dengan Samuel.
Setelah mendapatkan kalung berlian itu, Samuel mulai berjalan menghampiri Sandra. Samuel langsung memakaikan kalung berlian itu ke lehernya.
"Cepat pakai!" Samuel memakaikan kalung ke leher Sandra.
Sandra tampak diam saja dan pipinya mulai memerah, melihat Samuel sedang memasangkan kalung di lehernya.
"Samuel, kamu... Kamu terlalu menghamburkan uang," ujar Sandra terbata-bata.
"Kak kalung ini sangat cocok untukmu." Samuel telah selesai memasangkan kalungnya.
Denada yang melihat itu menjadi sangat jengkel dan marah. Dirinya merasa di permalukan oleh Samuel.
"Sialan aku biarkan kamu sombong kali ini, tapi tunggu saja nanti," ucap Denada.
"Ayo kita pergi," Denada mulai menarik tangan Tina hendak membawanya pergi.
Namum Tina langsung memberontak dan melepaskan tangannya.
"Dasar miskin berpura-pura kaya, pergi sana sendiri!" teriak Tina kepada Denada.
Denada pun menjadi terkejut dan membalikkan badannya, tapi tiba-tiba saja kaki Tina langsung menghantam bagian selangkangan Denada.
"Krak," terdengar suara telur yang pecah.
Rasa sakit yang luar biasa membuat Denada terjatuh dan tidak sadarkan diri. Tina sendiri sudah sangat jengkel kepada Denada, Tina telah memberikan dirinya kepada Denada, tapi hanya untuk sebuah kalung saja Denada begitu perhitungan.
Setelah memberi pelajaran kepada Denada, Tina mulai berjalan mendekati Samuel dan langsung merangkul tangannya.
"Pria tampan jika kamu membelikan ku sebuah kalung berlian, malam ini kamu mau apapun aku siap," tangan kanan Tina mulai meraba dada Samuel.
"Beraninya kamu merayu adikku," teriak Sandra melihat kelakuan dari Tina.
Sebelum Samuel menjawab apa-apa, Sandra secara mengejutkan langsung melayangkan sebuah pukulan ke arah Tina.
"Buk," Pukulan Sandra langsung membuat Tina terpental.
Samuel tampak terkejut dengan perbuatan Sandra ini. Selama mereka bersama baru kali ini Samuel melihat kakaknya begitu sangat mengerikan.
"Mati saja," ucap Sandra sambil mengepalkan tangan kanannya dan di ikuti oleh tatapan membunuhnya.
Setelah membereskan Tina, Sandra langsung kembali ke sifat awalnya.
"Baik sudah selesai belanja ayo kita pergi," ajak Sandra melihat Samuel yang masih dengan keadaan terkejut.
Kemudian mereka langsung berjalan menuju ke pintu keluar mall. Mereka menaiki mobil, melanjutkan perjalanan menuju ke rumah baru Samuel.
Sampai di sana Samuel langsung memarkirkan mobilnya di garasi. Sandra begitu kagum melihat rumah mewah yang ada di hadapannya. Sandra tidak pernah bermimpi untuk memiliki rumah sebesar ini.
Samuel langsung mengajak Sandra untuk masuk ke dalam rumah dan sejak itu mereka berdua telah tinggal di sana.
Malam hari Sandra tidak sengaja melihat Samuel yang sedang duduk di kamarnya sambil memainkan ponselnya. Pintu kamar Samuel terbuka jadi Sandra bisa melihat keadaan di dalamnya.
Melihat Samuel yang telah banyak berubah dan telah tumbuh dewasa, Sandra mulai mengingat perkataan ayahnya.
"Ayah berkata tunggu sampai adik dewasa, lalu menikah dengannya dan menjadi istrinya."
Sandra memikirkan itu sambil memegangi dadanya.
"Aku...?" perasaan Sandra campur aduk sambil memandangi Samuel secara diam-diam.
Kemudian muncul kenangan di pikiran Sandra, di mana ayahnya yang dalam kondisi sakit sedang berbicara kepadanya.
"Sandra, ayah dan ayahnya Samuel sudah lama berteman, bahkan kami sudah sepakat untuk menjodohkan kalian," ujar ayah Sandra yang sedang terbaring dalam kondisi sakit.
"Tapi aku berharap kamu bisa menjaga Samuel baik-baik!" sambung ayah Sandra.
"Iya ayah tenang saja, aku bisa melakukannya," jawab Sandra dengan sedih melihat kondisi ayahnya.
"Sedangkan sekarang...?" Sandra kembali menatap Samuel dari luar pintu.
Setelah itu Sandra juga pergi kembali menuju ke kamarnya untuk istirahat. Pikiran Sandra di penuhi tentang perkataan ayahnya dahulu kepadanya.
Pagi hari Samuel telah terbangun dari tidurnya dan mulai berjalan ke luar kamar. Kemudian Samuel melihat Sandra yang juga baru mau keluar kamar.
"Janji yang harus di tepati, bagaimana ini...?" ucap Sandra sendiri sambil mengucek matanya.
Sandra semalam susah untuk tidur karena memikirkan ini semua, sehingga matanya masih dalam kondisi mengantuk.
"Kak selamat pagi," sapa Samuel sambil tersenyum.
Mendengar suara Samuel ini Sandra langsung terkejut. Akibat memikirkan hal itu Sandra menjadi bingung harus bagaimana jika bertemu Samuel. Sandra dengan cepat langsung masuk ke dalam kamar lagi, seolah melihat hantu.
"Eh," Samuel hendak berbicara kepada Sandra, tapi Sandra sudah menghilang.
"Ada apa, apa aku begitu sangat menakutkan?" pikir Samuel.
"Sudahlah lebih baik aku pergi saja," ujar Samuel sendiri sambil berjalan pergi.
Tapi kemudian Sandra kembali membuka pintu secara perlahan dan mulai mengintip Samuel yang telah menjauh.
"Samuel jangan salahkan kakak," ucap Sandra.
Siang hari Samuel sedang berjalan kaki di sebuah jalan dekat rumahnya. Kemudian ketika Samuel melewati jalanan yang sepi, dua buah mobil Jeep secara tiba-tiba berhenti di depannya.
Turun dari dalam mobil 6 pria dengan banyak tato di tubuhnya, bahkan mereka juga membawa pipa baja di tangannya.
"Akhirnya aku menemukanmu," ucap salah seorang dari mereka yang ternyata adalah Denada.
Denada datang untuk membalas dendam atas perlakuan Samuel sebelumnya.
"Kalian cepat hajar dia!" teriak Denada tanpa basa-basi.
Seketika 5 orang pria dengan pipa baja di tangannya mulai bergerak menyerang Samuel. Akan tetapi Samuel terlihat begitu tenang dan mulai muncul sekilas cahaya di matanya.
"Kali ini kamu akan menyesal karena telah berurusan dengan ku," ujar Denada sendiri melihat Samuel yang akan di hajar oleh orang bayarannya.
Mereka langsung melayangkan pipa bajanya ke arah Samuel, akan tetapi dengan kehebatan mata Samuel, serangan itu tidak dapat mengenai.
Pergerakan mereka seolah sangat lambat di mata Samuel. Setelah itu justru Samuel mulai melayangkan serangan balik kepada mereka.
"Buk," Samuel mulai melayangkan tinjunya secara bertubi-tubi dengan cepat.
"Brak," satu persatu dari ke 5 orang itu mulai berjatuhan dan tidak sadarkan diri.
Hingga hanya dalam waktu sebentar saja, Samuel telah berhasil mengalahkan mereka semua.
jangan lama lama thuor....kangen niiiiii......!!